Ada Rahasia di Tapal Batas Itu
Pagi itu kami bersiap packing untuk melakukan perjalanan pulang dari pendakian. Ceritanya saat itu saya menjadi pemandu jalan sekumpulan anak SMA yang melakukan pendakian di gunung Semeru.
Sayang suasana eksotis Ranu Kumbolo rasanya sudah tidak bisa lagi mengobati rasa kecewa mereka. Maklum kemarin mereka telah gagal mewujudkan obsesinya untuk merayakan kelulusan sekolah di atas titik tertinggi pulau Jawa tersebut. Badai yang begitu dahsyat dan datang tiba-tiba telah memporak-porandakan semua rombongan pendaki yang ingin menjejakkan kakinya di Atap Jawa. Namun setidaknya kami masih bersyukur, sebab nasib kami lebih baik ketimbang dua pendaki asal Bekasi yang saat itu diketahui telah hilang keberadaanya dalam summit attack dini hari kala itu.
Untuk mengobati rasa kekecewaan mereka, saya pun berinisiatif mengambil jalur pulang yang berbeda dari jalur saat kami berangkat kemarin. Jalur Ayek-ayek, sebuah jalur pendakian yang menurut saya lebih menantang dan berat, tapi memiliki pemandangan lebih eksotis dibanding jalur normal yang kami lalui kemarin. Sedikit saya deskripsikan, Ayek-ayek adalah nama sebuah gunung kecil/bukit di jalur pendakian Semeru. Dimana pas di tengah bukit tersebut berdiri sebuah tugu tapal batas sebagai pemisah yang membelah wilayah kabupaten Malang dan Lumajang.
Di awal perjalanan tiada kendala berarti yang kami rasakan. Hanya lintasan datar berupa savana luas terbentang yang kami temukan. Sambil sesekali mata kami dimanjakan oleh panorama Illahi yang nampak sejauh mata memandang. Sebuah pengalaman perjalanan yang bisa jadi tak semua orang bisa beruntung mengalami seperti kami. Ah rasanya sudah cukup membuat kami lupa dengan peristiwa dini hari kemarin, saat ganasnya badai Mahameru telah mengusir kami secara paksa dari lautan pasirnya.
Perjalanan mulai terasa berat saat kami mulai memasuki kawasan kaki bukit Ayek-ayek. Jalur yang menanjak mulai membikin nafas kami terasa sesak. Tiada lagi senyum canda yang keluar, karena masing-masing mulai merasakan jika rongga dadanya mulai terbakar. Namun tak sekalipun kondisi tersebut menghentikan saya untuk rehat sejenak. Bahkan langkah kaki semakin saya percepat, jauh dan semakin jauh meninggalkan rombongan anak SMA itu dengan semua keluh kesahnya,
Apa yang sebenarnya terjadi? Apa saya mau lari dari rombongan yang keselamatannya harusnya menjadi tanggungjawab saya?. Apa saya sudah menjadi orang yang egois, padahal diantara mereka ada dua orang cewek yang begitu manis?. Sebentar saudara-saudara, Ijinkan saya untuk menyruput kopi dulu ya. Ijinkan saya mempersiapkan mental dulu untuk menjelaskannya. Because this is the one and only. Yah, ini adalah pertama kali dan hanya untuk anda saya mau membuka salah satu rahasia terbesar hidup saya.
Jujur, Lozz Akbar bukanlah tipe orang yang suka lari dari tanggung jawab. Tapi saat itu ada sesuatu yang membuat saya harus segera lari menjauh dari rombongan yang menjadi tanggungjawab saya. Ada sebuah faktor dari dalam tubuh ini yang tak bisa dibendung lagi. Revolusi dalam isi perut yang begitu dahsyat melebihi revolusi ala Khadafi. Saya harus segera sembunyi dari mereka untuk melepaskan sebuah hasrat alami. Jelas saya tak mau mempertaruhkan bandrol senior saya dihadapan anak SMA. Apa kata Blogspher dunia maya saudara-saudara?.
Namun apa yang terjadi?. Sepertinya keinginan saya tak sesuai dengan kenyataan, gara-gara ada salah satu dari rombongan selalu menguntit langkah saya. Semakin cepat kaki saya malangkah, dia pun mengikuti dengan cepat. Saya harus menerima realita, jika obsesi untuk membuang partikel-partikel usang dalam perut saya ternyata harus tertunda.
Sungguh pemandangan kami berdua saat itu jauh berbeda dengan kondisi rombongan di belakang yang sudah kedodoran. Di saat mereka di belakang berjalan bak kumpulan mobil yang berjalan di tol dengan situasi yang tengah padat merayap. Justru kami di sini menjadikan jalur lintasan Ayek-ayek bagaikan acara grandprix di televisi. Saling adu kebut layaknya Dani Pedrosa dan Valentino Rosi untuk meraih posisi.
Hingga akhirnya sampailah kami di bukit Ayek-ayek tepat di pal pembatas yang telah saya sebutkan di atas.
"Mas berhenti dulu ya, kayaknya saya kebelet nih", kata Hori, anak SMA yang telah menguntit saya tadi.
"Asem nih anak, wong saya ini berjalan seperti kesetanan agar bisa menjauh dari dia. Eh ternyata dia lagi kebelet juga", pikir saya mangkel.
"Yo wis kita istirahat dulu, saya mau be-ol juga kalau gitu, sambil nunggu anak-anak di belakang", sahut saya mencoba mengkamuflasekan niatan sebenarnya.
Saya pun segera menuju suatu tempat di semak-semak yang secara geografis masuk kabupaten Malang. Sambil membawa sebilah pisau komando dan sejerigen air sebagai perlengkapan toilet darurat saya. Saat sedang menggali tanah yang saya siapkan untuk jadi "toilet", tiba-tiba Hori menghampiri saya.
"Hoi, mau apa kamu kesini?. Emang kamu mau be-ol berjamaah?", teriak saya ketus.
"Cuma mau nanya mas, carane piye?", jawab Hori seakan tak bersalah.
"Carane piye opo?. Emang kamu gak pernah dikasih materi "beol di alam bebas" tah sama senior kamu?", Sahut saya semakin mangkel.
"Lah terus tempatnya di mana?", tanya lagi.
"Loh iki piye sih?. Sudah jelas kan saya di sini kamu di sana. Saya di Malang, nongkrong tuh kamu di sana di Lumajang", jawab saya
"Jangan ganggu wilayah orang dong"
"Jangan lupa tutup tuh harta karun kamu, biar gak jadi parfum alam nantinya", imbuh saya tertawa.
Hori pun mengangguk dan menuju ke tempat yang tadi telah saya tunjuk. Dan eng..ing..eng, untuk selanjutnya bisa ditebak kan apa yang kami lakukan?. Enggak mungkin lah kiranya saya tulis detail adegan yang jelas tak lulus verifikasi Badan Sensor Blogger tersebut hehe.
Alhamdulillah, akhirnya hasrat alami kami bisa kesampaian saat itu. Hingga tak seberapa lama tibalah rombongan yang tadi telah kami tinggal jauh di belakang. Dan tentu saja kami sambut dengan sebuah senyum seolah tak pernah terjadi apa-apa di antara kami berdua.
Akhirnya kami pun melanjutkan perjalanan pulang menuju desa Ranu Pane. Tak ada lagi ajang adu kebut-kebutan. Tiada lagi anggota rombongan yang tercecer di belakang dengan langkah yang semakin enteng tentunya hehe.
Dalam hati saya berujar sambil melirik si Nona Manis yang tepat di belakang saya, "Untung kamu datang terlambat adinda, jadi rahasia di tapal batas itu selamanya akan tetap terjaga"
Dulur blogger, itulah sebuah pengalaman memangkelkan namun lucu yang pernah saya alami saat melakukan pendakian. Oh ya tolong jangan copas artikel ini sembarangan ya. Sebab ini adalah rahasia antara saya, Hori dan anda.
Biarkan tapal batas itu menjadi saksi bisu, jika saya dan Hori pernah memendam sebuah "harta karun" di kanan kirinya. Saya yakin satelit secanggih apapun tak kan bisa menguak misteri di sekitar tapal batas itu jika tidak ada seorangpun yang membocorkannya. Jadi maukah anda menyimpan rahasia itu rapat-rapat dan selamanya untuk saya? hahahaha
Sayang suasana eksotis Ranu Kumbolo rasanya sudah tidak bisa lagi mengobati rasa kecewa mereka. Maklum kemarin mereka telah gagal mewujudkan obsesinya untuk merayakan kelulusan sekolah di atas titik tertinggi pulau Jawa tersebut. Badai yang begitu dahsyat dan datang tiba-tiba telah memporak-porandakan semua rombongan pendaki yang ingin menjejakkan kakinya di Atap Jawa. Namun setidaknya kami masih bersyukur, sebab nasib kami lebih baik ketimbang dua pendaki asal Bekasi yang saat itu diketahui telah hilang keberadaanya dalam summit attack dini hari kala itu.
Untuk mengobati rasa kekecewaan mereka, saya pun berinisiatif mengambil jalur pulang yang berbeda dari jalur saat kami berangkat kemarin. Jalur Ayek-ayek, sebuah jalur pendakian yang menurut saya lebih menantang dan berat, tapi memiliki pemandangan lebih eksotis dibanding jalur normal yang kami lalui kemarin. Sedikit saya deskripsikan, Ayek-ayek adalah nama sebuah gunung kecil/bukit di jalur pendakian Semeru. Dimana pas di tengah bukit tersebut berdiri sebuah tugu tapal batas sebagai pemisah yang membelah wilayah kabupaten Malang dan Lumajang.
Di awal perjalanan tiada kendala berarti yang kami rasakan. Hanya lintasan datar berupa savana luas terbentang yang kami temukan. Sambil sesekali mata kami dimanjakan oleh panorama Illahi yang nampak sejauh mata memandang. Sebuah pengalaman perjalanan yang bisa jadi tak semua orang bisa beruntung mengalami seperti kami. Ah rasanya sudah cukup membuat kami lupa dengan peristiwa dini hari kemarin, saat ganasnya badai Mahameru telah mengusir kami secara paksa dari lautan pasirnya.
Perjalanan mulai terasa berat saat kami mulai memasuki kawasan kaki bukit Ayek-ayek. Jalur yang menanjak mulai membikin nafas kami terasa sesak. Tiada lagi senyum canda yang keluar, karena masing-masing mulai merasakan jika rongga dadanya mulai terbakar. Namun tak sekalipun kondisi tersebut menghentikan saya untuk rehat sejenak. Bahkan langkah kaki semakin saya percepat, jauh dan semakin jauh meninggalkan rombongan anak SMA itu dengan semua keluh kesahnya,
Apa yang sebenarnya terjadi? Apa saya mau lari dari rombongan yang keselamatannya harusnya menjadi tanggungjawab saya?. Apa saya sudah menjadi orang yang egois, padahal diantara mereka ada dua orang cewek yang begitu manis?. Sebentar saudara-saudara, Ijinkan saya untuk menyruput kopi dulu ya. Ijinkan saya mempersiapkan mental dulu untuk menjelaskannya. Because this is the one and only. Yah, ini adalah pertama kali dan hanya untuk anda saya mau membuka salah satu rahasia terbesar hidup saya.
Jujur, Lozz Akbar bukanlah tipe orang yang suka lari dari tanggung jawab. Tapi saat itu ada sesuatu yang membuat saya harus segera lari menjauh dari rombongan yang menjadi tanggungjawab saya. Ada sebuah faktor dari dalam tubuh ini yang tak bisa dibendung lagi. Revolusi dalam isi perut yang begitu dahsyat melebihi revolusi ala Khadafi. Saya harus segera sembunyi dari mereka untuk melepaskan sebuah hasrat alami. Jelas saya tak mau mempertaruhkan bandrol senior saya dihadapan anak SMA. Apa kata Blogspher dunia maya saudara-saudara?.
Namun apa yang terjadi?. Sepertinya keinginan saya tak sesuai dengan kenyataan, gara-gara ada salah satu dari rombongan selalu menguntit langkah saya. Semakin cepat kaki saya malangkah, dia pun mengikuti dengan cepat. Saya harus menerima realita, jika obsesi untuk membuang partikel-partikel usang dalam perut saya ternyata harus tertunda.
Sungguh pemandangan kami berdua saat itu jauh berbeda dengan kondisi rombongan di belakang yang sudah kedodoran. Di saat mereka di belakang berjalan bak kumpulan mobil yang berjalan di tol dengan situasi yang tengah padat merayap. Justru kami di sini menjadikan jalur lintasan Ayek-ayek bagaikan acara grandprix di televisi. Saling adu kebut layaknya Dani Pedrosa dan Valentino Rosi untuk meraih posisi.
Hingga akhirnya sampailah kami di bukit Ayek-ayek tepat di pal pembatas yang telah saya sebutkan di atas.
"Mas berhenti dulu ya, kayaknya saya kebelet nih", kata Hori, anak SMA yang telah menguntit saya tadi.
"Asem nih anak, wong saya ini berjalan seperti kesetanan agar bisa menjauh dari dia. Eh ternyata dia lagi kebelet juga", pikir saya mangkel.
"Yo wis kita istirahat dulu, saya mau be-ol juga kalau gitu, sambil nunggu anak-anak di belakang", sahut saya mencoba mengkamuflasekan niatan sebenarnya.
Saya pun segera menuju suatu tempat di semak-semak yang secara geografis masuk kabupaten Malang. Sambil membawa sebilah pisau komando dan sejerigen air sebagai perlengkapan toilet darurat saya. Saat sedang menggali tanah yang saya siapkan untuk jadi "toilet", tiba-tiba Hori menghampiri saya.
"Hoi, mau apa kamu kesini?. Emang kamu mau be-ol berjamaah?", teriak saya ketus.
"Cuma mau nanya mas, carane piye?", jawab Hori seakan tak bersalah.
"Carane piye opo?. Emang kamu gak pernah dikasih materi "beol di alam bebas" tah sama senior kamu?", Sahut saya semakin mangkel.
"Lah terus tempatnya di mana?", tanya lagi.
"Loh iki piye sih?. Sudah jelas kan saya di sini kamu di sana. Saya di Malang, nongkrong tuh kamu di sana di Lumajang", jawab saya
"Jangan ganggu wilayah orang dong"
"Jangan lupa tutup tuh harta karun kamu, biar gak jadi parfum alam nantinya", imbuh saya tertawa.
Hori pun mengangguk dan menuju ke tempat yang tadi telah saya tunjuk. Dan eng..ing..eng, untuk selanjutnya bisa ditebak kan apa yang kami lakukan?. Enggak mungkin lah kiranya saya tulis detail adegan yang jelas tak lulus verifikasi Badan Sensor Blogger tersebut hehe.
Alhamdulillah, akhirnya hasrat alami kami bisa kesampaian saat itu. Hingga tak seberapa lama tibalah rombongan yang tadi telah kami tinggal jauh di belakang. Dan tentu saja kami sambut dengan sebuah senyum seolah tak pernah terjadi apa-apa di antara kami berdua.
Akhirnya kami pun melanjutkan perjalanan pulang menuju desa Ranu Pane. Tak ada lagi ajang adu kebut-kebutan. Tiada lagi anggota rombongan yang tercecer di belakang dengan langkah yang semakin enteng tentunya hehe.
Dalam hati saya berujar sambil melirik si Nona Manis yang tepat di belakang saya, "Untung kamu datang terlambat adinda, jadi rahasia di tapal batas itu selamanya akan tetap terjaga"
Dulur blogger, itulah sebuah pengalaman memangkelkan namun lucu yang pernah saya alami saat melakukan pendakian. Oh ya tolong jangan copas artikel ini sembarangan ya. Sebab ini adalah rahasia antara saya, Hori dan anda.
Biarkan tapal batas itu menjadi saksi bisu, jika saya dan Hori pernah memendam sebuah "harta karun" di kanan kirinya. Saya yakin satelit secanggih apapun tak kan bisa menguak misteri di sekitar tapal batas itu jika tidak ada seorangpun yang membocorkannya. Jadi maukah anda menyimpan rahasia itu rapat-rapat dan selamanya untuk saya? hahahaha
Lozz Akbar mepet ikutan acara ‘Saweran Kecebong 3 Warna’ yang didalangi oleh Jeng Soes-Jeng Dewi-Jeng Nia”.
Disponsori oleh : “Jeng Anggie,Desa Boneka, Kios108“
Cap jempol dulu Kang :)
BalasHapusSsekalian disini juga mau cap jempol
BalasHapusMenemukan kata kata, "Jujur, Lozz Akbar bukanlah tipe orang yang suka lari dari tanggung jawab.."
BalasHapusPancene essip..
#ngakak
BalasHapusBaiklah, Mas...
Rahasia ini akan kusimpan selamanya :D
aku pikir tapal batas karawang, :-D
BalasHapusHahaha,,buanglah sampah pada tempatnya iku pesenku Uncle, tapi kalau kepepet diamapun bisa hehe, mungkin radar canggih gak bisa untuk menemukannya, tapi penciuman anjing pelacak bisa mebongkar rahasinya sampean lo hahaha
BalasHapusdr awal saya sudah curiga :p
BalasHapusSaleum,
BalasHapusbetul kang, jangan ditulis secara mendetail adegan tersebut, saya sudah maklum kok kejadiannya bagaimana, hahaha....
O.. ternyata dulu sampeyan to Kang? makanya kok ada bau yang tidak sedap he.he..
BalasHapusYowis Kang, rahasia, semoga sampeyan bisa menang dengan rahasia ini hee
Rahasia kok diomong-omongne disini toh hahaa
BalasHapushahahahah....trnyata dua2nya sama2 kebelet.....untung msh bisa dibuang tuh hajat yach uncle...kalo ngga bisa sakit perut sampe bawah hihihih.....
BalasHapuseh temen2ku juga suka bilang be-ol utk buang hajat...atau boker hhihihi....
terimakasih uncle atas partisipasinya...sdh tercatat sbg peserta....
hore, akhirnya kutemukan juga di tapal batas ini
BalasHapusehm, tercium sesuatu :D
Aku janji, hingga mentari tak bersinar lagi, ini akan tetap menjadi rahasia kita. Salam metal! :D
BalasHapus*ngakak*
Makasih Uncle Lozz, disaat-saat terakhir masih berupaya meramaikan hajatan kami. Sudah dicatat sebagi peserta :)
hahhaaa, aku kira tadi awalnya ada apa itu...yg serem2... kang
BalasHapuseh tau nyaa..... iiiihhhhh heee
Masbro@
BalasHapussabet wis sam
Citro@
begh kok melu melu Masbro ya
Kakaakin@
sip.. dijaga ampe mati loh
Lidya@
wkwkwk jangan terkecoh judul ah
Sofyan@
hahaha ojo ampe krungu densus 88 loh kang
Jiah Al Jafara@
BalasHapuscuriga apaan Jiah? :)
Dmilano@
hahaha pasti pernah mencoba adegan itu yo kang
Sukadi@
mana-mana? gak bau apa-apa tuh
Tarry Kittyholic@
hahaha namanya aja keceplosan mbak
Nia@
BalasHapushe-eh mbak setali tiga tiang wkwkwk
Achoe El Haris@
jangan dibocorin loh mas
Dewi Fatma@
salam metal kecil deh buat Valeska.
matur nuwun mbak
Selvi@
emang saya nulis Dracula? hahaha
Gara2 saweran, Mak Cebong berhasil membuat Uncle bongkar rahasia di tpal batas ;)
BalasHapusGudlak yaaa...
Maapkan Mak cebong 3 baru dateng Om, kemaren sampannya nyangkut di Kali Brantas, jadi baru nyampe malem ini di rumah Uncle Lozz
BalasHapusHuahaha, kalo dicari pake GPS bisa terdeteksi ga yah kira2 harta karunnya??
Thanks Om udah ngeramein Sawerannya Mak Cebong. Ketjup maniez dari Double Zee
huaaa parfum cap brutu ya kang Lozz..
BalasHapusmoga sukses ngontesnya ya :)
hahahaha..ngakak..guling-guling...
BalasHapuskeren mas...di awal saya kira cerita romantis...ternyata rokmatis...
hahahaha....
jadi kangen kemah di ranu kumbolo neh
BalasHapusterakhir kemarin cuman nyampe ranu pane doang
gaboleh naik sama perhutani
hiks..
Kereeeeeeeeennnn,,, mau buang hajat, sampe malang,, hahha,,, siapa dulu dong, uncleeeeeeeeeee kopralll,, hahha,,,
BalasHapus*tak ceritain Osar ah.. :P
hahahaaa... *ngakaaak*
BalasHapusbisaaaa aja Uncle Lozz nih.. awalnya seru.. ujung2nya b*-ol... hahaha...
aku paling geli pas bagian.. "aku di malang kamu di lumajang.."
aahahaha....
*sakit perut*
Harta karune "kuning emas" Haha :D
BalasHapusMau cerita geblet ee' wae koq yo pake bahasa kahyangan, emang sastrawan sejatiiii top deh ;)
entah kapan kayaknya akan tumbuh jadi tugu pembatas wkwkwkwk
BalasHapusini rahasia tersimpan dihatiku
BalasHapusyang kan aku bilang bilah tiba waktunya...hehee
terimakasih kang sudah membuat saya ngakak2 sendiri di depan komputer
BalasHapusSalam PLUR
Kocak story.... ^_^
BalasHapusPadahal di awal sudah serius terbius susunan kata yang membuat penasaran.. . eh.. ujung2nya hasrat yang "itu" hehehe..
salam kenal mas..
hahahaha.. dhe baru tau kalo di alam bebas cara be-ol nya gitu yah.. lucu yaa?? hahahahahha :D
BalasHapuswuahh saya lagi baca buku 5cm. ceerita akhirnya di mahameru, ada ranu kumbolo juga itu iya. saya belum pernah daki-dakian gunung. eh pernah juga gunung biasa sih. itu katanya suka ada yang tersasar gitu ya?muterin jalan itu itu aja berulang kali. kalau udah nemu bunga edeilweiss berarti gak kesasar, bener gak mas? oh ya perihal cerita nya mas lozz, kocak amat. udah kebelet masih ributin lahan ya,hehehe.
BalasHapusHehehe...ngebayangin dulu waktu masih suka berkeliaran di alam bebas...kayaknya banyak temen-temen saya yang begitu ya?
BalasHapus;)
Eh baju baru. Biru :)
BalasHapusYunda Hamasah@
BalasHapus:-$ hust.. ojo rame-rame dong mbak.. malu nih saya :">
Mak Cebong 3@
asal GPS merk Rusia mbak bisa kedeteksi langsung =))
Matur nuwun dah dikonfirm ya
Baha Andes@
matur nuwu kang.. sampean ora melu tah
Muamdisini@
jangan terjebak paragraf awal dong Mas.. tuh kan cuma jebakan Betmen
Rawins@
loh kang Rawins doyan naik juga yo kang?
Advertiyha@
lah wong kebelete pas di kabupaten Malang ndoro :p
Lyliana Thia@
BalasHapusnamanya aja bersakit-sakit dahulu lego kemudian mbak :)
Samaranji@
24 karat yo kang =))
Yayat38@
biarkan seperti itu adanya aja Kang hahahaha
Atma Mutmaina@
essip, jaga rahasia diantara kita yo mbak
Riez@
alhamdulillah kang, sampean bisa ketawa
salam PLUR juga deh
Asepsaiba.web.id@
BalasHapusmatur nuwun dah mampir kang Asep.. salam kenal balik ya
Dhenok Habibie@
emang di alam bebas ada toilet umumnya? hayoo..
Maminx@
saya pikir cuma mitos aja tuh brade Maminx
Bintang@
yah namanya aja di alam bebas mbak, no toilet yo bikin galian deh hahahaha
Masbro@
gara-gara kurang kopi iki sam ;)
Beg ganti mane template rek,,ayo njaluk aku hahaha
BalasHapusbwuahahahaha....bocorin ga yaaa rahasianya uncle lozz sm Hori ini? qiqiqiqqi
BalasHapusWuaaahhh
BalasHapustemplate ganti maneh...
emang essip, tapi headernya belum ada "soul"nya Kang
Takdesainke piye header'e ? ***sok ye :D :D :D
owalah kaaang, ,kaaanngg...
BalasHapusga coba diambil lagi tuh harta karunnya, kan sudah lama, pasti sudah beranak pinak.. hahhaa
buang hajat di alam bebas? sepertinya saya belum pernah melakukannya kang. kalau di sungai sih pernah.... haha
ternyata rahasia itu berupa "kebelet"ha3..saya pernah sekali naik gunung,tp ke lawu. syukur ga ada kejadian rahasia seperti di atas :S
BalasHapusOwalahhhh, wingine moco iki lain template, saiki baru neh. Keren, ah Mbah Lozz iki.
BalasHapusRak komen tulisane, awit wingi yo wis moco, ngguyu dewe :D :P
Komen omahe waeeeee
Bikinin donkkk #halagh, pengenan aja
Poko'e essip terus ajah dech dengan theme baru juga yang keren
BalasHapusHahahahahaa, ini lucu Mas, ini baru lucuuuu :D :D
BalasHapusKalau mencret, bakal sama gak ya efeknya... :D
rumah baruuuuuu~
BalasHapusSofyan@
BalasHapustemplateku sing lawas wae ambilen hehehe
Orin@
ampuuuun.. jangan teh... :(
Samaranji@
bagian itu saya masih belum bisa oprak-oprak kang
Mabruri@
hayooo jangan melakukan Larung Saji sembarangan loh kang
Arif@
BalasHapuspasti deh sampean punya rahasia lain yang bisa dishare hehehe.. matur nuwun dah mampir mas Arif
Anazkia@
wani piro :p
Asop@
:-?? no comment deh kang hahaha
Jiah@
tapi pacarnya blum baru loh Jiah hihihi
ASLI, ngakak nganti weteng setengah bengka, Kang :D
BalasHapusKWKWKWK.... CERITANYA MEMBUAT PERUTKU SAKIT.N AKU PERMISI KEBELAKANG DULU KANG !
BalasHapusSUKSES SELALU
SALAM
EJAWANTAH'S BLOG
Ciee.. siapa itu Nona Manis yg disebut-sebut di cerita itu ya? #wink
BalasHapusAsree@
BalasHapuslumayan kan buat obat sakit perut hehehe
Indra Kusuma@
lah piye nih kang Indra hahaha
The Others@
ada deh mbak... uhui