Saring Sebelum Sharing


Sharing-sharing di medsos agar linimasa tak kelihatan garing. Berbagi aneka informasi dengan tetangga sekeliling.  Dari hal-hal remeh hingga sesuatu yang dianggap penting. Membicarakan gosip tentang Ayu Tingting, gedung DPRD DKI yang katanya miring, hingga isu-isu kekinian yang lagi booming.

Hingga hari ini kegemaran melakukan sharing sedang menjadi trending. Medsos disulap bak mall yang sedang melakukan promo dengan harga dibanting. Berbagai macam berita dan informasi ditawarkan begitu murah untuk memikat tetangga samping. Sesuatu yang wajar saja  selama sharing itu bermanfaat dan tidak membuat orang lain ilang feeling. Apalagi sampai muring-muring.

Ada pula di antaranya yang setiap hari menyibukkan diri dengan mencari bahan posting. Kulakan aneka macam berita di dunia maya lewat media daring. Lalu membagikannya di medsos mereka sebagai penghias dinding. Membubuhinya dengan kata-kata yang wow amazing. Berharap tetangga sebelah ikut terpancing. Lalu nimbrung dan turut berkomentar dengan gaya bahasa yang hebring. Jika merasa tak puas, mereka pun menjajakannya ke grup-grup Facebook tempat biasa nangkring. Konon katanya semakin usreg di media sosial, sensasinya serasa orang penting.

Rajin sharing tentunya harus dibarengi dengan kebiasan melakukan saring. Tak cukup dengan membaca satu media saja, tapi media lainnya sebagai pembanding. Bisa saja ada hal yang salah pada materi yang kita sharing.  Hoax atau asli, itulah yang lebih dulu harus disaring. Tak terburu meyakini kebenaran sebuah berita yang sedang booming. Sebab bisa jadi semua itu cuma bohong bak aktor melakukan akting. Lebih lagi jika isinya cuma gosip atau isu viral tentang aib seseorang yang sedang meruncing. Duh kah.. abaikan saja, itu cuma ulah orang-orang setengah sinting. Jangan sampai kotak komentar Facebookmu berubah menjadi ring.

Intinya we must be thinking before sharing. Meneliti terlebih dahulu kebenaran sebuah berita serta menimbang segala dampak ketika kita posting. Asal kamu tahu saja sebenarnya kita ini seringkali menjadi bancakan bak santapan kambing guling. Oleh media lewat  umpan posting mengadu domba yang mereka jajakan keliling. Memanfaatkan celah kegemaran kita yang  mudah melakukan sharing dengan sering-sering. Ya, cuma menjadi obyek permainan para sales "dodol omong kulak fitnah" agar earning klik iklan semakin cring-cring. Jadi, apakah kamu mau menjadi buzzer murahan mereka tanpa paying?.

Niatkan saja semata kebajikan ketika kita melakukan sharing.  Tak harus memajang hal-hal berat yang membuatmu terkesan hebat dan sok penting. Macam isu-isu politik yang kerap membuat kita mengerutkan kening. Atau topik kontroversi yang mengundang tetanggamu  berdebat dan melakukan perang tanding. Cukup yang enteng-enteng saja, tapi bermanfaat dan bernilai pahala teriring. Informasi ringan semacam jadwal liga sepakbola yang akan bertanding. Resep cara membuat aneka toping  atau berbagi tips seputar parenting. Mudah kan? Ringan tapi bermanfaat dan enggak bikin salting.

Gunakan medsos sebagai media pemersatu sekaligus tempat refreshing. Mendekatkan yang jauh agar kembali merapat duduk di samping.  Mempertemukan teman-teman lama kita yang sudah mulai pangling. Bukan justru membuat persatuan anak bangsa menjadi terurai compang-camping. Cuma gara-gara berita provokatif dan palsu ulah oknum-oknum pencari receh yang derajatnya tak lebih dari seorang maling. Boleh-boleh saja sering-sering melakukan sharing. Tapi jangan lupa dahului dengan saring agar manfaat tuh posting.  Jika ragu kebenaran akan sebuah berita, mending diam saja tak bergeming. Tak perlu jadi latah ikut-ikutan melakukan posting mengikuti trending. Mending nikmati saja Facebookmu dengan bergembira sembari menikmati kopi hangat dan camilan emping. Hati tenteram damai, minim dosa dan gak bikin kepala kita pusing. Wis ah.. cukup sekian posting. Aku arep mlebu jeding!.

Komentar

  1. Tabik aku baca tulisannya 😄👍.. pesannya dapet banget, tapi dengan pilihan kata yang kaya, menarik perhatian karena rimanya, dan bisa banget nyambung gitu loooh. Aku susah bikin begini mas.

    Ini ditulis pas zaman2 hoax masih merajalela dengan oknum2 yang bikin emosi yaaa 😄. Sampe rusak pertemanan dan hubungan keluarga saking ribut dan berdebat soal hoax 🤣. Yang ada waktu itu, aku banyak memfilter friendlists yang hobi share tulisan ga bertanggung jawab , ATO cendrung provokatif. Demi kewarasan diri sendiri mas 😅. Syukurnya jadi jauh berkurang, masih ada, tapi ga separah dulu :D. Aku bikin medsos tujuannya pengen Deket Ama temen2 lama, kok ya jadi makin jauh Krn beda pandangan 😂. Tapi semoga hubungan Ama temen2 blogger tetep baik sih. :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima kasih telah membaca artikel dengan cara seksama dan tidak dalam tempo sesingkat-singkatnya