Postingan

Ini Bukan Tips Menulis

Gambar
K atanya bukan hal yang gampang untuk menulis. Padahal menulis itu sebenarnya mudah dan gratis. Macam orang membuat story WA kala hati teriris. Gara-gara pasangannya berlaku bengis. Begitu mengharukan dan tragis. Membuat yang membaca serasa ngupas bawang sambil menangis. Alasan klasiknya sih tak punya bakat di bidang jurnalis. Kadang berdalih tak lihai merangkai kata-kata nan puitis. Sebuah alasan yang dibuat dramatis. Lah wong pas bikin status FB, bisa kok ceriwis. Menulis itu susah di awal pas kalimat masih sebaris. Setelahnya, ikuti saja alurnya hingga habis. Pelakunya saja yang kadang terlalu skeptis. Tak percaya diri sebab tulisannya tak seindah novelis. Merasa minder sebab tak sekeren pengarang yang bukunya laris. Padahal masing-masing orang itu sudah punya garis. Seekor angsa tak akan pernah sama dengan belibis. Jadi, berhentilah bersikap pesimis. Mulailah saja menulis dengan kalimat sederhana dan tak egois. Iya, gunakan kalimat yang orang mudah cerna dan menghipnotis. Tak ha

Sekadar Tulisan Remah

Gambar
B erawal dari postingan FB penjaga warung sebelah. Ibu tiga orang bocah. Pendamping setia dari lelaki pengukir jati nan gagah. Bloger jadul yang kukenal sejak era Marpuah. Tentang pertanyaan apa aku sudah pensiun menuliskah? Hai, apa kabarmu mbakyu dan orang-orang di rumah? Semoga Gusti Allah selalu menaungi kalian anugerah. Apa kabar pula  rumah mayamu yang bertuah? Alhamdulilah, kilau banner adsensenya terlihat masih cerah. Semoga saja penghasilan duit bothekan semakin melimpah. Ojo lali mbakyu, sisihkan barang dua setengah. Biar rejekimu semakin berkah. Suasana blogsphere sekarang telah banyak berubah. Tak lagi indah seperti jaman giveaway masih meriah. Blogwalking cuma dipandang dengan mata sebelah. Tiada gairah dan nyaris kehilangan nuansa ramah tamah. Dunia blog seakan ada kasta dan silsilah. Pemula cuma dianggap remah. Yang sekadar menulis dan tak berpenghasilan dianggap bloger kelas minyak jelantah. Label amatir dan profesional dimunculkan untuk memilah. Seenak hatinya me

Saring Sebelum Sharing

Gambar
S haring-sharing di medsos agar linimasa tak kelihatan garing. Berbagi aneka informasi dengan tetangga sekeliling.  Dari hal-hal remeh hingga sesuatu yang dianggap penting. Membicarakan gosip tentang Ayu Tingting, gedung DPRD DKI yang katanya miring, hingga isu-isu kekinian yang lagi booming. H ingga hari ini kegemaran melakukan sharing sedang menjadi trending. Medsos disulap bak mall yang sedang melakukan promo dengan harga dibanting. Berbagai macam berita dan informasi ditawarkan begitu murah untuk memikat tetangga samping. Sesuatu yang wajar saja  selama sharing itu bermanfaat dan tidak membuat orang lain ilang feeling. Apalagi sampai muring-muring . A da pula di antaranya yang setiap hari menyibukkan diri dengan mencari bahan posting. Kulakan aneka macam berita di dunia maya lewat media daring. Lalu membagikannya di medsos mereka sebagai penghias dinding. Membubuhinya dengan kata-kata yang wow amazing. Berharap tetangga sebelah ikut terpancing. Lalu nimbrung dan turut berkom

Aku Iki Medit !

Gambar
Move on bang, pilpres dah lewat jam tayang... J angan pernah berpikir jika semua berita yang kamu temui di Gugel itu benar. Gugel itu cuma wadah yang diisi oleh banyak manusia dengan segala kepentingannya. Kadang isinya susu yang terasa legit ketika orang mencicipinya. Namun kadang pula berisi racun yang ampuh membunuh semua logika. Jangan pernah berpikir jika yang dot com atau berdomain itu sahih untuk dijadikan rujukan. Sebab harga satu bungkus rokokmu itu setara dengan harga domain situs-situs yang kamu bagikan. Jika mau, nanti kamu akan kubuatkan satu dengan cuma-cuma, lalu silahkan isi sesuai kehendakmu. Enggak perlu beranggapan aku ini tidak peduli dengan Indonesia. Negara tidak akan menjadi hancur gara-gara aku tidak ikutan menghiasi linimasa dengan aneka macam berita. Alasannya sederhana.. AKU IKI MEDIT ! Ya, aku emoh menjadi sukarelawan buzzer berita provokatif di sosial media, yang justru membuat empunya situs semakin kaya raya. Enggak usah curiga aku ini Pro Jokow