Antara Aku dan Majikanku
Dulu saya pernah bekerja pada seorang majikan yang menurut saya begitu kurang perhatiannya pada seorang bawahan. Dengan upah yang bisa dibilang pas-pasan saya mencoba bersabar menghadapi tekanan yang ada saat bekerja. Sebagai bawahan saya selalu mempunyai prinsip untuk mengabdi dan selalu memberikan yang terbaik buat majikan saya, siapapun orangnya. Bagi saya kemajuan usaha majikan saya adalah kebahagiaan saya juga. Sebaliknya jika usaha dari majikan saya mengalami kemunduran, saya juga merasa menjadi bagian yang membuat usaha tersebut mengalami kemunduran.
Namun tak selamanya kebaikan yang coba kita berikan kepada orang lain akan berbalas kebaikan pula kepada kita, karena entah kenapa secara tiba-tiba saya dipecat tanpa alasan yang jelas. Pernah saya dengar selentingan jika saya dicurigai mengambil sesuatu dari tempat kerja saya, tapi saya lebih memilih bersabar karena saya yakin kelak Allah akan memberi ganti pekerjaan yang lebih layak kepada saya.
Alhamdulillah, keyakinan saya akan perlunya rasa bersabar ternyata membuahkan hasil, karena tak seberapa lama saya kembali mendapatkan pekerjaan. Masih tetap sama sebagai satpam dunia maya alias operator warnet, namun kali ini yang membedakan adalah majikan dan kondisi kerja yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
Saat ini saya mempunyai majikan seorang pria berkebangsaan Mesir yang kebetulan menikah dengan salah seorang warga ditempat saya. Pria yang hampir seumuran dengan saya dan bisa memberikan nuansa tersendiri bagi kehidupan saya. Jurang pemisah antara majikan dan pembantu sepertinya tak pernah saya rasakan, karena dia bisa mengerti bahwa kesuksesan dari usahanya tak bisa lepas dari peranan karyawannya.
Rasa nelongso menjadi seorang bawahan tak pernah saya rasakan, karena majikan saya begitu mudah membuka jalur komunikasi jika ada sesuatu hal yang kurang pada pekerjaan saya. Sang majikan saya juga tidak terlalu pelit memberikan suatu pujian atau bonus jika saya melakukan pekerjaan dengan baik, bahkan saat ini upah yang saya terima bisa dikatakan merupakan upah tertinggi sebagai seorang operator warnet di daerah saya.
Tak pernah saya melihat sosok seorang majikan dari dia, karena yang saya rasakan justru saya menjadi sahabat buatnya. Tak jarang saya bercanda dalam takaran yang menurut saya bukanlah canda antara seorang majikan dan pembantu, tapi sebuah canda seperti halnya saya bercanda dengan teman-teman saya. Di saat sebagian orang masih menganggap hal yang tabu untuk bercanda dengan majikan masing-masing, disini saya malahan saling berbagi rokok dan cubit-cubitan dengan majikan saya. Sebuah suasana yang tentunya membuat kekakuan hubungan majikan dan pembantu menjadi pudar.
para netter, jika saja pengalaman antara saya dan majikan saya bisa diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, saya yakin tidak ada lagi berita penyiksaan kepada seorang pembantu yang akan kita dengar. Tidak ada lagi berita tentang demo buruh karena menuntut kesejahteraan, karena pada dasarnya majikan dan pembantu saling membutuhkan.
Saya juga membayangkan jika saja para "orang gede" mau untuk sedikit lebih berbaur bersama masyarakat kecil, keadaan negeri kita pastilah akan lebih baik dari sekarang. Bukan hanya saat menjelang pemilihan saja mereka mau turun ke jalan, tapi saat mereka terpilih juga tak segan untuk berbaur dengan masyarakat kecil.. Tapi ono ora yo..?
Meski anda tak tahu arti dari tulisan ini, tapi inilah kado yang bisa saya berikan buat anda. Saya yakin andapun punya pikiran seperti saya, jika sebuah perbedaan status, bahasa dan bangsa bukanlah penghalang untuk sebuah persahabatan.
Do'akan kelak saya bisa menjadi orang besar seperti anda, agar kita bisa berpetualang bareng menyusuri tepian sungai Nil , menelusuri setiap lorong Pyramid seperti yang sering anda ceritakan di sela-sela obrolan kita.
شكرا لك يا صديقي
Namun tak selamanya kebaikan yang coba kita berikan kepada orang lain akan berbalas kebaikan pula kepada kita, karena entah kenapa secara tiba-tiba saya dipecat tanpa alasan yang jelas. Pernah saya dengar selentingan jika saya dicurigai mengambil sesuatu dari tempat kerja saya, tapi saya lebih memilih bersabar karena saya yakin kelak Allah akan memberi ganti pekerjaan yang lebih layak kepada saya.
Alhamdulillah, keyakinan saya akan perlunya rasa bersabar ternyata membuahkan hasil, karena tak seberapa lama saya kembali mendapatkan pekerjaan. Masih tetap sama sebagai satpam dunia maya alias operator warnet, namun kali ini yang membedakan adalah majikan dan kondisi kerja yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
Saat ini saya mempunyai majikan seorang pria berkebangsaan Mesir yang kebetulan menikah dengan salah seorang warga ditempat saya. Pria yang hampir seumuran dengan saya dan bisa memberikan nuansa tersendiri bagi kehidupan saya. Jurang pemisah antara majikan dan pembantu sepertinya tak pernah saya rasakan, karena dia bisa mengerti bahwa kesuksesan dari usahanya tak bisa lepas dari peranan karyawannya.
Rasa nelongso menjadi seorang bawahan tak pernah saya rasakan, karena majikan saya begitu mudah membuka jalur komunikasi jika ada sesuatu hal yang kurang pada pekerjaan saya. Sang majikan saya juga tidak terlalu pelit memberikan suatu pujian atau bonus jika saya melakukan pekerjaan dengan baik, bahkan saat ini upah yang saya terima bisa dikatakan merupakan upah tertinggi sebagai seorang operator warnet di daerah saya.
Tak pernah saya melihat sosok seorang majikan dari dia, karena yang saya rasakan justru saya menjadi sahabat buatnya. Tak jarang saya bercanda dalam takaran yang menurut saya bukanlah canda antara seorang majikan dan pembantu, tapi sebuah canda seperti halnya saya bercanda dengan teman-teman saya. Di saat sebagian orang masih menganggap hal yang tabu untuk bercanda dengan majikan masing-masing, disini saya malahan saling berbagi rokok dan cubit-cubitan dengan majikan saya. Sebuah suasana yang tentunya membuat kekakuan hubungan majikan dan pembantu menjadi pudar.
para netter, jika saja pengalaman antara saya dan majikan saya bisa diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, saya yakin tidak ada lagi berita penyiksaan kepada seorang pembantu yang akan kita dengar. Tidak ada lagi berita tentang demo buruh karena menuntut kesejahteraan, karena pada dasarnya majikan dan pembantu saling membutuhkan.
Saya juga membayangkan jika saja para "orang gede" mau untuk sedikit lebih berbaur bersama masyarakat kecil, keadaan negeri kita pastilah akan lebih baik dari sekarang. Bukan hanya saat menjelang pemilihan saja mereka mau turun ke jalan, tapi saat mereka terpilih juga tak segan untuk berbaur dengan masyarakat kecil.. Tapi ono ora yo..?
Selamat Ultah buat Mr. Montaser, seorang majikan sekaligus sahabatku.
Meski anda tak tahu arti dari tulisan ini, tapi inilah kado yang bisa saya berikan buat anda. Saya yakin andapun punya pikiran seperti saya, jika sebuah perbedaan status, bahasa dan bangsa bukanlah penghalang untuk sebuah persahabatan.
Do'akan kelak saya bisa menjadi orang besar seperti anda, agar kita bisa berpetualang bareng menyusuri tepian sungai Nil , menelusuri setiap lorong Pyramid seperti yang sering anda ceritakan di sela-sela obrolan kita.
شكرا لك يا صديقي
Salut mas sama majikannya,
BalasHapusbenar2 berakhlak mulia...
Di jalanan banyak pelayan (baca:polisi)
tapi malah kurang ajar sama majikannya..
hahahaha...
lho emang sekarang kerja dimana???
BalasHapusmajikannya hebat ya! bener-bener tipe orang yang nguwongke wong :)
kisah yang inspiratif..
BalasHapussemoga majikan yang baik bisa menularkan kebaikannya
salam sukses..
sedj
Atasan yang mengerti cara membina karyawannya,,
BalasHapusSemoga bisa secepatnya mengikuti jejak sukses majikannya dan gilirannya jadi bos, yang membawa syukur bagi karyawannya,,
Rama@
BalasHapusBerarti kita ini majikan toh.. he.he
Bundamahes@
yo tetep jadi satpam dunia maya Bunda.. salam buat Mahes ya
sedjatee@
semoga sukses juga mas..
ysalma@
amien... makasih
Selama kita jadi bawahan emang kudu sabar n nurutin maunya bos.. hehe ..
BalasHapusAllah memang tak kan ingkar janji, Dia akan selalu berbuat baik kepada hamba-Nya jika hamba-Nya selalu berusaha bersikap baik, walau banyak ujian mendera.
BalasHapusSukses selalu!
smua psti ada jalanna :)
BalasHapusSalut sama kesabaran nya, hebat. Bener terus lakukan yg terbaik untuk kerjaan kita apapun itu kerjaannya. Dan alhamdulillah dapat majikan yg bisa jadi sahabat juga, itu tipe majikan yang jarang-jarang banget ada. Semoga sukses ya bang, amin..
BalasHapusMemang akan terasa senang jika kita mempunyai bos yang perhatian pada kita... Untungnya saya juga mempunyai bos yang lumayan pengertian
BalasHapuswaw keren juga ya, tambah sukses dalam bekerja ya mas. Sahabat sekaligus atasan mas patut diacungi jempol tu, jarang ada atasan yang peduli sama bawahannya, .salam kenal mas
BalasHapusSaung web@
BalasHapuskalau keinginan bos baik enggak masalah tuh, tapi kalau enggak baik..piye?
Kang Erdien@
makasih Kang, eh saya cantolin di pojok atas ya papan nama Kang Erdien?
Aciid@ tenkyu dek.. nanti wes saya praktekin software pemberiannya
maminx@
BalasHapusmatur nuwun, semoga sukses juga buat anda brade
eserzone@
berarti pernah nyubit paha atau join rokok sama si bos seperti saya ya he.he
Cahyanugraha@
Salam hangat brade.. eh ya piye apa Gatotkaca bisa ditampilin di blog ini
wis ngene wae mas, kita saling berdoa smg keinginan menyusuri sungai nil bs terlaksana.
BalasHapus**saya juga pengin bisa menyaksikan piramid dr dekat. tp nggak perlu jd majikan dulu kan? :)
banyak atasan ataupu majikan yang bersikap sangat Bossy, benar2 membuat jarak pemisah antara majikan dan bawahan.. beruntunglah yang bertemu dengan majikan yang bisa membaur dengan karyawannya.. dan menghargai segala usaha dan jerih payah karyawannya..
BalasHapussalam..
Selamat Idul Adha................
BalasHapusWah link Blogku dah nampang di sini hehe...
BalasHapusMakasih ya...!
Link blog ini aku pasang juga dengan ancor teks Poko'e ESSIP :D
orang gede ada juga karena adanya orang kecil, jadi sudah sepantasnya bahwa mereka saling membutuhkan ...
BalasHapusbanyak orang ketika telah mempekerjakan seseorang merasa kalau dia pemilik dari si pekerja itu, menjadi congkak. tapi itu manusiawi, maksud saya manusia akan selalu begitu, maka pengetahuan penting untuk menata kemanusiaan agar tak berjalan asal-asalan.
BalasHapusmanteb tuh majikannya mas.. btw, Montaser seperti akrab ditelinga saya
BalasHapusMenjadi pemimpin yang baik itu memang tak mudah... karena seringkali orang kalau sudah di atas, lupa dg yang ada di bawah.
BalasHapusSeandainya saja semua majikan begitu ya...?
BalasHapusSetidaknya cerita di atas dapat sebagai cermin bagi kita semua, saat kita berada dalam posisi 'yang berkuasa'.
Selamat Ultah buat Mr. Montaser
BalasHapussemoga panjang umur murah rejeki
Kyaine@
BalasHapuspiye kalau kita jadi TKI ke Mesir aja?
Ne@
Salam kenal balik ya
Ded@
matur nuwun..
Erdien@
jangan lupa pake paku baja Kang, biar enggak copot linknya he.he
Joe@
Yupz setuju bang Joe.. kita memang diciptakan buat saling melengkapi.. makasih kunjungannya ya
Muhammad A Vip@
BalasHapusPengetahuan untuk menata kemanusiaan? hem kliatannya patut dicoba tuh
Dandy@
Apa mungkin tetangga anda ya?
Catatan kecilku@
the Others@
Masih satu perusahaan ya he..hee, matur nuwun Bu kunjungannya
Attaya@
Nanti saya sampaikan mas ucapan dari anda, sapa tahu nanti anda ditraktir makan kurma
salut
BalasHapussyukurlah jika bos kita punya sikap yang membumi kepada bawahannya, semoga "bos-bos" yang lain bisa seperti bosnya ente :)
BalasHapusdimata Tuhan derajat kita sama, hanya keimanan yang membedakan
BalasHapuskunjungan balik mas dari Bantul
author : kalau buat sendiri pake flash bisa, tapi sulit. Spiderman itu aku dapet dari situs kok mas, bukan buat sendiri hehehe
BalasHapusMajikan kayak gini yang perlu dipelihara...ech...dihormati dan ditaati kamsudnya.
BalasHapusamiiinn... seharusnya emg begitu majikan dan bawahan itu kan secara tak langsung juga teamwork. Biar usahanya lancar pasti perlu dukungan semua pihak yang berkecimpung di usaha itu..
BalasHapusmoga gajinya naik lagi ya..
BalasHapussiapa tau bisa jadi operator warnet dengan gaji terbesar di Indonesia..
hehehe