Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2010

Sebuah Lagu Tentang Burung

Gambar
S elain "Luka Yang Indah" , ada satu lagi lagu yang dibuatkan oleh sahabat Bro Hakim spesial buat saya. Sebuahlagu yang saya juga ikut terlibat dalam pembuatan liriknya, meskipun cuma satu kalimat he.he.he. "Apa artinya hidup?", itulah sebaris kalimat yang saya pakai sebagai bahan urun lirik dalam lagu berjudul "Nyanyian Burung" ini. Sebuah kalimat sederhana tapi memiliki berjuta makna. Apa artinya hidup?, saya yakin semua pasti mempunyai jawaban yang berbeda-beda, bahkan mungkin ada juga yang masih belum tahu tujuan dia hidup. Lagu ini mengajak kita untuk sedikit merenungkan kenapa kita harus diciptakan, apa yang harus kita lakukan saat di dunia dan kemana kita setelah meninggalkan dunia ini. Kenapa mesti pakai filosofi burung?. Yah, karena burung adalah sesuatu yang menarik untuk diomongkan. Kita tahu jika kehidupan burung begitu singkat di dunia ini. lahir, besar, kawin, mempunyai keturunan, tua lantas mati. Namun ditengah rutinitas kehidupannya

Jangan Sampai Satwa Hanya Menjadi Sebuah Sketsa

Gambar
T iga hari yang lalu adik-adik saya di Wachana membawa oleh-oleh yang lain dari biasanya. Seekor satwa liar yang  selama ini saya cuma bisa tahu namanya adalah garangan.  Esoknya adik-adik saya kembali membawa seekor garangan. Oleh mereka satwa bernama keren Herpestus Javanicus ini sekarang dibuatkan kandang, dan menjadi hiburan tersendiri bagi saya saat bangun dari tidur. Pada awalnya saya sempat memarahi adik-adik saya, karena memelihara satwa liar tentunya tidak sesuai dengan baju kami sebagai seorang pencinta alam. Ternyata adik-adik saya sekarang sudah bisa mengerti akan siapa mereka dan apa yang harus mereka lakukan. Mereka menjawab jika garangan tersebut hanya sementara mereka pelihara, karena nanti akan mereka lepaskan ke hutan kecil bukit sebelah tempat biasa kami bermain. Mereka berdalih jika tidak secepatnya garangan tersebut diselamatkan dari tangan penduduk yang menangkapnya, pasti nasib garangan tersebut akan berakhir di ujung pisau alias jadi sate garangan . Alhamd

Menunggu Datangnya Inspektur Vijay

Gambar
L agi - lagi para aktor kawakan negeri ini membuat cerita, tapi yang jelas ini bukanlah Cerita Suka - Suka miliknya Kang Erdien loh. Kalau dulu mata kita sudah dimanjakan oleh tontonan berjudul "Penjaraku Surgaku" dengan bintang Artalyta. Kali ini muncul debutan baru dengan lakonnya "Aku Tak Mau Terpenjara". Masih dengan setting penjara dan tentu saja ujung-ujungnya menghasilkan ending yang enggak jelas alias blind ending. Dulu lewat mata pelajaran PMP  diajarkan jika di negeri ini hukum berlaku buat siapa saja tanpa pandang bulu, tapi kenapa hukum masih berlaku cuma untuk bulu ayam kampung saja? sedangkan bulu burung merak yang jelas - jelas sudah melanggar hukum,  mereka dibiarkan leluasa melakukan kejahatannya?. Kenapa seorang maling jemuran meski babak belur saat dipaksa mengakui tindak kejahatan amatirnya? Sedangkan sepertinya tak satupun yang berani menghajar seorang koruptor yang menguras uang rakyat. Apa karena bulu merak lebih indah dari bulu ayam kam

Memanfaatkan Kredit Usia

Gambar
K apan hari lewat pesan singkat seorang sahabat mengatakan kapada saya jika dia akan berangkat menjadi relawan di Jogja. Sebuah isi SMS yang membuat saya iri saat membacanya, karena sejak lama saya ingin melakukan apa yang saat ini dilakukan oleh sahabat saya tersebut, namun sayang kondisi saat ini membuat saya mengurungkan obsesi  tersebut. Dulu saat masih aktif di PESANTREN (Pengangguran Santai Tapi Keren) saya memiliki waktu yang bisa dibilang begitu luang untuk memberikan sumbang asih sedikit tenaga buat yang memerlukan, tapi saat itu hati saya belumlah lunak seperti sekarang.  Meski saat ini kondisi materi saya lebih baik dibanding dulu, namun secara psikologis saya merasa cuma menjadi seorang pesakitan yang hanya bisa menghabiskan hari-hari di depan monitor. Saat sahabat saya bisa berbaur menjadi satu dengan para pengungsi, saya disini cuma bisa menggerakkan adik-adik saya untuk menggalang dana sukarela buat para korban bencana. Dari sini saya belajar jika manusia produkti

Antara Aku dan Majikanku

Gambar
D ulu saya pernah bekerja pada seorang majikan yang menurut saya begitu kurang perhatiannya pada seorang bawahan. Dengan upah yang bisa dibilang pas-pasan saya mencoba bersabar menghadapi tekanan yang ada saat bekerja. Sebagai bawahan saya selalu mempunyai prinsip untuk mengabdi dan selalu memberikan yang terbaik buat majikan saya, siapapun orangnya. Bagi saya kemajuan usaha majikan saya adalah kebahagiaan saya juga. Sebaliknya jika usaha dari majikan saya mengalami kemunduran, saya juga merasa menjadi bagian yang membuat usaha tersebut mengalami kemunduran. Namun tak selamanya kebaikan yang coba kita berikan kepada orang lain akan berbalas kebaikan pula kepada kita, karena entah kenapa secara tiba-tiba saya dipecat tanpa alasan yang jelas. Pernah saya dengar selentingan jika saya dicurigai mengambil sesuatu dari tempat kerja saya, tapi saya lebih memilih bersabar karena saya yakin kelak Allah akan memberi ganti pekerjaan yang lebih layak kepada saya. Alhamdulillah, keyakinan say

Selamat (mengisi) Hari Pahlawan

Gambar
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya" S uatu pertanyaan seringkali saya perdebatkan sewaktu SD, apa mungkin kita masih perang wong Belanda sama Jepang sudah pergi kok dari Indonesia? . Namun setelah beranjak dewasa barulah saya sadar jika kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan masih belum usai, dan jadi kewajiban kita sebagai orang yang menikmati kemerdekaan sekarang ini untuk meneruskan perjuangan para pahlawan tersebut. Memang perjuangan tersebut tidaklah sama dengan apa yang dilakukan oleh para pahlawan terdahulu. Kita tidak lagi mengangkat senjata melawan musuh, tapi yang harus kita lakukan adalah mengisi kemerdekaan tersebut dengan mencoba menjadi pahlawan di bidangnya masing-masing. Perang masih belum usai, karena masih banyak PR yang harus kita kerjakan bersama agar semua rakyat bisa merasakan nikmatnya kemerdekaan sesungguhnya. Apa yang mungkin saat ini menjadi pekerjaan kita, mungkin di situlah medan peper

Secarik Kain Itu

Gambar
A lhamdulillah, akhirnya selesai sudah gawe besar Wachana di tahun ini. 9 orang Chapunk muda saat ini telah berada mesra di tengah-tengah kami. Meski diklat kami masih belum bisa dikatakan sempurna, tapi saya bangga sebab inilah karya murni adik-adik saya yang nyaris tiada campur tangan saya didalamnya. Saya juga ikut terharu melihat semua peserta menitikkan air mata saat saya mengalungkan secarik kain berwarna abu-abu di leher mereka. Bermacam janji kesetiaan kepada teman dan organisasi diucapkan. Keinginan untuk berubah ke arah yang positif juga terlontar dari lisan polos mereka. Wallahualam, yah cuma dia dan Pencipta-Nya yang tahu apakah janji tersebut cuma di lisan atau memang terbukti akan mereka wujudkan kedepannya. Kadang saya heran kenapa banyak orang yang mau bersusah payah hanya untuk mendapatkan secarik kain menggantung di leher mereka. Padahal nilai materi dari secarik kain tersebut tentunya tak sebanding dengan perjuangan mereka saat mendapatkannya. Seringkali saya me

Aku Bangga Menjadi Pencinta Alam

Gambar
S epertinya baru kemarin saya memasuki dunia yang memberikan saya hal dan pengalaman yang sangat berharga dalam hidup saya. Tak terasa besok adik-adik saya di WACHANA mulai menggelar gawe untuk meneruskan perjuangan saya dalam sedikit memberikan darma bakti kepada alam ini. Sebuah Gladian Dasar atau menurut teman-teman P.A disebut diklat akan kami selenggarakan esok hari. Yah, setidaknya kita masih bisa bernafas untuk setahun kedepan, dan Alhamdulillah mungkin gladian ini sebagai bukti jika masih ada segilintir anak-anak muda yang masih peduli dengan alamnya, disaat negeri kita mengalami degradasi rasa sayang terhadap alam kita sendiri. Dunia pencinta alam adalah suatu dunia baru yang tak bisa saya lupakan. Disini saya menemukan sebuah pengala man hidup dan hal - hal yang sama sekali belum saya temukan sebelumnya. Mungkin saja saya tidak akan perna h bisa menulis isi blog ini seandainya saja saya tidak pernah mengenal sama sekali dunia pecinta alam. Disini sebagai lelaki saya dia

Poko'e Essip

Gambar
K apan hari ada teman yang menanyakan kenapa blog saya dinamai ESSIP . Spontan saja saya jawab "biar enak di lidah". Saya sendiri enggak paham kenapa tiba-tiba saja memilih Essip menjadi nama blog saya, padahal menurut saya blog ini jauh dikatakan sebagai blog yang essip . Buat anak-anak muda di kampung saya, kata essip biasanya dipakai jika mereka akan merencanakan sesuatu dengan harapan rencana tersebut akan berjalan mulus. Suatu perasaan optimis dan lega akan timbul jika saat kita menyusun rencana bareng, kata-kata essip muncul di dala mnya. Nah mungkin itulah alasan sederhana kenapa saya pilh kata essip dalam blog ini, karena saya ingin perasaan optimis dan pede pada tulisan saya sendiri tersebut akan muncul juga dalam diri saya. Dalam posting pertama saya di blog ini, menuliskan tentang kebingungan saya akan apa nantinya yang akan saya tulis, namun karena motivasi dari empunya Acacicu membuat saya menjadi bersemangat buat ngeblog. Memang benar jika dipikir b