Saya 'kan Senior
"Mas punya memory card?", tanya seorang anak kecil dengan polos kepada saya.
"Oh Card Reader tah?", Saya pun memberikan sebuah card reader kepadanya, karena tanpa dijelaskan lebih lanjut saya sudah paham apa sebenarnya yang dibutuhkan anak tersebut.
Selang beberapa menit kemudian si anak kecil tadi kembali menghampiri saya sambil membawa card reader
"Mas piye cara masange?".
Saya pun membantu anak tersebut memasang memori card anak tersebut ke dalam card reader. Tak lupa pula saya mengingatkan agar card readernya nanti dicolokkan di belakang komputer tempat dia ngenet.
Tak seberapa lama kemudian lagi-lagi si anak kecil itu menghampiri saya, "Mas cara ngopy lagune gimana?", tanya dia sambil garuk-garuk kepala.
Saya segera menghampiri bilik tempat anak kecil tersebut ngenet, yang kebetulan letaknya tidak begitu terlihat dari meja operator. Di sana saya melihat ternyata si anak kecil tersebut tidaklah sendirian. Ada dua orang anak seumuran SMA yang juga berada di bilik tersebut.
Akhirnya saya pun mengerti letak permasalahan dari anak kecil tersebut. Ternyata si anak tidak memperhatikan apa yang tadi saya sarankan agar card readernya dicolokkan di USB belakang komputernya.
"Piye bisa ngopy dik, lah wong memori kamu saja enggak terbaca di komputernya. tadi sudah saya bilang card readernya colokin di belakang kan?", kata saya ngedumel.
"Makane dul didengerin orang ngomong", kata salah satu teman anak kecil tersebut. Lucunya lagi salah satu teman anak tersebut nampak mendorong kepala si anak sebagai rasa kejengkelan karena mungkin anak tersebut dianggap melakukan kesalahan.
"Harusnya kan kamu mas yang tadi datang ke saya, bukan malah nyuruh temanmu yang enggak tahu apa-apa ini?", pendelik saya ke pada dua anak tersebut.
Dulur blogger, perpaduan antara yang muda dan yang tua tentu saja dibutuhkan dalam sebuah interaksi di kehidupan bermasyarakat kita. Namun kadangkala ada seseorang yang menganggap jika kita telah menjadi seorang senior/tua, kita berhak untuk melakukan apapun kepada yang lebih muda/yunior. Banyaknya kasus perploncoan yang terjadi di lingkungan sekolah, kampus dan diklat-diklat organisasi, saya pikir semua terjadi karena kurangnya pemahaman tentang makna dari kata SENIOR. Senior diartikan sebagai sebuah status jika yang tua itu lebih tahu segala-galanya dari yang muda. Yang muda harus menuruti semua perintah yang tua atau kalau perlu yang muda harus mengalah meski tidak salah.
Demikian halnya yang terjadi pada si anak kecil dalam cerita di atas. Karena merasa lebih tua, dua orang anak SMA tersebut dengan seenaknya menyuruh seorang anak kecil tersebut. Sebaliknya si anak kecil dengan terpaksa menuruti kemauan temannya, karena mungkin saja si anak merasa takut kepada temannya yang lebih tua.
Senioritas mungkin tidak akan pernah terjadi manakala kita sadar dengan status senior/yunior yang saat ini kita sandang. Jika menjadi seorang senior jadilah seorang senior yang baik. Seorang senior yang bisa membingkai semua perintahnya kepada yang lebih muda dengan cara yang bijak. Yah, sebuah perintah yang bukan hanya sebatas bernilai kewajiban yang harus dijalankan oleh yang muda, tapi di dalam perintah itu ada sebuah pelajaran yang bisa didapatkan layaknya si anak kecil yang sekarang sudah mengenal arti dari benda bernama card reader. Dan di saat yang muda melakukan kesalahan ada baiknya pula kita mau berkaca, karena bisa jadi dibalik kesalahan yunior kita mungkin di situ ada kesalahan kita pula.
Dalam pencinta alam saya mengenal doktrin jika tidak ada senioritas di dalamnya. Demikian juga di ranah blogsphere saya sering mendengar pula kata-kata "Tidak ada senioritas dalam dunia blogging". Jika saat ini kita menjadi orang yang lebih muda dibanding yang lain, semoga kita tidak mengartikan kalimat tersebut dengan dangkal. Meski adakalanya kita tak bisa nurut pasrah bongko'an begitu saja kepada yang lebih senior, tapi budaya unggah-ungguh (sopan santun) haruslah kita kedepankan kepada yang lebih senior dari kita.
Semoga saja kita tidak menjadi silap mata dengan status senior yang kita punya. Selalu mengayomi dan merangkul yang lebih muda layaknya adik-adik atau anak-anak kita sendiri, sebab pada hakikatnya kita adalah pribadi yang tak bisa berdiri sendiri. Mati pun kelak kita membutuhkan yang lebih muda untuk menguburkan jasad kita. Jadi kenapa kita harus terlalu membanggakan status senior yang saat ini kita sandang?.
sumber gambar : yisristona.blogspot.com
"Oh Card Reader tah?", Saya pun memberikan sebuah card reader kepadanya, karena tanpa dijelaskan lebih lanjut saya sudah paham apa sebenarnya yang dibutuhkan anak tersebut.
Selang beberapa menit kemudian si anak kecil tadi kembali menghampiri saya sambil membawa card reader
"Mas piye cara masange?".
Saya pun membantu anak tersebut memasang memori card anak tersebut ke dalam card reader. Tak lupa pula saya mengingatkan agar card readernya nanti dicolokkan di belakang komputer tempat dia ngenet.
Tak seberapa lama kemudian lagi-lagi si anak kecil itu menghampiri saya, "Mas cara ngopy lagune gimana?", tanya dia sambil garuk-garuk kepala.
Saya segera menghampiri bilik tempat anak kecil tersebut ngenet, yang kebetulan letaknya tidak begitu terlihat dari meja operator. Di sana saya melihat ternyata si anak kecil tersebut tidaklah sendirian. Ada dua orang anak seumuran SMA yang juga berada di bilik tersebut.
Akhirnya saya pun mengerti letak permasalahan dari anak kecil tersebut. Ternyata si anak tidak memperhatikan apa yang tadi saya sarankan agar card readernya dicolokkan di USB belakang komputernya.
"Piye bisa ngopy dik, lah wong memori kamu saja enggak terbaca di komputernya. tadi sudah saya bilang card readernya colokin di belakang kan?", kata saya ngedumel.
"Makane dul didengerin orang ngomong", kata salah satu teman anak kecil tersebut. Lucunya lagi salah satu teman anak tersebut nampak mendorong kepala si anak sebagai rasa kejengkelan karena mungkin anak tersebut dianggap melakukan kesalahan.
"Harusnya kan kamu mas yang tadi datang ke saya, bukan malah nyuruh temanmu yang enggak tahu apa-apa ini?", pendelik saya ke pada dua anak tersebut.
Dulur blogger, perpaduan antara yang muda dan yang tua tentu saja dibutuhkan dalam sebuah interaksi di kehidupan bermasyarakat kita. Namun kadangkala ada seseorang yang menganggap jika kita telah menjadi seorang senior/tua, kita berhak untuk melakukan apapun kepada yang lebih muda/yunior. Banyaknya kasus perploncoan yang terjadi di lingkungan sekolah, kampus dan diklat-diklat organisasi, saya pikir semua terjadi karena kurangnya pemahaman tentang makna dari kata SENIOR. Senior diartikan sebagai sebuah status jika yang tua itu lebih tahu segala-galanya dari yang muda. Yang muda harus menuruti semua perintah yang tua atau kalau perlu yang muda harus mengalah meski tidak salah.
Demikian halnya yang terjadi pada si anak kecil dalam cerita di atas. Karena merasa lebih tua, dua orang anak SMA tersebut dengan seenaknya menyuruh seorang anak kecil tersebut. Sebaliknya si anak kecil dengan terpaksa menuruti kemauan temannya, karena mungkin saja si anak merasa takut kepada temannya yang lebih tua.
Senioritas mungkin tidak akan pernah terjadi manakala kita sadar dengan status senior/yunior yang saat ini kita sandang. Jika menjadi seorang senior jadilah seorang senior yang baik. Seorang senior yang bisa membingkai semua perintahnya kepada yang lebih muda dengan cara yang bijak. Yah, sebuah perintah yang bukan hanya sebatas bernilai kewajiban yang harus dijalankan oleh yang muda, tapi di dalam perintah itu ada sebuah pelajaran yang bisa didapatkan layaknya si anak kecil yang sekarang sudah mengenal arti dari benda bernama card reader. Dan di saat yang muda melakukan kesalahan ada baiknya pula kita mau berkaca, karena bisa jadi dibalik kesalahan yunior kita mungkin di situ ada kesalahan kita pula.
Dalam pencinta alam saya mengenal doktrin jika tidak ada senioritas di dalamnya. Demikian juga di ranah blogsphere saya sering mendengar pula kata-kata "Tidak ada senioritas dalam dunia blogging". Jika saat ini kita menjadi orang yang lebih muda dibanding yang lain, semoga kita tidak mengartikan kalimat tersebut dengan dangkal. Meski adakalanya kita tak bisa nurut pasrah bongko'an begitu saja kepada yang lebih senior, tapi budaya unggah-ungguh (sopan santun) haruslah kita kedepankan kepada yang lebih senior dari kita.
Semoga saja kita tidak menjadi silap mata dengan status senior yang kita punya. Selalu mengayomi dan merangkul yang lebih muda layaknya adik-adik atau anak-anak kita sendiri, sebab pada hakikatnya kita adalah pribadi yang tak bisa berdiri sendiri. Mati pun kelak kita membutuhkan yang lebih muda untuk menguburkan jasad kita. Jadi kenapa kita harus terlalu membanggakan status senior yang saat ini kita sandang?.
sumber gambar : yisristona.blogspot.com
Satu :D
BalasHapusdua..*ambil antrian*
BalasHapusLamanya ngeblog bukan berarti senior juga, kan? Karena bisa jadi, yang udah lama ngeblog itu tetep aja sama dudulsnya dari pertama kali ngeblog sampai sekarang
BalasHapus*buru2 ngambil cermin, mengakui kedudulan diri :))
Tiga *sambil asah pedang*
BalasHapusempaattt.....
BalasHapusWoooo.. ngunu kuwi si Mbah rak iso ngitung nuuuu... kene2, sinau sik, Mbah...
BalasHapus#ngasah golok
Setujuu Mase..
BalasHapusJadilah senior yang baik,tetep merangkul juniornya menjadi lebih baik,..
aku dah tuwa,berarti senior ya..
hayo ojo macem2..*ngasah keris*
BalasHapushahaha iki orang-orang ketularan di Warung ya. komene membabibuta.. hajar bleh *ngasah tombak*
BalasHapussenior junior menurut saya ga ada, akan lebih tepat bila diantaranya bsa saling mengisi, melengkapi, mengayomi, mendidik, mendukung, dsb.
BalasHapusIng ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani :D
hahahahaa, ini yang komen pada dudul yaaa.. niatnya dhe mo komen serius, jadi malah ketawa.. wes ah, gk jadi komennya yah.. pada ngambil golok sama keris segala, dhe muleh wae nang Palembang.. :P
BalasHapusHahaaa..dhe..dehe..ayo komen serius..
BalasHapusjangan di anggep komen2 di atas..
Anazkia@
BalasHapuskalau anda termasuk senior loh mbah hehe
Nchie@
he-eh teh Nchie termasuk senior buat saya
Mabrurisirampog@
betul kang saling melengkapi karena masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan
Dhenok Habibie@
komennya di SMS aja deh Dhe
empat belas..
BalasHapusTernyata nomor sebelas sudah terisi sama Dhe sayang.. Akhirnya kebagian nomor empat belas, haha..
BalasHapusSam Lozz memang senior yang membimbing, terbukti kulo saget posting tindak BLOg niki
BalasHapus^-^
terima kasih persahabatn skligus guru bimbingannya sam LOzz
tujuh belas....
BalasHapus*tinggal apa yang tersisa?*
ini ngantri sembako bukan?
Anak SMA itu masih kecil ya? hihihi.
BalasHapusSudah membudaya mungkin ya senior dan yunior itu. Nggak asyik kalo nggak ada. hihihii..
lah kalo di dunia blog? saya memang ada perasaan masih yunior kok... jadi mohon bimbingannya ya,,,, hhihii
terkadang lebih terbawa karena sikap gengsi. Yg senior merasa lbh berhak utk apapun. Sekalipun senior ini jelas salah tapi dimata junior dia akan ttp merasa benar karena sikap gengsinya tdk terlalu gde dari pda kualitas pribadinya.
BalasHapusKe 20 ga ya?
BalasHapusIya setuju. Terus apa lagi ya? Wes pokoke he eh ae lah. Haha *comment ga bermutu*
Si junior sukses membuat seniornya bolak-balik ke bilik inet. Hehe.. pantesan jadi mendelik gitu. Xixix...
BalasHapusKomennya podo ngacir kabeh,,,,
BalasHapusSepakat sama Mas Mabruri, tak ada kata Senior atau Junior yang penting saling menghormati, menghargai dan saling menyayangi hehehe...tapi tetep akulah adalah sang junior hehehe mekso
kasiannya si adek kecil, udah disuruh2, disalah2in pula >,<
BalasHapusmasalah senioritas ini sepertinya bisa kita temui dimana saja ya, di sekolah, kampus, bahkan juga mungkin dunia kerja. sekarang tinggal apakah kita mau berusaha menjadi senior yang sebenarnya, atau cuma menganggap hal itu sebagai jabatan saja tanpa tanggung jawab dan lain sebagainya.
sopo sing junior? sopo sing senior? ayo ngacung sekarang? *saya junior...*
BalasHapusjadi inget band asal Korea "Senior Junior" (CMIIW) :P
BalasHapusweeleeh...Nay nomer urut keberapa niih yang komen :D *ngakak* baca komen yang diatas. pada rebutan nomer :P
BalasHapusinjiih mas,, Insya ALLAH nay jaga sopan santun sama yang lebih dulu lahirnya #kedipinmata
27, yippieee
BalasHapusSepakat mas Lozz...yg penting ya saling menghormati ya, kalo senior kurang ajar ya gpp toh dihajar? qiqiqiqi
BalasHapusbanyak yg silau akan keseniorannya akibatnya yg merasa senior membully yg junior, ya begitulah,
BalasHapussaya blogger baru pak, mohon jangan bully saya
Harus diajari paham PLUR
BalasHapusSalamPLUR
yg anak SMA itu, kalau emang ngerti walaupun gak dikasih tau, knpa malah nyuruh anak kecil yah.
BalasHapussenior ra nggadek :D
ke 99 aja :)
BalasHapuspengalaman guru yang paling berharga aja hihihi..
biar muda kalo pengalaman lebih oke gak masalah.
tapi ada satu nilai penting yaitu ETIKA hormay menghormati pada yang lebih senior meski tak ada doktrin kesenioritasan..
tetep soapn santun sama yang lebih tua hihihihi
kaburrrr daripada disambit pake keris :)
Ada sih yg mengedepankan senioritas dalam berhubungan dg orang lain. Capek emang ngadepin orang2 spt itu karena maunya menang sendiri :(
BalasHapusBetul, dengan menghargai senior maka kita juga mencegah terputusnya sebuah generasi yang pinter...
BalasHapusSetuju untuk senior dan junior yang tak sedangkal kata-katanya.
BalasHapusBtw saya senior umur yang sebagai hamba-Nya yang masih sangat banyak kekurangan nih.
Menurut saya, senior dan yunior itu dibedakan karena tanggung jawab, bukan umur apalagi siapa yang lebih duluan...selain itu, mungkin sopan santun, nggak lucu juga kan kalo anggah ungguh pergaulan itu kita abaikan?
BalasHapusLozz, saya nggak berkunjung kemari bukan karena merasa senior lo, tapi karena beberapa kali kesini postingnya masih yang lama. Tiba-tiba aja eh, eh...udah ada 2 posting baru ;)
Masbro@
BalasHapusloh sam melu antri pisan tah? hehe
YUDI5@
gura-guru.. guru ngopi yo
Arrian@
bimbingan cara ngopi yang baik dan benar saya bisa kang
Yayack Faqih@
betul mas.. jadi silap karena status yunior ya
Tarry Kittyholic@
awas pasrah bongko'an juga enggak bagus loh mbak
Susindra@
he-eh mbak.. malah saya yang jadi seniore sekarang
Sofyan@
yang penting sadar diri kang, ngerti sopo kita
Armae@
engga kasihan sama senior yang bolak-balik nih mbak
Necky@
saya juga yunior pak #ngacung naik tangga
Adetruna@
loh ada nih kang?
Naya Elbetawi@
BalasHapuspinter.. duh kah makin sayang aja nih saya ama Nay hehe
Orin@
dihajar? ehm jangan donk.. dikitik-kitik dengan sayang aja mbak Orin
Dunia Otan@
saya juga baru loh mas, jadi sampean juga jangan bully saya.. Matur nuwun mas dah mampir
Riez@
harus jadi Slanker dulu donk berarti
Melly@
mungkin karena merasa lebih gede mbak Mell
Saladine Code@
jangan lari..! goloknya udah siap nih hehe
Catatan kecilku@
diemin aja deh mbak biar salting dewe nanti
Fiz-Online@
tapi kalau udah jadi senior juga jangan enggan merangkul yunior ya mas
Ysalma@
kalau mbak Ysalma senior saya nih ngeblog
Bintang timur@
oke senior.. matur nuwun buat kunjungan bilateralnya ya hehe
wah nggak bijak bgt deh kakak SMA nya... kasian adik kecilnya...
BalasHapusharusnya yg senior yg lebih dewasa... tp tnyata semakin kesini aku semakin sadar ternyata kedewasaan nggak ada hubungannya dgn usia...
Senior dan junior. Sebuah kata yang "seharusnya" dijauhi namun malah disukai oleh kalangan senior. Saya berikan tanda petik itu karena pada kenyataanya demikian.
BalasHapusDI pabrik, senior-senior paling seneng petentang petenteng, padahal ketika menghadapi masalah juga tidak bisa menyelesaikan. Bukan penghormatan yang didapat namun malah omelan.
Bahwa ternyata ketegasan atas suatu kejadian akan membuat seseorang lebih dihormati daripada senioritas.
belajar Paham PLUR gak usah jadi slanker dulu kang...karena PLUR itu paham Universal bukan Agama
BalasHapusMmmm nomer piro yooww?? :lol
BalasHapusSmoga bukan yg terakhir.. :)
senior vs junior?? Yg penting saling menghormati n menghargai aja deh.. :D
itu saya banget, bolak balik nanya k pnjaga warnet krn gak ngerti ini itu. tp saya sih sndirian, gak sama senior ;)
BalasHapusLambat..heheeee
BalasHapusjahat dua orang SMA itu, sampai jorokin kepala anak kecil nya
BalasHapus"pendelik" tuh apa ya artinya?
marahin donk mas lozz tuh anak SMA nya biar dapet pelajaran, jadi emosi nih :D
halo uncle saya datang:)
BalasHapussaya suka mnenyuruh pascal, itu bentuk senioritas kah?
Jangan mentang2 jadi senior terus seenaknya senidiri, kami butuh pemimpin, bukan pimpinan.. *halah... hehehe
BalasHapusKalau misalnya seniornya sewenang-wenang dan seenaknya sendiri mending diberi "pelajaran" saja hahaha..
pantas banyak pejabat gila...ternyata junior2nya sdh berlagak kyk gitu sejak dulu kala
BalasHapussy prnh jd korban senioritas apalg saat mos :angry:
BalasHapus