Aku Iki Medit !


Move on bang, pilpres dah lewat jam tayang...

Jangan pernah berpikir jika semua berita yang kamu temui di Gugel itu benar. Gugel itu cuma wadah yang diisi oleh banyak manusia dengan segala kepentingannya. Kadang isinya susu yang terasa legit ketika orang mencicipinya. Namun kadang pula berisi racun yang ampuh membunuh semua logika.

Jangan pernah berpikir jika yang dot com atau berdomain itu sahih untuk dijadikan rujukan. Sebab harga satu bungkus rokokmu itu setara dengan harga domain situs-situs yang kamu bagikan. Jika mau, nanti kamu akan kubuatkan satu dengan cuma-cuma, lalu silahkan isi sesuai kehendakmu.

Enggak perlu beranggapan aku ini tidak peduli dengan Indonesia. Negara tidak akan menjadi hancur gara-gara aku tidak ikutan menghiasi linimasa dengan aneka macam berita. Alasannya sederhana.. AKU IKI MEDIT ! Ya, aku emoh menjadi sukarelawan buzzer berita provokatif di sosial media, yang justru membuat empunya situs semakin kaya raya.

Enggak usah curiga aku ini Pro Jokowi. Hingga hari ini saya pun mencoba mencari alasan apa yang membuatku untuk turut membenci seorang bernama Jokowi. Tapi sayang, mungkin bukan rejekimu. Nurani  mengatakan tidak ada alasanku untuk turut pula membenci presidenku.

Dukunganku yang sewajarnya saja tanpa harus terlalu mengidolakannya. Sebab telah lama aku belajar untuk tidak terlalu mengidolakan manusia, kecuali Dia yang telah maksum saja. Yang baik tentunya harus kita dukung. Sedangkan yang kurang baik, ya serahkan semua pada ahlinya. Bukan kepadamu, lebih lagi kepadaku.

Enggak usah lagi inbox dan ngetag aku dengan berita-berita SARA dan politikmu. Tema seperti itu bagiku cuma obrolan minum kopi yang kadang dilakukan ketika kita kekurangan bahan obrolan. Sebuah topik yang sering mengubah obrolan minum kopi menjadi tak lagi asyik. Membuat lawan bicaraku menjadi bosan dan bahkan muak, sebab menganggap aku adalah lawan bicara yang sok tahu segalanya.

Percuma saja kau jejali aku dengan berita-beritamu. Semanis apapun judulnya, aku tidak akan sepenuh hati membacanya. Lebih lagi mentah-mentah mempercayainya. Kecuali satu, kau sodorin aku berita hasil pertandingan bola.

Silakan saja menganggap aku tak melakukan apa-apa di dunia maya untuk Indonesia. Dukunganku mungkin cuma diam saja. Tidak seperti kamu dan mereka yang menyibukkan diri membangun Indonesia di dunia maya dengan berbagai analisa yang kadang hanyalah sebatas prasangka dan mengira-mengira.

Bagiku Indonesia tak cuma seluas kotak komentar di sosial media. Masih banyak hal yang harus kita benahi di luaran sana dengan keahlian yang masing-masing kita punya. Maaf saja jika aku tak mau menjadi bagian dari kaummu. Medan pertempuranku bukanlah sosial media, tapi blog yang menjadi pilihan hidupku.

Kujadikan sebagai senjata untuk berkarya sekaligus mencari remah-remah penghasilan. Tapi tentu saja dengan cara yang elegan. Tidak seperti empunya situs-situs yang sering kali kamu bagikan. Yang mengais rejeki dengan menjadikan ruang kotak komentarnya sebagai ring untuk  saling mencaci.

sekali lagi... Move on bang, pilpres dah lewat jam tayang...