Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2014

Bencana itu Mungkin Karena Salah Saya

Gambar
dokumentasi M. Mockhlisin B anjir merendam ibukota. Sinabung masih belum sembuh dari demam. Tiba-tiba semalam, Kelud pun ikut tertular dengan melontarkan batuk dahaknya. Dikabarkan beberapa gunung api bersiap pula menyalakan sumbunya. Itulah kondisi yang terjadi di negeri kita. Bencana menjadi pertanda jika bumi ini sedang sakit dan butuh penawar berupa kasih sayang  kita. Indonesia, bumi yang subur serta menyimpan timbunan harta karun yang tak terkira. Negeri dengan bentang alam berupa pahatan-pahatan Illahi yang begitu menawan. Namun di satu sisi negeri ini bukanlah tempat yang aman. Ada ujian berupa bencana alam yang seringkali Tuhan berikan. Yah, bencana seakan mesra bersahabat dengan Indonesia.  Tiga lempeng utama dunia membuat kita seringkali dihadiahi gempa tektonik dan juga tsunami. Aktifitas vukanis pun terus melakukan geliatnya di perut bumi kita, sebab nusantara disebut pula Ring of Fire dengan ornamen puluhan gunung apinya. Belum lagi bencana yang terjadi karena

Sekali Lagi, Saya Dizalimi Koneksi

Gambar
kredit S etiap usaha tentu ada lika-liku hambatan serta tingkat kesulitan yang di dalamnya. Pun demikian halnya dengan saya, seorang pengais rejeki di dunia maya. Laju internet yang tak sesuai iklan. Mudah putusnya jaringan, hingga raib sama sekali. Itulah kendala yang saya hadapi beberapa hari ini. Menjadi seorang pelanggan yang terzalimi oleh koneksi. Dua kali mengajukan semacam laporan. Mengeluhkan  internet rumah  yang mengalami gangguan, tapi hasilnya sama saja. Di ujung telpon sana seseorang selalu memberikan jawaban diplomatisnya. "Ya pak. sebentar lagi kami akan ke sana untuk mengatasi gangguan internet Anda" . Jawaban yang sama dan itu-itu saja reaksinya. Membuat saya bertanya, apakah penyelenggara jasa di negeri ini masih enggan berbenah diri?  Suka menuntut pelanggan untuk melakukan kewajiban terbaiknya. Tapi, kadang lupa dan bahkan mengabaikan hak pelanggan yang harus pula segera ditunaikan. Jika mau mereka tak segan menggunakan tangan besinya. Memu