Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2011

Tiada Lagi Permainan Yang Seperti Rambo

Gambar
S aat masih kecil ibu tak selalu memanjakan saya dengan membelikan mainan yang dulu ngetrend di jamannya. Saya hanya bisa meminjam manakala ingin bermain gamewatch yang saat itu digemari anak-anak kebanyakan. Cuma bisa memandang saat anak tetangga sebelah bermain mobil-mobilan yang berbahan bakar baterai di dalamnya. Hanya terpana pula manakala melihat anak-anak lain saling pamer mainan pistol  yang mengeluarkan bunyi khas saat mereka menarik pelatuknya. Butuh perjuangan ekstra jika saya ingin memiliki itu semua. Tak boleh ada angka merah di rapor sekolah menjadi sebuah syarat manakala saya ingin memiliki mainan-mainan yang saat itu dianggap canggih di jamannya. Meski begitu saya bersyukur tiada sedikit pun ibu mengekang saya untuk bermain di luar rumah dengan anak-anak kampung lainnya. Salah satu permainan anak kampung yang saya sukai waktu itu adalah perang-perangan. Merakit aneka senjata yang kami buat dari pelepah daun pisang. Membuat granat tangan mainan yang kita kalungkan d

Nakal Enggak Harus Kurang Ajar

Gambar
Menjadi seorang yang paling tua dalam sebuah organisasi secara tidak langsung menyadarkan saya betapa sulitnya menjadi orang tua. Selain berperan sebagai seorang kakak, saya pun harus berperan pula sebagai seorang bapak manakala dibutuhkan. Pernah suatu hari saya disambati oleh salah satu orang tua dari adik-adik saya. Sebut saja nama adik saya tersebut Margono. Eh jangan ding.. Kurang keren, ganti Morgan aja ya hehe. Nah ceritanya si Morgan  mempunyai sebuah permasalahan dengan ibunya  hingga akhirnya dia nekat memutuskan untuk kabur dari rumah alias minggat. Sebagai kakak di organisasi saya merasa terpanggil untuk mencoba mencari jalan keluar terhadap permasalahan yang dihadapi Morgan saat itu. Segera saya menuju rumah Morgan yang sudah dia tinggalkan selama seminggu lebih. Dengan menetes air mata ibu Morgan menjelaskan dengan detail pemicu awal permasalahan antara dia dan anaknya. Sebenarnya permasalahannya cuma sepele, tapi entah setan mana yang membisiki Morgan hingga akhirny

Saya 'kan Senior

Gambar
"Mas punya memory card?" , tanya seorang anak kecil dengan polos kepada saya. "Oh Card Reader tah?" , Saya pun  memberikan sebuah card reader kepadanya, karena tanpa dijelaskan lebih lanjut saya sudah paham apa sebenarnya yang dibutuhkan anak tersebut.  Selang beberapa menit kemudian si anak kecil tadi kembali menghampiri saya sambil membawa card reader   "Mas piye cara masange?". Saya pun membantu anak tersebut memasang memori card anak tersebut ke dalam card reader. Tak lupa pula saya mengingatkan agar card readernya nanti dicolokkan di belakang komputer tempat dia ngenet. Tak seberapa lama kemudian lagi-lagi si anak kecil itu menghampiri saya, "Mas cara ngopy lagune gimana?" , tanya dia sambil garuk-garuk kepala. Saya segera menghampiri bilik  tempat anak kecil tersebut ngenet, yang kebetulan letaknya tidak begitu terlihat dari meja operator. Di sana saya melihat ternyata si anak kecil tersebut tidaklah sendirian. Ada dua orang anak

Posting Darurat

Gambar
Maksud hati ingin fokus kembali ngeblog, tapi apa daya kondisi yang menghalangi. Setelah dua hari kemarin aktifitas di dunia maya tersendat gara-gara koneksi yang ngadat. Sekarang giliran kesibukan offline yang memaksa saya untuk sementara waktu tidak bisa berleha-leha dengan nyaman di ranah blogspher. Ceritanya sekarang rumah saya sedang direnovasi. Maklum bulan depan keluarga saya akan mengadakan sebuah hajatan besar. Ada yang mau nikah nih ceritanya. Apakah saya? owh bukan lah yaw. Tapi pernikahan adik saya yang insya Allah akan dilaksanakan akhir Nopember nanti. Doakan lancar jaya ya. Berhubung kamar tempat ngenet saya sehari-hari termasuk sebagai ruangan yang mesti dibenahi itu berarti aktifitas dunia maya sedikit terhambat untuk sementara. Jujur rasanya begitu tidak nyaman. Jika bangun tidur setiap harinya layar monitor yang saban hari saya pandang. Sekarang berganti dengan semen, pasir dan bongkahan puing bangunan yang memenuhi kamar saya tersebut. Terus terang barusan sa

Gondrong Bukan Berarti Garong

Gambar
C erita  terjadi beberapa tahun yang lalu. Ketika saya mencoba mencari peruntungan sebagai perantau di kota. Masa dimana setiap pagi saya harus melintasi sebuah tembok pembatas saat menuju ke tempat kerja saban harinya. Bekerja sebagai tenaga kasar di sebuah proyek ruko di sebuah perumahan elit, itulah pekerjaan saya ketika itu. Menjadi asisten seorang seniman patung yang kebetulan adalah om saya sendiri. Kalau bahasa keren orang-orang proyek sih menyebut pekerjaan saya adalah seorang kenek. Ya, seorang kenek bangunan yang tugasnya mengatur komposisi air, semen dan pasir menjadi adonan kenyal yang siap dikonsumsi om saya sebagai bahan pembuat patung. Hahaha.. ruwet juga bahasa saya ya?. Padahal saya cuma ingin bilang jika saya adalah tukang aduk pasir dan semen. Maklum lah namanya juga blogger..hehe Banyak orang bilang seorang seniman itu sering nyleneh dalam hal penampilan. Begitu juga halnya yang terjadi pada om saya. Eksentrik..! mungkin itu kata yang tepat untuk sedikit m

Orang-orang Yang Kurindukan

Gambar
S udah lewat setahun saya menjadi salah satu warga di ranah blogspher. Banyak cerita dan kenangan yang mungkin akan menjadi sebuah nostalgia saya saat di usia senja. Beragam pengetahuan bisa saya dapatkan di sini. Banyak pula pengalaman hidup yang bisa saya saksikan dari jendela monitor yang selalu setia menemani saya tiap hari. Meski hanya sebatas sebagai satpam dunia maya, namun rasanya saya begitu bahagia diberi kesempatan untuk mengecap sebuah dunia penuh warna. Ada sebuah kebanggaan pula yang saya rasakan, karena bisa turut berkarya bersama orang-orang yang saya anggap begitu hebat. Menjelang Essip memasuki usianya yang setahun kemarin, saya mencoba melakukan sebuah napak tilas tentang semua yang telah saya goreskan melalui blog ini. Membuka lembar demi lembar posting yang telah saya buat. Memutar kembali rekaman peristiwa-peristiwa yang telah saya tuangkan dalam bentuk tulisan. Ah ternyata memang benar, banyak cerita di situ yang telah memberikan kenangan buat saya. Lucu ra

Story Pudding : Ingin Seperti Itu

Gambar
Nama lengkapnya Januar Pribadi, tapi orang-orang biasa memanggilnya Jepri. Umurnya lebih muda dari saya. Namun masalah pengalaman hidup saya rasa si Jepri lebih matang dibanding saya. Bulan April 1995 si Jepri  dengan terpaksa harus menerima sebuah kenyataan hidup. Sang bapak yang selama ini menjadi tulang punggung bagi keluarganya  pergi terlebih dahulu menghadap Pemilik-nya. Meninggalkan Jepri dan Emaknya, seorang wanita tangguh yang kini harus berjuang sendiri untuk membesarkan anak semata wayangnya yang saat itu masih duduk di bangku SMP. Selama masih ada tarikan nafas yang mengisi rongga dada, selama itu pula roda kehidupan harus terus digulirkan. Kekurangan bukanlah sebuah alasan untuk mengisi kehidupan dengan segala macam keluhan. Namun justru sebuah kekurangan harus bisa dijadikan tantangan untuk menaklukkan semua pahit getirnya kehidupan. Mungkin itulah prinsip yang selalu dipegang oleh emak Jepri. Menyambung hidup dengan bekerja sebagai buruh dengan upah mingguan di sebu

Batikkan Harimu.! – Kenapa Harus Malu?

Gambar
D ulur blogger, mohon maaf kiranya jika saya nekat memajang foto di atas. Bukan semata saya mau bernarsis ria, atau meminta anda beropini tentang sosok tak seberapa tampan di foto tersebut hehe. Posting saya kali ini akan sedikit berbicara tentang apa  pakaian yang kenakan dalam foto itu yaitu Batik. Pakaian batik tersebut sebenarnya barang peninggalan dari almarhum kakek saya. Modelnya memang jadul, tapi bagi saya pakaian tersebut unik, menarik dan nyaman saat dikenakan. Meski batik seringkali identik dengan acara formal, tapi kadangkala saya nekat memakainya di acara non formal, bahkan di saat ngopi di pinggir jalan pun saya tak segan memakainya. Berbagai tanggapan seringkali saya dapatkan saat memakai pakaian warisan tersebut.  Beragam komentar sering muncul manakala saya memakai baju yang dianggap jadul. Mau kondangan mas?, eh pak Kades datang, jadul ya bro ?. Itulah kalimat bernada mengejek yang sering saya dengar ketika mengenakan batik. Bahkan baru saja di FB ada seseorang