BBM.. oh BBM
Menanti kejujuran
Harapkan kepastian
Hanya itu yang sanggup aku lakukan
Mungkin lirik lagu di atas bisa mewakili gambaran situasi yang terjadi di masyarakat saat ini. Saya atau pun anda hanya bisa menanti saja perubahan kondisi yang sebentar lagi akan terjadi. Tentang palu kebijakan pemerintah yang mungkin dalam beberapa hari akan diketok secara resmi. BBM akan naik lagi ! Itulah opini yang santer terdengar beberapa hari ini.
BBM, Benar Benar Menarik untuk diperbincangkan. Menarik, karena sukses membuat rakyat panik. Ya, mereka panik jika BBM nanti Benar Benar Mahal. Jadi mereka pun melakukan aksi Berbondong Berhimpit Mengantri untuk mengisi full isi tangki. Bagi mereka yang memiliki motor atau mobil, tentu kondisi ini akan membuat mereka sengsara. Tapi sebaliknya, menjadi semacam pesta pora untuk segelintir masyarakat kita. Momentum jelang kenaikan yang mereka manfaatkan lewat aksi Bareng Bareng Menimbun, lalu Buru-Buru Menaikan harga sebelum waktunya.
Si cair berharga ini Banyak Banget Menuai pro kontra dalam masyarakat kita. Di satu sisi ada yang mengatakan jika subsidi BBM Benar Benar Memberatkan anggaran negara. Lebih banyak dinikmati kalangan menengah ke atas saja. Itulah alasan mereka mengamini serta mengatakan jika kebijakan pemerintah itu Betul Betul Memihak rakyat jelata.
Ada pula diantaranya yang meneriakkan ketidak setujuan. Kebijakan itu Benar Benar Menyengsarakan !, itu kata mereka. Sebab, jika BBM Bolak Balik Menjulang lagi, tentu kebutuhan pokok lainnya akan turut tertulari. Tarif angkot naik. Sembako, rokok, bahkan pedagang terasi pun akan ikut pula Bikin Bandrol Menaikkan.
Tapi sudahlah, yang jelas saya Bukan Blogger Mblarah yang suka mengkritisi sebuah wacana yang otak saya sulit cerna. Cuma rakyat jelata yang hanya Bisa Berpasrah Menerima semua kehendak penguasa. Saya juga tak paham hitung-hitungan anggaran negara. Jadi ikhlas saja menerima daripada melakukan aksi Bakar Bakaran Massal. Toh kondisi kenaikan ini hanya soal Butuh Belajar Membiasakan. Yah, membiasakan diri dengan perubahan yang nanti terjadi. Mungkin sebulan atau dua bulan terasa sengsara, tapi lama-lama kita terbiasa, lalu menjadi lupa.
Mungkin ada baiknya fenomena kenaikan BBM yang nanti terjadi, kita jadikan sebagai momentum untuk Belajar Bersama Mengkritisi keadaan. Tentang pola kehidupan kita, apakah selama ini sudah Benar Benar Mencintai bensin kita?
Kita tahu BBM merupakan sumber daya alam yang tak bisa tergantikan. Kita juga sama-sama paham jika sumber daya alam itu tak hanya milik kita. Masih ada generasi di depan nanti. Termasuk anak cucu kita berhak pula menikmati. Harus mau berbagi dengan mereka melalui cara bijaksana dan Banyak Banyak Menghemat setiap tetes BBM kita. Sungguh lucu tentunya jika hari ini kita teriak menolak kenaikan harga, tapi di kemudian hari justru berfoya-foya dengan bensin kita.
Semoga kenaikan BBM nanti turut dibarengi pula naiknya kinerja pemerintah kita. Benar Benar Mengevaluasi setiap kebijakan mereka, serta Betul Betul Membuktikan jika subsidi itu akan tepat sasaran. Untuk pihak yang kontra, semoga saja itu bukan sebatas pencitraan untuk merebut hati rakyat jelata. Dalih oposisi untuk kepentingan pesta demokrasi yang sebentar lagi terjadi. Berikan rakyat teladan, sebab mereka Banyak Belajar Mencontoh apa yang kalian lakukan. Yah, jika sekarang anda berani mengkritisi BBM bersubsidi, apa nanti berani pula melarang para pendukung fanatik saat melakukan aksi Bebas Berfoya Menggeber knalpot motor di kampanye anda?
BBM naik, itu Bukan Berarti Modar pula kehidupan kita. Jadikan semuanya sebagai semangat untuk Bersungguh Berjuang Menafkahi keluarga kita. Nikmati saja kondisi yang ada. Jangan pernah Berhenti Belajar Mensyukuri sekecil apa pun karunia Illahi.
Enam ribu lima ratus mungkin masih biasa terasa, tapi coba bayangkan jika kelak BBM itu dibandrol seratus ribu tiap liternya. Apa anda bisa bayangkan? Atau sebaliknya anda anggap itu hal yang tak bisa terjadi? Hmm, kenapa tidak? Kelak pasti akan tiba suatu masa BBM akan menjadi barang yang super mahal harganya, hingga diperebutkan siapa saja. Setelahnya akan menjadi langka lalu Benar Benar Menghilang dari dunia. Jadi, apakah kita akan mempercepatnya dengan pola boros kita?
Belajar Bebas Mengemukakan pendapat ... (halah maksa bener ini ...)
BalasHapusSalam Saya Essip
Banyak Banyak Makasih om.. hehe
HapusBenar Benar Mantaaappp!
BalasHapusBenar Benar Manjur hahaha
HapusBisa Bisa Mas saja itu.... :)
BalasHapusBenar Benar Mengena (yes iso. Eh)
BalasHapusBukan Berita Mengejutkan....
BalasHapusPemboros sasaran kemurkaan Allah Swt
BalasHapusJangan boros2
Salam hangat dari Surabaya
Sindirannya kok tepat banget. kemarin habis berbondong-bondong ngisi bensin bang. Dua motor sekaligus.
BalasHapusBisa Bikin Menangis .. :D
BalasHapusjangan kebanyakan jalan2 uncle biar gak boros :)
BalasHapusKira2 honor nanti naik juga gak, ya?
BalasHapusMari belajar bersyukuuuuuur. . :)
Masalah BBm memang serius cak, tapi yang penting kudu nyimak BBM campurannya bang Jeremy Tety, hehe
BalasHapusSayang sekali, masyarakat kita Belum Bisa Mandiri :(
BalasHapusBener Bener Makjleb...
BalasHapusSuka tulisan di akhir-akhir yang mengatakan bahwa, "jika sekarang anda berani mengkritisi BBM bersubsidi, apa nanti berani pula melarang para pendukung fanatik saat melakukan aksi Bebas Berfoya Menggeber knalpot motor di kampanye anda?"
Iihhh bener banget deh, mendingan hemat BBM ya, kampanye tanpa konvoi yang enggak jelas, nyampah spanduk yang bikin mata puyeng.. Hadoohhh...
Kita doakan saja negara ini semakin baik, semakin baik petinggi2nya, semakin baik pula rakyatnya.. Aaaminn ^^
BBM gak papa naik, asal APBN di gunakan dengan baik
BalasHapussok tau ya saya haha
Seliter naiknya tidak melebihi penggunaan pulsa pemakaian HP para pendemo dan masyarkat yang berkoar ko Kang. (Ups.......)
BalasHapusSalam wisata
Benar Blog Mantap!
BalasHapusSemoga Blogger Butuh Menikah ini bisa Benar Benar Melamar jangan mimpi aja hehehehe
Ini komentar pertamaku di sini ya? Maafkan ya baru dolan ;)
enakan pancen numpak pit yo mas :)
BalasHapusSakno mbahku mas lak BBM mundak. Tapi yo piye maneh... manut sing nduwuran ae wes.
BalasHapushahaha... Uncle Lozz benar-benar kreatif ini!
BalasHapussuka paragraf bagian terakhir, bukan ndak mungkin memang suatu saat BBM akan hilang dari muka bumi ya.. yang bisa dilakukan skrg hanya memperlambat lajunya saja.. mengurangi pemborosan.. :-D
Blogger2 diatas juga kreatif! Wuah! Benar-benar Blogger Mantap! :-D
Wealah yen ngunu sing sugeh soyo sugeh, sing mlarat soyo mlarat BBM naik, mau puasaan harg2 juga naik semua Bener Bener Meratapi nasih kok :D
BalasHapusawalnya ngedumel, tapi endingnya bagus sekaligus bsa mencerahkan pembaca trmasuk saya yg lagi dugal sama kenaiakan BBM heheee... maaf baru bsa nengok kesini lagi :) apa kabar kang??
BalasHapusBBM deh..... bener2 mantep.
BalasHapusakronim BBM-nya menari2 dimataku.
Mari berhemat sumber daya alam demi anak cucu...
BalasHapusbener bener makyus neh tulisan. adakah blogger berasa miskin setelah bbm naek? inilah serpihan hidup yg mesti dilalui
BalasHapusAda sebuah wilayah di negeri ini yang tidak mempermasalahkan harga BBM. Seratus ribu per liter pun mereka mau membeli, asal barangnya ada. Mbalik maneh nang Pancasila sila ke lima sam, hehe.
BalasHapusAyo ngopi ae sam :)
Kalau di daerah saya malah adem ayem tahu2 naik. Biasanya kalau ada kabar BBM naik antrian panjang terjadi, tapi kali ini ga ada. Tp H-1 baru susah cari bensin eceran :).
BalasHapusBersama Berpikir Mudah... Hoho,, jadinya dizaman sekarang yang katanya BBM naik merambah semua lini menjadi sulit, kita harus pintar membuat yang sulit itu menjadi mudah tapi harus sama manfaat. (ini komen apa sih, gaje) ^^
BalasHapusBelanja Barang (semakin) Mahal ...
BalasHapuskenaikan bbm = Bener Bener Menyengsarakan sob. Udah naik, antrinya nggak nahan.
BalasHapusBBM naik = Bener Bener Menyiksa
BalasHapusnah klo tangki full trus pada konvoi, motore dibleyer-bleyer, duuuuhh... kontras sekali dengan mereka yg butuh ngisi angkotnya utk cari sesuap nasi plus dikejar2 setoran yg makin mencekik :( Semoga masyarakat kita makin memiliki hati untuk bertindak dalam segala situasi ya uncle.
BalasHapusOraurus Bau badan maning.
BalasHapus