Gara-gara Cukai Linting Sugesti Naik, Saya Jadi Omong Politik

Andai saya menjadi seorang anggota DPD. Hal pertama yang saya lakukan pertama kali adalah memantapkan niat saya saat mengemban amanat itu. Sebab segala hal bisa terjadi di dalam dunia politik. Bisa saja di awal saya akan berkoar menjadikan DPD sebagai sebuah profesi untuk mengabdi, tapi di tengah perjalanan malah saya akan menjadikan jabatan tersebut sebagai jalan pintas bagi saya untuk memperkaya diri. Yah, niat untuk mengabdi itulah yang akan saya pegang erat-erat, jika jabatan itu adalah sebuah amanat dari rakyat yang harus saya jaga dari sebuah virus influensa politik bernama korupsi.

Saya tidak akan ikut-ikutan latah membuat sebuah "Kontrak Politik"  yang oleh sebagian orang dikatakan sebagai keharusan dalam demokrasi. Namun jika semua itu memang dibutuhkan mungkin saya akan menandatangani sebuah kontrak politik yang isinya saya siap dihukum mati jika terbukti melakukan sebuah korupsi. Bagi saya DPD adalah sebuah jabatan yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak. Jika saja saya menyalahgunakan jabatan tersebut, sama artinya menjadikan diri saya sebagai seorang pembunuh massal.

Andai saya anggota DPD saya tidak akan mendukung kebijakan-kebijakan yang saya anggap tak berpihak terhadap rakyat kecil. Saya tak akan mau melakukan agenda rekreasi yang mengatasnamakan studi banding ke luar negeri. Selain boros anggaran, studi banding itu menurut saya akan membuat anggota dewan kita terlampau mendongak ke atas. Harusnya mereka lebih banyak mengarahkan pandangannya ke bawah. Melakukan sebuah studi banding dengan terjun langsung ke masyarakat. Belajar memahami realita kehidupan rakyat kecil, jika masih ada sebuah gap sosial yang begitu tinggi di negeri ini. Yah ketimbang milyaran anggaran hanya bisa dinikmati oleh segelintir orang yang mangatasnamakan studi, alangkah bijaknya jika anggaran itu dikucurkan untuk rakyat banyak yang sangat membutuhkannya.

Saya juga tidak akan bermufakat dengan orang-orang yang mengusulkan renovasi gedung dewan secara berlebihan. Bagi saya bukanlah gedungnya yang harus direnovasi, tapi mental dan intregitas orang-orang yang ada di dalamnya yang perlu diperbaiki. Percuma kita memiliki gedung dewan yang begitu megah, jika hanya untuk menampung sekawanan orang yang asyik bermain Ipod di saat bangsanya sedang repot. Buat apa membangun gedung dewan laksana istana yang begitu mahsyur, jika isinya hanya orang-orang yang menghabiskan agenda rapatnya dengan tidur. Jangan lebai dong ah.! renovasi saja gedung itu seperlunya. Kenapa anda mesti takut mati keambrukan gedung?. Padahal di negeri ini banyak sekali SD-SD tua yang atapnya siap menyambar kepala anak-anak kecil yang sedang belajar.

Andai saya menjadi anggota DPD, hal yang saya lakukan adalah bekerja dan berbicara sesuai dengan skill kemampuan saya. Saya rasa negeri ini akan semakin ruwet, jika semua orang ikut berbicara yang tak sesuai dengan kapasitasnya. Negeri ini akan semakin kacau jika semua ingin menjadi penguasa tanpa pernah sadar dengan kemampuannya. Lihat saja kisruh PSSI, seakan semua ingin menguasai. Padahal bisa jadi diantara mereka mungkin masih belum hafal berapa ukuran lapangan bola. Lingkungan, pemuda dan internet, mungkin itu yang akan menjadi fokus pekerjaan saya. Namun sayang semua tidak bisa saya jabarkan karena sebuah aturan main dari panitia penyelenggara.

Mohon maaf untuk juri ataupun menyelenggara jika saya melanggar aturan main dengan melakukan korupsi kata. Saya juga tidak peduli artikel ini didiskualifikasi  karena lepas dari jalur dan  telah melewati ambang batas kata sesuai persyaratan peserta. Saya berikan sebuah apresiasi yang tinggi untuk acara ini, tapi saya juga menyayangkan kenapa harus ada sistem Semi SEO dalam acara ini?. Kenapa untuk menyalurkan sebuah aspirasi perlu dibatasi?. Apakah untuk solusi mengatasi  permasalahan negeri ini hanya cukup dengan 500 kata?.

Semoga saja semua prasangka saya ini salah adanya. Semoga saja lomba ini bisa dijadikan momentum oleh para anggota DPD untuk belajar membiasakan  mendengar aspirasi dari bawah. Sebab saya yakin banyak sekali artikel-artikel dengan pemikiran cerdas dan enggak ngawur seperti artikel ini yang layak untuk anda jadikan sebagai  acuan saat bekerja ke depan.

Ya sudahlah, mungkin saya harus akhiri posting terakhir saya di tahun ini. Jika saja ada diantara anda bertanya kenapa saya membuat artikel ngawur ini?. Mungkin akan saya jawab karena saya perokok. Yah, karena saya paham dalam setiap linting sugesti yang saya hisap tiap hari, disitu ada sekian sen pula yang saya sisihkan untuk negeri ini. Apalagi saya tahu jika tahun depan cukai rokok akan kembali dinaikkan. Jadi wajar dong jika saya juga ingin sedikit urun uneg-uneg kepada para penyelenggara negeri ini? hehehe.

Bukan berarti pula saya menganggap mereka semua gagal, tapi saya rasa mereka masih belumlah maksimal. Semoga saja di tahun baru nanti ada sebuah solusi terbaik yang kita dapatkan untuk semua permasalahan yang mendera negeri ini. Yah, sebuah solusi yang bukan hanya sekedar konsep berandai-andai, tapi sebuah tekad dan kemauan dari kita semua untuk saling bekerja semampu kita, agar negeri ini segera bangun dari lena.

Komentar

  1. Dulur blogger hari ini genap 150 posting saya buat sampai di penghujung tahun ini.
    Bisa dikatakan saat ini saya sedang mengalami sebuah Over Dosis di dunia maya. Jadi saya putuskan untuk sementara waktu saya rehat dulu dari blogsphere. Sampai kapan? yah, sampai nanti saya timbul rasa kangen dan siap untuk ngeblog lagi :)

    selamat tahun baru, semoga yang terbaik yang nantinya akan kita dapatkan di tahun baru mendatang

    BalasHapus
  2. Begg ojok ngilang dise''' awas tak sawati omah'e karo aku...teteni yo hahaha

    BalasHapus
  3. Itulah negara ini Uncle semua serba terbatas, menyampaikan aspirasi aja harus di batasi sampai 500 kata hehehe,,seandainya yang terpilih itu memang benar² orang cerdas pasti "beliau" gak akan tidur saat rapat, gak akan main IPod saat membahas keluhan masyarakat kecil. semoga tahun berikutnya negara ini bisa di pimpin oleh orang yang bisa memimpin


    MERDEKA !!! tak enteni nang Gunung Manggar hehehe

    BalasHapus
  4. Sebuah tulisan dan rencana luhur tidak bisa dibatasi oleh jumlah kata, harusnya dinilai berdasarkan isinya.
    Tapi ngomong-ngomong, setelah rehat kali ini monggo postingannya dilanjutkan saja tahun depan. Sekarang kan masih 2011

    BalasHapus
  5. aku mau komen opo yo sam.. hehehhe...
    wes, pokoknya Panitia, Juri dan Anggota yang menjabat, camkan tulisan ini!!...

    salam semangat sam..
    harga rokok naik, ojok lesu po'o
    gak ganteng ah... :P

    BalasHapus
  6. Ra dong om.
    Semoga cukai rokok naik.
    Di atas 65% kalau bisa.
    Soalnya sesuai PCTC harusnya segitu. *abis sinau pajak rokok* :P

    BalasHapus
  7. Sepertinya sampean menjadi peserta paling bontot nih Kang. Justru kalo ndak ada target sesuai dengan kriteria panitia, bisa jadi sampeanlah pemenangnya.
    selamat berrehat, semoga makin bersemangat setelah itu

    BalasHapus
  8. memang susah kalau harus hidup dalam segala keterbatasan. Penyampaian aspirasipun dibatasi. Tidak salah kalau harus mencoba keluar batas.
    Sugeng ngrehat mas.

    BalasHapus
  9. jok dadi DPD, dadio presiden ae, waroeng kopi gratis kabeh. hahahahaha
    met taon baru cak, emboh wes opo ne seng anyar, hahahahaha
    mugo2 duwe bojo anyar. hahahahaha

    BalasHapus
  10. Ya udah saya kasih rehat setahun ya.. setahun aja jangan lama-lama.. Tahun depan bulan Januari 2012 harus sudah balik, awas kalau gak balik-balik, tak parani nang Jember.. :P

    BalasHapus
  11. Ikutan juga ya uncle, sama, sok kalu aku sich sok kepedean aja ;)

    Mau rehat, ntar yang nyatpami siapa? Jangan lama2 ya...

    BalasHapus
  12. Wah, ternyata DPD masih eksis ya. :D

    BalasHapus
  13. selamat tahun baru ya?rehatnya ga pake lama..kasian yang kangen hehee

    BalasHapus
  14. wah, semoga terealisasi jika jadi DPD ya, hehe.

    BalasHapus
  15. wah, semoga terealisasi jika jadi DPD ya, turunkan harga cukai rokok neh ceritanya :D

    BalasHapus
  16. Ikutan kontes, tapi sempat protes juga... hehehe.

    Aku gak ikutan kontes ini Kang, soalnya gak bisa SEO... :(

    BalasHapus
  17. wah, wah, Andai saya menjadi seorang anggota DPD? itu cita2 ato bkn ya bro?

    yg penting sih, selamat tahun baru ya sob, moga msh inget ama aku.
    ada award spesial utkmu dariku, mohon diambil ya..

    ESSIP makin SIP!!

    BalasHapus
  18. Saat membaca tupoksi anggota DPD, saya gak punya gambaran blas tentang apa yang mau ditulis. Jadi gak ikutan deh lomba yang ini :D
    Gudlak ya, Mas...

    BalasHapus
  19. Tapi sepertinya "Menurut saya" kegiatan politik tidak akan lepas dari namanya kontrak politik. yang penting kita bisa sedikit meredamlah dari kesalahan politik jika kita benar-benar berkiprah dalam kancah politik.

    ikut menambahkan unek-unek, sepertinya acara ini sekedar mendongkrak popularitas penyelenggara kontes

    BalasHapus
  20. aku sebenarnya pesimis sama pemimpin2 kita, tapi mau gimana lagi jangankan sebuah negara, satu kelompok kecil juga memerlukan pemimpin bukan...

    BalasHapus
  21. looh Uncle mau rehat dulu dari blogsphere? wah jangan lama2 uncle :-D

    postingan yg bagus banget Uncle.. semoga para wakil rakyat kian sadar akan peran yg sesungguhnya bagi masyarakat.. amin :-D

    selamat tahun baru ya Uncle.. :-D semoga lebih berkah di tahun ini :-)
    *eh tahun baru kita sebeernya udah lewat bulan lalu ya* :-D

    BalasHapus
  22. Saleum,
    saya percaya deh akan pidato politiknya kang Lozz... hehe
    saleum dmilano

    BalasHapus
  23. andai ayah jadi anggota DPD, masihkan dhe menjadi anak ayah?? hahahahaha #pertanyaanngawur :D

    BalasHapus
  24. ayoooo coblos nomer 0 .aku mau ikutan ngontes ini malah ga jadi.

    BalasHapus
  25. Hoalaaahhh...baru mampir ke sini lg ci uncle biz ngontes malah over dosis toh heuheu

    BalasHapus
  26. "Saya juga tidak akan bermufakat dengan orang-orang yang mengusulkan renovasi gedung dewan secara berlebihan. Bagi saya bukanlah gedungnya yang harus direnovasi, tapi mental dan intregitas orang-orang yang ada di dalamnya yang perlu diperbaiki."

    Setujuuuuuuuuuuuuu...!!!!

    BalasHapus
  27. weleh....... kok arep ngilang? ada PR buatmu itu lho... ayo... neng blogku sek....

    BalasHapus
  28. Baru 150 kok udah over dosis sih?

    ayo semangaaatt...!!

    BalasHapus
  29. jangan kelamaan menghilang bro... ocre?....kita tunggu sampean menghilang sejenak

    BalasHapus
  30. Wuih ada yang baru nih disini gara-gara lintingan

    BalasHapus
  31. sih sih.. gaya rek, woro woro haha..

    BalasHapus
  32. Wah... baru lihat nih... Udah ganti templet ternyata.
    Keren :)
    Oiya, keknya ada blog sahabat lain yang bisa komen bertingkat/reply comment ya...

    BalasHapus
  33. Mas Akbaaaaar kok udah lama belom update? :D

    BalasHapus
  34. wahh telat nih aku nyambangi Kang akbar

    BalasHapus
  35. SAlah alamat kah aku??
    Lama ga mampir sini..

    BalasHapus
  36. kalo Vania suka studi banding ke Taman Mini, Uncle.. heheheh...
    Vania pilih Uncle ah jadi anggota DPD RI.. :-D
    semoga sukses kontesnya yah UNcle... :-D

    BalasHapus
  37. semua yang menjadi anggota DPD juga awalnya punya cita-cita sama niat begiotu tapi ujung-ujungnya kena bujuk syetah juga kan.

    BalasHapus
  38. dah diubah secepat kilat? huaaaa terharu saya kang :)
    semoga kepilij jadi jawara di kontes ini, saya bantu doa, amin
    awardnya diambil yah kang :D

    BalasHapus
  39. om uncle...kita dong udah punya blog...dibuatin ama ummi...

    BalasHapus
  40. waah mas akbar udah ngomong politik nih..masalah cukai linting ini seru juga ya mas...
    saya sepakat deh ama yg dibilang mas akbar diatas...kapan nih balik ngeblog lagi...??

    BalasHapus
  41. Selalu banyak pesan yang ingin kita sampaikan pada mereka yang katanya, mewakili tiap daerah di Indonesia...
    Saya berharap posting ini akan dibaca oleh mereka. Siapa tau, ini akan jadi inspirasi agar mereka berbuat lebih peduli lagi pada kepentingan rakyat...

    BalasHapus
  42. bagaimana ya dg partai blogger indonesia
    dah diresmikankah :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima kasih telah membaca artikel dengan cara seksama dan tidak dalam tempo sesingkat-singkatnya