Jangan Nunggu The Power of Kepepet
Belakangan ini Indonesia seringkali digoyang oleh gempa. Seperti halnya seminggu kemarin sebuah gempa berskala 6,5 richter telah mengguncang ujung paling timur pulau Jawa. Tepatnya di 301 kilometer barat daya dari kota Banyuwangi.
Jember yang wilayahnya berbatasan langsung dengan Banyuwangi juga ikut merasakan betapa lumayannya goyangan si Nona Richter kala itu. Gempa itu terjadi kira-kira jam setengah dua dini hari. Ketika saya baru saja usai melakukan aktifitas dari kantor satpam dunia maya. Seingat saya saat itu baru saja saya masuk ke dalam rumah. Beberapa menit setelah menghidupkan laptop di dalam kamar, tiba-tiba saja saya mendengar sebuah suara khas muncul dari atap rumah. Semacam bunyi gemeretak yang menandakan ada sebuah goncangan yang terjadi dari dalam perut bumi ini alias gempa.
Awalnya saya bersikap tenang dengan gempa tersebut. Namun tak seberapa lama kemudian terjadi sebuah gempa susulan yang goncangannya dua kali lebih besar dari gempa pertama. Seketika saya bangkit dan keluar dari kamar. Suasana serasa semakin mencekam sebab sepersekian detik kemudian aliran listrik tiba-tiba menjadi padam. Sayup-sayup saya pun mendengar suara beberapa tetangga yang berteriak dari luar sana. Yah, seperti halnya saya, mereka mungkin merasakan kondisi panik pula akibat gempa yang terjadi di saat mereka tengah asyik melenakan mata. Namun tidak halnya dengan anggota keluarga saya. Mereka nyaris tak bergeming dari peraduannya dan seakan tidak merasakan jika saat itu sedang terjadi sebuah akrobatik dari sang alam.
Akhirnya malam itu saya putuskan untuk berjaga dan waspada sebab saya khawatir gempa susulan akan terjadi kembali. Maklum, selain khawatir dengan keselamatan orang rumah, jam dua dini hari adalah waktu yang masih sore tentunya bagi seorang manusia nokturnal seperti saya. Alhamdulillah, gempa susulan ternyata tak muncul lagi. Meski semua itu harus dibayar dengan meleknya mata saya hingga bablas sore hari. Namun saya bersyukur setidaknya hingga sekarang ini masih diberi kesempatan untuk ngeblog dan bisa menceritakan perihal gempa bumi yang seminggu kemarin saya alami.
Peristiwa gempa dini hari itu ternyata memberi sedikit efek trauma bagi diri saya. Cerita ini terjadi tiga hari yang lalu. Saat saya tengah asyiknya melukis ulas bantal kesayangan dengan gugusan zamrud khatulistiwa yang indah menawan. Tiba-tiba saya terjaga karena merasakan ada sesuatu yang mengoyang kasur yang saya tiduri. Gempa ! itulah yang ada dalam pikiran saya. Satu file yang seakan langsung terscan kedalam memori yang saat itu masih dalam proses loading awal usai terjaga dari tidurnya.
Seketika saya pun bangkit dari tempat tidur, lalu lari dan meloncati sebuah papan seukuran dada yang menghalang pintu kamar saya. Yah, sebuah papan yang biasa saya pasang sebagai penghalang agar kucing-kucing saya tak masuk ke dalam kamar. Meski sempat menyenggol dan membuat amburadul seperangkat komputer di kamar, tapi saya akhirnya sukses meloncat melewati papan penutup pintu kamar itu. Lalu berlari menuju dapur yang saya anggap sebagai zona aman dan paling dekat menuju pintu keluar.
Sampai di dapur saya mendapati ibu yang nampak asyik mengaduk secangkir kopi. Beliau terkejut dan heran melihat saya yang nampak kesetanan.
"Ono opo?", tanya beliau keheranan.
"Lindu", jawab saya singkat.
"Endi ono lindu?", sahut ibu saya.
Akhirnya saya pun sadar jika saat itu saya sedang menggigau alias ngelindur. Sebuah kejadian unik yang akhirnya mengundang sorak sorai seisi rumah dan tentu saja membuat saya tak berselera lagi untuk melanjutkan tidur pagi itu.
Dari kejadian itu saya menarik kesimpulan jika pada dasarnya masing-masing orang memiliki sebuah potensi terpendam yang tak ia sadari. Sebuah kekuatan yang tiba-tiba muncul pada saat dia terdesak alias kepepet. Seperti halnya yang terjadi pada kejadian saya tadi. Yah, mungkin saja dalam kondisi normal dan sadar saya merasa tak akan pernah mampu meloncati papan penutup pintu kamar itu. Tapi lihatlah saat kondisi kepepet. Wow, ternyata saya dengan mudah meloncatinya bak atlet.
Lantas bagaimana halnya dengan anda?. Hmmm saya rasa masing-masing dari diri kita tentunya memiliki sebuah potensi yang selama ini masih belum kita sadari. Sebuah potensi yang mungkin karena alasan belum kepepet kita pun merasa enggan dan malas untuk menggali. Karena merasa tak berbakat kita lantas enggan berbuat. Merasa tidak fasih kita pun malas untuk berlatih. Padahal jika kita mau belajar dan berusaha barulah akan kentara semua potensi yang ada pada diri kita.
Dulur Blogger, Yuk kita sama-sama menggali semua potensi yang ada pada diri kita tanpa harus menunggu kondisi kepepet. Sebab segala sesuatu yang dikerjakan dengan tergesa-gesa mungkin saja hasilnya tak akan sesempurna sebuah pekerjaan yang dilakukan melalui proses belajar dan latihan.
sumber gambar : godissues.org
tapi biasanya The Power of Kepepet itu malah manjur, Mas, hehehehe #kacau
BalasHapusemang sih biasane manjur, tapi saat proses tuh bisa bikin pegel semua kalau diuber waktu mbak hehehe
Hapus[im]https://www.ptsdforum.org/c/attachments/tired-tired-weary-exhausted-smiley-emoticon-000749-large-gif.14250/[/im]
Saat kepepet memang sering kali banyak energi yang keluar. Tapi sayangnya kalau masalah tulis menulis, kepepet sering membuat kita tidak teliti karena sempitnya waktu...
BalasHapustermasuk titik di belakang tanda seru dan tanda tanya ya Kak? :p
Hapushehehe... iya tuh, gak diedit juga :D
HapusKeren neh .. ide posting dari ngelindur =))
BalasHapusJadi inget masa kuliah dulu, belajar mau ujian .. ini juga kali termasuk ilmu kepepet ..
Istilah dulu : SKS .. sistem kebut semalam :))
kalau adsense enak mungkin ya Kang jika bisa pakai sistem SKS hehe
HapusAku sering begitu, susah ngubahnya ;(
BalasHapusberarti nunggu kepepet aja deh Yunda hahaha
Hapushiks saya sering begitu uncle, pekerjaan akan cepat selesai kalau lagi kepepet (jangan ditiru ya ).
BalasHapuswaktu hamil alvin disini sempat ada gempa juga, sambil gendong pascal keluar rumah
nah tuh berarti mbak Lidya satu kampus dulu sama Yunda hahaha
Hapuseh met ultah ya mbak [im]http://schera.maripo.com/images/animation_2.gif[/im]
Yaa allah itu lindu sampek di jember yaa om, semoga gag ada gempa2 lagi yee om :D
BalasHapusEeh ituh jadi atlet lompat ajeh yaa om, xixixixi :D
pasti ada gempa terus kok Niar sampai kiamat hehehe
HapusHahahahahaha.............. wah, the power of kepepetnya cucok dijadikan latihan menjadi atlet, uncle. Ada tidak, ya, atlet nocturnal? bisa diada-adakan, tuh.
BalasHapusBtw, susah juga ketika kehidupan nocturnalku kucabut. Jadi berasa lebih sehat di badan dan otak, tapi susah bagi jadwal sebagai blogger karena jelas mengutamakan kontrak sebagai ibu, istri, dan pekerja. Lumuten deh blogku.
Atlet nokturnal? Hmmm kalau maling nokturnal banyak tuh mbak hahaha
HapusDari gempa ke power of kepepet, hehe
BalasHapusKeren lur :D
matur nuwun Kang Darin
Hapuskepepet bikin hidup makin hidup hahahah
BalasHapusbegh.. kok +18 komennya? :p
HapusSalam kenal Om Lozz Akbar, tadi penasaran lihat tweet WB tentang postingan Om. Lgs deh menuju TKP.
BalasHapusLinduuu..... (oh sudah lama sekali tidak mendengar kata kata itu)
salam kenal balik mbak Esti.. matur nuwun dah dolan kesini ya
Hapushebat dong ..uncle bisa mendaftar ke PON .. jadi atlet loncat gawang
BalasHapushahaha mewakili propinsi Blogger Timur ya tante
Hapuskan biar tujuan lebih mudah tercapai,kadang kita harus teraniaya dulu...
BalasHapushahaha berakit-rakit ke hulu berenang-renang ora mentas yo Kang
HapusJadi ingat lagu...
BalasHapusLinduuuuu
mengapa Lindu hatiku
Tiada tertahan
Kutinggalkan diriku ini...
Hati2 denhan lindu..segera keluar rumah..tiarap...(jangandi tengahnjalan raya lho)
Semoga lindu segera berakhir agar tak linu-linu
Salam hangat dari Surabaya
saya gitarin ya Dhe..
Hapus[im]http://www.yess.co.nz/images/graphics/hippie_playing_guitar_lg_wht.gif[/im]
Tapi kadang kepepet itu perlu lho, Kanda. :D
BalasHapus#membela diri karena sering kepepet. :P
Saya juga ini lagi pakai the poser of kepet untuk mengejar misi. :D
Ngelindur itu sesuatu yang WAW. . .:P
selamat mengejar misi itu deh.. awas jangan terlalu mepet :p
Hapuskalo menyoal gempa, sekarang saya menjadi super waspada.. plafon paling mudah berbunyi meskipun hanya digetarkan oleh mobil yang sedang melintas di depan rumah...
BalasHapusapalgi dengan gempa.. :D
sejauh ini saya belum pernah mengalami hal2 yang berbau kepepet yang kemudian melahirkan jurus yang tidak biasa saya lakukan.. :D
tidur di halaman aja Kang, gelar tikar dijamin aman
HapusWow sampai jadi ngelindur begitu. Lantaran itu pula keknya jadi ketahuan akan bakatnya dalam melompati papan. Seumpama aja lomba lompat papan diikutsertakan dalam PON di Riau
BalasHapuswkwkwkwk saya mau Kang, asal sampeyan yang jadi wasite
HapusAdegan melompati papannya direkam gak Uncle?? *ehh *lupakan :D
BalasHapusWaktu puasa kemarin di Dompu juga sempat gempa, tapi entah kenapa saya gak kerasa. Bukan lagi tidur sii, tapi lagi di jalan. Hehe
boro-boro direkam. wong lari aja cuma pakai kolor hahaha
HapusThe power of ngelindur aja mas... hehehe...
BalasHapusTernyata dalam diri mas Lozz ada kekuatan tersembunyi yang sedemikian besarnya.... Coba dilatih diatas gedung mas... bisa temenan sama spiderman nanti...
haaaa bisa jadi rempeyek saya nanti Bun..
HapusWah, coba kalau Gus Maksum masih ada, pasti uncle Lozz cocok jadi murid beliau dan siap menguasai dunia persilatan Jawa Timur...
BalasHapusMemang benar Mas, lebih baik menyiapkan keterampilan tertentu sedari awal sebelum benar2 dibtuhkan suatu saat...
Misalnya keterampilan melompati rumah. Coba aja Mas huahahaha :D
hahaha sedia payung sebelum hujan ya mas. Biar nanti pas hujan gak kebasahan kebles
HapusLebih baik menyiapkan sejak dini ya kang?
BalasHapusYup Kang.. The Blues aja masih pakai latihan meski banyak pemain bintang
Hapusuncle..jam setengah 2 dinihari masih di anggap sore to....trus yang dianggap malam itu jam berapa ya...hehe
BalasHapusthe power of kepepet emang luar biasa ya uncle...sejauh ini the power of kepepet saya adalah bisa mengangkat galon aqua saat suami nggak dirumah trus bisa menyeret motor ke samping pake tangan saat terjebak di parkiran dan nggak ada satu orangpun yang bisa dimintai tolong.padahal kalo lagi nggak kepepet boro2 saya bisa...hehe
jam malamnya diganti siang hari mbak..
Hapusyaaa napa gak SMS saya aja kalau cuma mindahin motor hehe
Kok yooo pinter men nyambung nyambungke urusan gempa karo urusan ngeblog. Masih gawat nggak, Kang. Suasananya?
BalasHapusKalo urusan kepepet malah enak, Kang. Yang kepepet kepepet gitu malah ada sensasi dahsyat loh, bikin mak serrr serrr... :D
wkwkwk boleh gak saya mepet sampeyan Kang.. biar mak serr..serr
Hapusbaru kemREN merasakan The Power of kefefet itu kang,,,hujan hampir turun smntr kudu pergi ngantor,,alhasil sambil bonceng kk rani, perjlanan yg biasa 15 mnt ditempuh hnya dlm 5 mnt sampai, Sumpah emejing bgd hihihi
BalasHapusdan menghasilkan status Facebook sang kk....
"""Mannncchhaappphhh Mimi Radial Neeee.....bonceng anak mpe Bi2R dowwerr :;:
#emak ku juara dah klo ngebuth mah hhooffftt!!!!!
────█▀▀▀▀▀▀█──────────
────█──────█─M─U─S─I─C─
────█──────█──♪MONDAY♭─
──▄▄█────▄▄█─♩─♪─♫─♬─♮─
─▐██▀───▐██▀──────────
1
wow.. bisa jadi atlet MotoGP paling gaul sampeyan nanti Mi hahaha
HapusThe Power of kefefet memang membuat kita bisa mengeluarkan energi ekstra ... :D
BalasHapusTapi kadang juga malah bikin kocar kacir rencana mas
HapusSaya juga secara reflek lari kedapur Uncel pas gempa itu terjadi, untungnya di rumah Banyuwangi tidak banyak perabotan yang tersimpan, jadi gak morat marit
BalasHapusAda satu lagi yang bisa menimbulkan Power Of Kepepet, pas kebelet p**** hehe, otomatis langsung ke kamar mandi
ALhamdulillah gak terjadi hal yang gak diinginkan pas gempa kemarin yo Kang
Hapusyang kepepet pasti lebih berani ^^
BalasHapusBegh. Jiah nih.. Apa kabar tjah ayoe ?
Hapushoreeee... uncle udah gede masih ngelindur.. hehhee...
BalasHapustp kl gak kepepet kayaknya kita suka gak tau potensi kita :p
emang cuma Nai aja yang boleh ngelindur teh? :p
HapusSeperti bola berisi udara sam, semakin dia ditekan ke dalam air, semakin dia akan meloncat lebih tinggi.
BalasHapusBisa jadi kekuatan yang tak terduga ya sam
HapusItulah sebabnya banyak pengangguran di negeri ini karena yang muda2 sudah nglokro merasa tak punya potensi. Padahal kalau obah pasti ada saja yang bisa dikerjakan dan menghasilkan sesuatu ya mas.
BalasHapusYuk obah
Salam hangat dari Surabaya
monggo Dhe.. doakan saya istiqomah obah ya
Hapusgerakan melompati papan itu seperti gerak refleks yang muncul dari alam bawah sadar, tapi memang benar...bahwa sebenarnya hal itu bisa saja digali dari potensi kita, dengan cara melatihnya, namun ternyata begitu banyak, potensi alam sadar yang kita miliki dan itu fungsinya adalah untuk mengantisipasi pada saat diri kita terancam oleh sesuatu...jadi untuk memilih agak bingungkan, karena itu, lebih baik kita melatih potensi yang sudah ada saja agar menjadi lebih optimal dan bermanfaat :)
BalasHapusYupz. terus digali ya Pak, biar kentara potensi mana yang dominan pada diri kita
Hapusahahah,, jadi inget kemaren2 baca buku dengan judul ini :D
BalasHapusbener bgt itu bang, terkadang potensi dalam diri ini masih misteri dan tersembunyi jika kita gak mau mengeksplorasi :D
jgn2 anda berbakat jadi atlet lompat tinggi bang !! :D hahah
saya juga dulu pas lagi rame2 maen sama temen, eh tiba2 ada orang gilak, saya pun lari kenceng banget lebih kenceng dari temen2 saya dan akhirnya saya tau bahwa saya bakat lari :D wkkwkwk
wkwkwk berarti mbak Hesty bakat juga jadi atlit lari 100 meter tuh
Hapussalam kenal mbak
memunculkan the power of kepepet seusai kita merencanakan sesuatu itu yang mantap ya...
BalasHapushehehe masih tetep gak enak rasanya mas kerja diuber waktu. Tapi kalau kepepet yo jalan aja deh hehe
HapusHah? jadi pas gempa itu terjadi uncle tidurnya jam brp kalo msh melek smpe sore?
BalasHapusKalo udh kepepet biasanya malah muncul ide2 kreatof uncle hihihihi
Gak tidur teh.. malah langsung dinas piket kapan hari
HapusSaya pernah merasakan kekuatan the power of kepepet Mas. Waktu kecil melompati kali karena dikejar anjing :)
BalasHapustuh berarti mbak Evi bakat juga jadi atlet lompat jauh :p
Hapusmemang...the power of kepepet itu tiada duanya...dan biasanya bikin kita terheran-heran sesudahnya.. bagaimana cara menggali potensi2 terpendam itu? apa yo mesti nyari pepetan terus? hehe...
BalasHapushehehe ojo mepet-mepet toh mbak.. bukan muhrim hehe
HapusWakakakaka... etapi aku masih gak kebayang piye kamu lompatin papannya mas... direkam dong xixixi...
BalasHapusgak ah.. nanti kamu yang seneng
HapusJangan Nunggu The Power of Kepepet haha emang tiada duanya... yang dipermasalahkan adalah kenapa kekuatan itu jarang bisa kita lakukan ketika tidak kepepet. :D tanya mengapa
BalasHapusmungkin karena pada diri kita ada sebuah faktor bernama "males" dan "enggan" kali mas
Hapustak semua kepepet menghasilkan power yg baik. semisal kepepet harus nikah karena usia sudah nyaris kadaluarsa, dll.
BalasHapussaya senang bisa memeluk hangat blog ini lagi, terlebih saat ke sini saya dimotivasi untuk menggali harta karun dalam diri, apalagi kalau bukan potensi :D
yaaa kang Achoey nyindir saya lah yaw, mentang-mentang saya belum punya bini jiyahahahaha..
Hapuskepepet bisa menghasilkan the power :D
BalasHapusberarti the Power of Kepevet ya mas haha
Hapuskapan tuh om? kok nggak kerasa disini?
BalasHapuswah sampeyan palingan turu Kang
HapusSaleum
BalasHapusgimana merasakan gempanya kang? Hehehe... Mudah2an gak terjadi lagi. Tpi kita masih tetap waspada karena indonesia rawan gempa
Yupz.. waspada selalu setiap waktu Kang.
Hapus