Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2013

Wisata Kopdar : Bunda Yati Yang Ada Jauh Di Sana (Jakarta bagian 2)

Gambar
S epertinya tak sia-sia saya memiliki guide handal macam Una . Segudang pengalaman jalan-jalan yang dia dapat dari berbagai negara, terlihat nyata saat dia menjadi guide saya di Jakarta. Tak hanya piawai mengatur strategi tempat mana saja yang akan saya kunjungi. Tapi, banyak pula pengalaman-pengalaman baru yang saya dapat saat dolan bersamanya. Memperoleh pengalaman pertama menikmati nyamannya fasilitas ibukota bernama busway. Gara-gara Una saya pun bisa berkenalan dengan aneka makanan khas orang kota, yang terus terang saja membuat lidah saya terasa fals saat mengecapnya. Mungkin terdengar ndeso banget dan lucu ya, tapi bagi saya pengalaman itu benar-benar baru dan mungkin sulit dilupa.  Dan satu hal lagi, Una telah membuat saya serasa anak megapolitan saja. Betapa tidak, selama di Jakarta Una lebih banyak memilih jasa taksi sebagai angkutan kami saat wira-wiri. Ah, tiga hari yang membuat saya serasa menjadi backpacker gedongan saja hahaha. Sore hari saat asyik menikmati zon

Wisata Kopdar : Memenuhi Janji pada Bunda Lahfy (Jakarta bagian 1)

Gambar
S ehari menjelang berakhirnya Asean Blogger Solo, via SMS saya mencoba menghubungi adik saya. Mengabarkan jika besok saya akan bertolak menuju Jakarta. Namun sayang, di ujung hape sana adik mengabarkan jika posisinya sedang berada di Cirebon. Yang artinya kecil kemungkinan saya bisa menemuinya setiba di Jakarta. Kabar itu sedikit menyurutkan niatan saya untuk dolan ke Jakarta. Menyambangi dulur-dulur blogger memang menjadi agenda dolan saya, tapi saya pun berniat untuk menyambangi adik-adik saya yang berada di Jakarta. Hanya ingin tahu seberapa besar sih si Rico, keponakan dari adik lelaki saya. Juga bagaimana kabar si Roes, adik perempuan saya yang  lebih dari sepuluh tahun tak terdengar beritanya. Rumit memang jika diuraikan jalan cerita kehidupan keluarga kandung saya. Serumit jalan pikiran saya saat itu yang kebingungan harus parkir kemana nanti saat sampai di ibukota. Alhamdulillah untungnya di blogsphere saya mengenal seorang bidadari baik hati. Bidadari itu bernama Un

Dobel Aplaus di Aksi Panggungku

Gambar
M eski cerita ini terjadi berpuluh tahun silam, tapi detil kejadiannya hingga kini masih membekas dalam memori saya. Kisah ini terjadi ketika saya masih di bangku TK. Tepatnya di acara panggung acara perpisahan siswa. Seperti yang kita ketahui, hampir di tiap sekolah menggelar semacam prosesi untuk merayakan kelulusan siswanya. Prosesi itu biasanya berupa panggung hiburan. Diisi oleh para siswa itu sendiri, dengan menyuguhkan berbagai atraksi macam paduan suara, menyanyi ataupun seni tari. Demikian halnya dengan sekolah saya, menggelar acara serupa. Dan kebetulan saya pun mendapat jatah untuk mengisi acara perpisahan di sekolah saya. Deklamasi, itulah atraksi yang akan saya perani. Sebagai kenangan untuk sekolah yang sebentar lagi akan saya tinggalkan. Saya sudah tak mampu lagi mengingat  isi dari puisi tersebut. Seingat saya tema dari puisi itu tentang perjuangan Pangeran Diponegoro. Puisi itu dibuat oleh ibu Ning, yang beliau diktekan  setiap hari agar saya bisa hafal isinya.

Saya Hanya Perlu Dolan !

Gambar
D ulu ada pikiran jika saya adalah orang yang tahan banting saat internetan. Mengenal  dunia yang satu ini juga butuh sebuah perjuangan. Harus rela berpancal ria untuk lebih mengintiminya. Menempuh puluhan kilo menuju warnet kota. Tujuannya satu, ingin berlama-lama berinternet dengan harga yang ramah dengan kantong saya. Itulah sedikit cerita di awal-awal saya mengenal dunia maya. Sebuah cerita yang pernah saya tulis lewat artikel berjudul Slobatsur . Masa-masa dimana hanya internet dan internet saja yang ada dalam pikiran saya. Suatu kondisi yang membuat saya begitu mengingini akan sebuah profesi,  Satpam dunia maya ! Alhamdulillah, Sang Maha Pengabul Impian ternyata meluluskan pinta saya. Gelar idaman itu sekarang sudah tersematkan. Dunia maya sekarang seakan menjadi kehidupan kedua saya. Ya, satpam dunia maya, itulah pekerjaan saya. Ada yang bilang  sesuatu yang dilakukan berlebihan itu lama-lama akan memberi efek berupa bosan. Menurut saya bahagia itu lebih nikmat dirasa s

Merah Yang Tak Membuat Marah

Gambar
S aat masih SD bisa dikatakan saya memiliki prestasi yang lumayan moncer di sekolahan. Enam tahun perjalanan  di bangku dasar, semuanya saya lalui dengan prestasi. Predikat Numero uno, seakan menjadi langganan bagi saya di setiap catur wulannya.  Bahkan  pernah pula saya mengukir sejarah prestasi nan gemilang  bagi SD tersebut. Sejarah, sebab saya menjadi satu-satunya siswa yang bisa mengukir prestasi indah hingga SD itu dinyatakan bubar oleh pemerintah. Gemilang, karena  sekolah pinggiran ternyata siswanya juga mampu bersaing dengan sekolah-sekolah unggulan. Yah, menjadi juara dua lomba mata pelajaran tingkat kabupaten. Setelah itu piye? Halaagh emboh.. Intine saya kecil ini pinter, tapi makin gede malah makin keblinger hahaha. Prestasi moncer itu saya rasa tak semata didapat dari sekolah saja. Justru Ibu yang menurut saya memberikan andil besar bagi prestasi pendidikan dasar saya. Ibu sudah menjadi semacam guru besar setelah guru-guru SD saya. Dengan metode pendidikan yang