Jangan Sampai Satwa Hanya Menjadi Sebuah Sketsa
Tiga hari yang lalu adik-adik saya di Wachana membawa oleh-oleh yang lain dari biasanya. Seekor satwa liar yang selama ini saya cuma bisa tahu namanya adalah garangan. Esoknya adik-adik saya kembali membawa seekor garangan. Oleh mereka satwa bernama keren Herpestus Javanicus ini sekarang dibuatkan kandang, dan menjadi hiburan tersendiri bagi saya saat bangun dari tidur.
Pada awalnya saya sempat memarahi adik-adik saya, karena memelihara satwa liar tentunya tidak sesuai dengan baju kami sebagai seorang pencinta alam. Ternyata adik-adik saya sekarang sudah bisa mengerti akan siapa mereka dan apa yang harus mereka lakukan. Mereka menjawab jika garangan tersebut hanya sementara mereka pelihara, karena nanti akan mereka lepaskan ke hutan kecil bukit sebelah tempat biasa kami bermain. Mereka berdalih jika tidak secepatnya garangan tersebut diselamatkan dari tangan penduduk yang menangkapnya, pasti nasib garangan tersebut akan berakhir di ujung pisau alias jadi sate garangan.
Alhamdulillah, ternyata adik-adik saya sudah bisa mengerti dari makna dari bandrol Wachana yang saat ini mereka gantungkan di leher mereka. Wadah Pencinta Habitat, Flora dan Fauna sekarang sudah mulai mereka terapkan, yah meskipun satwa yang mereka selamatkan cuma masuk sebagai satwa berstatus Konservasi Risiko Rendah (Least Concern), tapi setidaknya hal ini bisa dijadikan pembelajaran buat kami tentang perlunya bersikap kritis terhadap satwa liar Indonesia.
Kita sering mendengar berita tentang satwa yang tiba-tiba masuk perkampungan, dan seringkali pula kita mendengar jika satwa tersebut berakhir dengan kematian akibat dihakimi massa oleh penduduk (padahal bukan maling loh). Mungkin hal yang biasa jika satwa yang dihakimi massa tersebut cuma seekor garangan, tapi bayangkan jika saja satwa tersebut adalah satwa yang dilindungi dari status kepunahan?.
Adanya satwa yang masuk perkampungan, haruslah kita cermati bahwa keseimbangan alam kita mulai terancam. Kita tidak bisa menyalahkan seekor garangan jika mulai memangsa ayam milik penduduk, karena bisa jadi satwa yang jadi makanan garangan telah habis diburu oleh manusia. Ada baiknya fenomena satwa masuk kampung kita jadikan bahan perenungan jika kondisi bumi kita sedang sakit.
Dulu di daerah saya dihebohkan dengan munculnya seekor banteng di perkampungan, padahal tempat saya bukanlah daerah yang memiliki hutan. Setelah diselidiki ternyata asal banteng tersebut dari daerah perbukitan yang jaraknya kurang lebih 25 kilometer dari tempat saya. Kenapa banteng tersebut bisa nyasar ke kampung saya? jawabannya cukup sederhana karena habitat banteng tersebut sudah mulai rusak akibat pembabatan liar..!.
Jangan pernah berpikir jika seekor satwa semacam garangan tidak akan punah, karena saya yakin dulu Harimau Bali-pun pasti jumlahnya ratusan, tapi sekarang siapa diantara sahabat blogger yang pernah melihatnya dengan mata telanjang?. Coba kita sejenak kembali ke masa kecil kita dulu, saya yakin pastilah anda bisa membayangkan satwa apa saja yang dulu begitu mudah anda temui, namun saat ini semuanya hanya menjadi kenangan kita saja.
Para netter, sekarang kita tahu kan, harus berbuat apa jika ada satwa liar nyasar ke kampung kita?. Tapi jangan sampai loh gara-gara tulisan ini, seekor ayam yang nyasar ke pekarangan anda, langsung anda selamatkan masuk ke rumah anda dengan dalih penyelamatan satwa liar ha..ha
Cukup kita saja yang merasakan pedihnya tidak bisa melihat Harimau Bali, karena kelak anak cucu kita juga ingin menyaksikan satwa-satwa yang saat ini masih bisa kita lihat. Tentunya dengan penglihatan mereka secara langsung, bukan dari sketsa gambar yang telah kita buatkan untuk mereka.
sumber gambar : istockphoto.com
Pada awalnya saya sempat memarahi adik-adik saya, karena memelihara satwa liar tentunya tidak sesuai dengan baju kami sebagai seorang pencinta alam. Ternyata adik-adik saya sekarang sudah bisa mengerti akan siapa mereka dan apa yang harus mereka lakukan. Mereka menjawab jika garangan tersebut hanya sementara mereka pelihara, karena nanti akan mereka lepaskan ke hutan kecil bukit sebelah tempat biasa kami bermain. Mereka berdalih jika tidak secepatnya garangan tersebut diselamatkan dari tangan penduduk yang menangkapnya, pasti nasib garangan tersebut akan berakhir di ujung pisau alias jadi sate garangan.
Alhamdulillah, ternyata adik-adik saya sudah bisa mengerti dari makna dari bandrol Wachana yang saat ini mereka gantungkan di leher mereka. Wadah Pencinta Habitat, Flora dan Fauna sekarang sudah mulai mereka terapkan, yah meskipun satwa yang mereka selamatkan cuma masuk sebagai satwa berstatus Konservasi Risiko Rendah (Least Concern), tapi setidaknya hal ini bisa dijadikan pembelajaran buat kami tentang perlunya bersikap kritis terhadap satwa liar Indonesia.
Kita sering mendengar berita tentang satwa yang tiba-tiba masuk perkampungan, dan seringkali pula kita mendengar jika satwa tersebut berakhir dengan kematian akibat dihakimi massa oleh penduduk (padahal bukan maling loh). Mungkin hal yang biasa jika satwa yang dihakimi massa tersebut cuma seekor garangan, tapi bayangkan jika saja satwa tersebut adalah satwa yang dilindungi dari status kepunahan?.
Adanya satwa yang masuk perkampungan, haruslah kita cermati bahwa keseimbangan alam kita mulai terancam. Kita tidak bisa menyalahkan seekor garangan jika mulai memangsa ayam milik penduduk, karena bisa jadi satwa yang jadi makanan garangan telah habis diburu oleh manusia. Ada baiknya fenomena satwa masuk kampung kita jadikan bahan perenungan jika kondisi bumi kita sedang sakit.
Dulu di daerah saya dihebohkan dengan munculnya seekor banteng di perkampungan, padahal tempat saya bukanlah daerah yang memiliki hutan. Setelah diselidiki ternyata asal banteng tersebut dari daerah perbukitan yang jaraknya kurang lebih 25 kilometer dari tempat saya. Kenapa banteng tersebut bisa nyasar ke kampung saya? jawabannya cukup sederhana karena habitat banteng tersebut sudah mulai rusak akibat pembabatan liar..!.
Jangan pernah berpikir jika seekor satwa semacam garangan tidak akan punah, karena saya yakin dulu Harimau Bali-pun pasti jumlahnya ratusan, tapi sekarang siapa diantara sahabat blogger yang pernah melihatnya dengan mata telanjang?. Coba kita sejenak kembali ke masa kecil kita dulu, saya yakin pastilah anda bisa membayangkan satwa apa saja yang dulu begitu mudah anda temui, namun saat ini semuanya hanya menjadi kenangan kita saja.
Para netter, sekarang kita tahu kan, harus berbuat apa jika ada satwa liar nyasar ke kampung kita?. Tapi jangan sampai loh gara-gara tulisan ini, seekor ayam yang nyasar ke pekarangan anda, langsung anda selamatkan masuk ke rumah anda dengan dalih penyelamatan satwa liar ha..ha
Cukup kita saja yang merasakan pedihnya tidak bisa melihat Harimau Bali, karena kelak anak cucu kita juga ingin menyaksikan satwa-satwa yang saat ini masih bisa kita lihat. Tentunya dengan penglihatan mereka secara langsung, bukan dari sketsa gambar yang telah kita buatkan untuk mereka.
sumber gambar : istockphoto.com
Wah Wah Wah..Essip tenanan. Salut buat adek2 WACHANA.
BalasHapusSelamat pagi sahabatku
BalasHapusSaya datang untuk mengokoh-kuatkan tali silaturahmi sambil menyerap ilmu yang bermanfaat. Teriring doa semoga kesehatan,kesejahteraan,kesuksesan dan kebahagiaan senantiasa tercurahkan kepada anda .
Semoga pula hari ini lebih baik dari kemarin.Amin
Saya juga menyampaikan kabar gembira bahwa sahabat mendapatkan tali asih berupa sebuah buku dari manajamen BlogCamp karena berhasil menebak nama dalam KUAS-Kuis Agak Sulit.
Silahkan cek di http://abdulcholik.com/2010/11/28/tali-asih-dari-bukan-kekasih/
Terima kasih atas partisipasi sahabat.
Salam hangat dari Markas BlogCamp di Surabaya
keren bro. salam kenal juga.
BalasHapusSalut buat rekan-rekan bro yang mempunyai niat mulia untuk menyelamatkan satwa liar dari ancaman kepunahan
BalasHapuslam kenal
BalasHapusmari kita jaga mreka jgn sampe punah sob...
BalasHapusmet hari libur minggu sob...
happy bloging slalu
Masbro@
BalasHapusGarangannya aku kasih nama Gery ma Nopi brade.. enggak pingin liat tah, mumpung blum dilepas loh ma arek2
Pakde Cholik@
Matur nuwun Pakde buat tali asihnya
Kira@
Salam kenal juga bradah, awas banjir loh
Ezerzone@
oke bro, nanti saya salamkan sama adik-adik saya
Dedi Suparman@
Salam kenal juga mas
Penghuni60@
Met hari minggu juga Cirebon..
Wah baru dengar kalau di Bali sendiri memiliki spisies harimau. Kalau sekarang jangankan harimau, jalak Bali pun sudah jarang. Kalaupun ada itu yang ditangkarkan dan memiliki nilai jual yang tinggi, mungkin ini yang menjadi penyebab kepunahan berbagai macam spiesies hewan asli Indonesia.
BalasHapusSalam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan
Semoga Mas, dengan adanya wadah-wadah seperti ini menjadikan mereka memahami alam, isinya dan selanjutnya mencintai alam itu sendiri.
BalasHapusmas garangane jangan dilepas di dadapan takutnya nanti waktu diklat panitianya di makan garangan. hehehe
BalasHapussetuju Kang...
BalasHapussemoga empati kita pada dunia satwa benar nyata
satwa harus dilindungi dan dilestarikan
jangan hanya tinggal sketsa dan cerita semata
salam sukses..
sedj
salam
BalasHapusberkunjung mo ikutan baca-baca artikelnya
n sekalian izin follow
artikel yang bagus kawan
BalasHapusharimau sumatra, bacusa meskipun sudah dilindungi tp kalau habitatnya diberantas sama aja mereka akan punah mas..
BalasHapusayoo mari kita selamatkan satwa2 di indonesia
ia mas.. jangan sampe jadi sketsa.. di jogja aja kebun binatangnya ada beberapa yg tinggal sedikit mas..
BalasHapusSugeng@
BalasHapusyupz, semua karena ulah manusia sendiri mas..
salam hangat kembali
om Aldy@
Saya amini dari kejauhan ya om
Bagoes@
yah masak hutan enggak ada satwane toh
Sedjati@
Sukses juga bradah
Desy@
awas jangan sembarang follow loh mbak, saya ini sering keluar masuk hutan, masak mbak mau iku he..hee
Salam kenal balik
Tip Trik Bloger@
matur nuwun kawan
Tomy@
setuju.. bukan hanya satwanya yang mesti dilindungi, tapi habitat itu yang terpenting.. ada satwa tapi enggak ada habitat.. lah terus mau tinggal dimana satwanya?
blognews@
kebun binatang enggak ada satwa.. wah jadi kebun apa ya?
tambah siippp ae blognya bang LozZ, wes suwi g tau buka2 blog,
BalasHapusSUKSES SELALU n trus BERKARYA...
salam Hangat..
Sip mas..!!!
BalasHapussemoga kita semua bisa menghargai dan melindungi satwa liar, sesama ciptaan Tuhan yang wajib kita sayang.. :)
salam buat adik2 Wachana :)
ngikut...salam kenal bro...
BalasHapuslink dah tercantum...di blogroll
salam
Al-Gadhri@
BalasHapustoreh cong aterus berkarya
Advertiyha@
Loh kok cuma adiknya? buat kakaknya enggak ada ha..haa
Tunsa@
Oke bli.. slam kenal balik.. laporan saya terima..
Wah Mantep...!!! Sekalian aku mau minta maaf nih.. berhubung dah banyak garangan yang tak korbankan jadi sate..wkwkwk.
BalasHapusAku berjanji.. tidak akan Nyate Garangan lagi..and.. tidak akan mengamankan ayam tetangga yang masuk pekaranganku..ha..ha..ha..
Tonkyoes@
BalasHapusawas loh yo janjinya banyak yang saksikan nih loh he..hee
wew. kk tony mngaku :D
BalasHapushkhkhk
pngakuan terlarang :D
Bener mas. Apa yang saya lihat waktu kecil, belum tentu dilihat sama adik saya, ckckckckkc...
BalasHapusMungkin baiknya dilepas di taman nasional atau hutan lindung ya biar si garangan hidup happily ever after, hahahha...saya jadi penasaran bentuknya kaya apa ya> googling dulu ah. salam kenal mas.
garangan kalu ditempat saya, diburu trus di cincang jd sate hiiiiiiiii ;D
BalasHapusAciid@
BalasHapusNah jadi saksi janji kak Toni juga kamu tuh
Primeedges@
yang jelas bentuknya enggak seperti permen sugus he..he
Ivonie@
wadah...kan masih ada ayam ma kambing lo mau dibuat sate nih
Alhamdulillah, adiknya Akbar begitu tinggi kesadarannya akan kelestarian lingkungan sekitar.
BalasHapussangat disayangkan, di negeri ini masih banyak yg memelihara binatang langka tertentu hanya utk gengsi saja, padahal dgn uang yg mereka punya, mereka seharusnya bisa ikut andil membantu menjaga kelangsungan hidup binatang langka tsb.
Bunda kagum sekali dgn adikmu ,Akbar
salam
Bundadontworry@
BalasHapusMatur nuwun bunda.. nanti saya salamkan sama adik-adik saya
satwa harus diselamatkan dari para pemburu, namun habitat mereka tetaplah di hutan bukan di kandang
BalasHapusEee, tapi garangan itu apa ya? (nanya sambil malu)
BalasHapusAsal jangan ular yg nyasar yaa, bisa pingsan hiiiyyy.....
Tapi salut dengan semangat untuk memelihara keseimbangan alam ini, seandainya semua warga seperti adik-adik kecil itu :D
r10@
BalasHapusyupz setuju..
Chocovanila@
coba disearch aja di google pake kata kunci garangan, ingat garangan bukan ular :$