ALHAMDULILLAH

Suatu hari ada seorang teman  menggerutu gara-gara pas lagi enak-enaknya santai duduk tiba-tiba saja kepalanya dikasih "rejeki dari atas".  Seekor burung yang tentu saja tidak mempedulikan apa yang ada dibawahnya tanpa rasa berdosa membuang hajatnya tepat di atas kepala teman saya. Karuan saja teman saya tersebut marah dan melampiaskannya dengan memaki burung tersebut (sing salah sopo?).
Untuk menghibur hati teman tersebut saya bilang "Disyukuri sajalah rejeki itu, beruntung cuma burung. coba bayangin seandainya yang terbang  diatas kepalamu itu kebo atau gajah?".


Anekdot diatas merupakan gambaran bahwa sesial apapun kenyataan yang kita terima dalam kehidupan, kita patut untuk mensyukurinya, karena tanpa kita sadari banyak sekali orang-orang yang nasibnya lebih sial dari kita.


Dulu saya adalah seorang yang paling kurang begitu menerima jika ada kesialan atau ketidakadilan yang menimpa pada diri saya, namun seiring waktu barulah saya menyadari jika kita hanyalah pelaku dari sinetron kehidupan ini dan Allah sebagai Sutradaranya. Jadi enggak mungkin kita protes dengan apa yang sudah menjadi skenario dari Sang Sutradara. Tugas kita hanyalah menjalani dan mensyukuri semua  yang telah diberikan oleh-Nya. Bukankah cobaan dari Allah tidak akan melebihi kekuatan dari hamba-Nya?


Do i't..!!


itulah yang harus kita kerjakan sebagai manusia..
berDOa agar semua yang kita cita-citakan mendapatkan keberhasilan.
Ikhtiar/usaha untuk meraih keberhasilan tersebut.
Tawakal jika ternyata garis yang ditentukan Allah tidak sesuai dengan harapan kita.


Semua manusia pastilah tidak akan pernah terlepas dari permasalahan, namun hanya orang bijaklah yang bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari setiap permasalahan hidup tersebut. Setiap masalah haruslah kita terima dengan lapang dada, karena inti dari Sang Khalik memberi masalah buat kita pada dasarnya adalah mendidik supaya kita bisa lebih berpikir dewasa lagi.


Tanpa adanya masalah, nikmat Allah yang bernama bahagia pastilah akan terasa hambar, karena bagaimana kita bisa merasakan arti dari sebuah kebahagiaan, jika tiap hari kita diliputi kesenangan..??
Jadi kenapa kita harus terlalu larut dalam kesusahan saat dilanda masalah?? Apakah kita sudah lupa jika lebih banyak nikmat yang kita terima dibanding dengan masalah yang kita terima dalam kehidupan ini..? Lantas kenapa lidah kita masih sulit untuk membiasakan mengucap Alhamdulillah..??


Ketika tak punya uang ucapkanlah ALHAMDULILLAH, sebab masih beruntung kita masih punya nafas...
Saat dikhianati pacar ucapkan ALHAMDULILLAH, sebab masih beruntung dia tak jadi nikah dengan kita...
Saat tak ada iklan yang bisa diklik seperti sekarang ini saya ucapkan ALHAMDULILLAH, sebab saya masih beruntung bisa mengeluarkan uneg-uneg saya tentang nikmat ALLAH yang bernama ALHAMDULILLAH...!!

Komentar

  1. Hahaha..essip..Alhamdulillah itu masih burung, coba kalau gajah,,pasti langsung merona rona alias teng teng.....

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah masih di dalam Jatim, coba bayangin di Papua.. kan iso gandol pesawat ha.ha.ha

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima kasih telah membaca artikel dengan cara seksama dan tidak dalam tempo sesingkat-singkatnya