Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2013

Pupuk Cinta itu Bernama Ikhlas

Gambar
K etika berwisata kopdar di Jakarta kemarin, sebenarnya ada seseorang yang ingin banget saya dolani. Namun sayang, karena keterbatasan waktu membuat saya mengurungkan niatan itu. Bukan, orang itu bukanlah seorang blogger. Hanya seorang warga biasa, tapi memiliki segudang prestasi karya yang menurut saya luar biasa. Sebut saja namanya bang Idin. Pria asli Betawi yang berjuang diantara jutaan warga ibukota yang mengalami degradasi peduli. Seorang pahlawan konservasi yang berkarya di pinggir bantaran sebuah kali bernama Pesanggrahan. Demikian pula halnya saat saya di kota kembang, Bandung. Saya pun ingin bertemu dengan salah satu warganya yang menurut saya istimewa. Niatan itu pernah saya utarakan dulur-dulur blogger Bandung saat itu. Tapi sayang, lagi-lagi keterbatasan waktu menghalang. Pak Sariban urung saya dolani. Padahal saya sudah punya rencana untuk mencoba merasakan sensasi aksinya. Menjadi seorang relawan kebersihan yang memungut sampah-sampah di pinggir jalan. Kenapa say

BBM.. oh BBM

Gambar
Menanti kejujuran Harapkan kepastian Hanya itu yang sanggup aku lakukan M ungkin lirik lagu di atas bisa mewakili gambaran situasi yang terjadi di masyarakat saat ini. Saya atau pun anda hanya bisa menanti saja perubahan kondisi yang sebentar lagi akan terjadi. Tentang palu kebijakan pemerintah yang mungkin dalam beberapa hari  akan diketok secara resmi. BBM akan naik lagi ! Itulah opini yang santer terdengar beberapa hari ini. BBM, Benar Benar Menarik untuk diperbincangkan. Menarik, karena sukses membuat rakyat panik. Ya, mereka panik jika BBM nanti Benar Benar Mahal . Jadi mereka pun melakukan aksi Berbondong Berhimpit Mengantri untuk mengisi full isi tangki. Bagi mereka yang memiliki motor atau mobil, tentu kondisi ini akan membuat mereka sengsara. Tapi sebaliknya, menjadi semacam pesta pora untuk segelintir masyarakat kita. Momentum jelang kenaikan yang mereka manfaatkan lewat aksi Bareng Bareng Menimbun , lalu Buru-Buru Menaikan harga sebelum waktunya. Si cair be

Wisata Kopdar : Antara Tante dan Mantan Majikan (Jakarta bagian 4)

Gambar
M ungkin ada diantara anda yang bertanya-tanya dengan judul posting di atas. Si satpam sebenarnya mau cerita kopdar atau mblarah sih? Hehehe, enggak kok masih seputar wisata kopdar kemarin. Mungkin cuma ingin  menjajal peruntungan lewat kata kunci saja. Sekalian mencoba membuat kecele para pencari artikel lewat keyword berbau nakal. Tapi tetap, artikelnya masih relevan kok sesuai judulnya. Tentang cerita perjumpaan dengan tante dan mantan majikan saya saat di Jakarta. Selain emak online, di blogsphere saya pun mengenal seorang blogger yang akrab dipanggil tante. Tak hanya saya, Aim dan Api Kecil pun sudah terbiasa menyematkan panggilan tante buat beliau. Menurut yang bersangkutan sih, tante itu merupakan panggilan kesayangan khusus dari blogger Jember buat dirinya. Tante Monda empunya Berbagi Kisahku , itulah yang tante yang saya maksudkan. Ada yang masih belum kenal tante saya? Nah, terus kalau mantan majikan itu siapa? Apa saya pernah menjadi asisten rumah tangga saat di J

Wisata Kopdar : Mom, You Will Stay Alive (Jakarta bagian 3)

Gambar
H ingga hari ini ada satu kebiasaan buruk yang masih belum bisa saya hilangkan. Molor, itulah kebiasaan yang saya maksudkan. Bukan, saya bukanlah seorang jagoan tidur. Mungkin karena sudah terbiasa dengan gaya hidup sebagai manusia nokturnal saja. Menjadikan malam sebagai masa untuk melakukan semua geliat aktifitas saya. Sebaliknya, saat siang hari  justru saya jalani bak sleeping beauty saja. Ya, saat adzan Subuh berlalu dikumandangkan, biasanya saat itulah mata saya baru bisa dibujuk terpejam. Apakah semua itu gara-gara saya masih belum menemukan Marpuah? Ah entahlah, yang jelas hingga hari ini saya masih saja menjadi seorang lelaki yang dirindukan mentari. Molor itu biasanya saya alami saat tidur di rumah saja. Saat melakukan  petualangan macam di gunung atau hutan, justru saya menjadi orang yang bangun tepat waktu. Demikian pula saat numpang tidur di rumah orang, jarang-jarang saya bangun kesiangan. Molor itu menurut  hanya soal niat saja untuk tidur dan bangun sesuai waktu