Ketika Badai Datang
Jember lumayan mencekam semalam. Setelah sejak pagi mendapat kiriman hujan abu dari aktifitas vulkanik Bromo, sekarang giliran serbuan angin kencang yang membuat panik sebagian warga. Meski tidak sampai mengakibatkan korban jiwa, tapi setidaknya ada beberapa rumah tetangga saya yang ambruk akibat tertimpa pohon.
Suasana semakin mencekam, karena aliran listrik tiba-tiba dipadamkan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Masyarakat lebih memilih keluar ketimbang menanggung resiko berdiam di dalam rumah. Para pemakai jalanpun mesti hati-hati karena sudut pandang terganggu akibat abu vulkanik bertebaran dihempas angin. Suara gemuruh angin yang kencang membuat ibu-ibu tak henti-hentinya berdo'a agar badai segera berlalu. Bahkan sesekali dari kejauhan saya mendengar teriakan takbir dari para warga.
Kalau berbicara tentang badai, saya jadi teringat tentang pengalaman saat melakukan pendakian menuju puncak Mahameru. Sebuah peristiwa yang tak bisa saya lupakan seumur hidup, karena saat itulah saya menjadi saksi terakhir yang melihat dua pendaki asal Bekasi hilang diantara badai.
Walaupun saya selamat dan dua hari kemudian para pendaki itu juga ditemukan selamat meski cedera patah tulang, tapi semua pengalaman ekstrem tersebut tak akan pernah bisa saya lupakan sampai sekarang.
Rasa ketakutan yang dirasakan warga semalam, mungkin tidaklah seberapa dibandingkan dengan ketakutan yang saya alami saat terjebak badai Mahameru. Panik, cemas, takut, semua baur jadi satu. Serasa jika jarak antara maut dan hidup saya cuma sejengkal saat itu. Pasrah dan berdo'a hanya itulah yang bisa saya lakukan agar badai segera berlalu. Dalam kondisi kritis sayapun teringat dengan keluarga dirumah yang mungkin sudah menanti kedatangan saya. Sempat pula saya berfikir jika tak lama lagi saya tak akan pernah lagi melihat orang-orang yang saya sayangi tersebut. Tapi Alhamdulillah, ternyata Allah masih menghendaki saya menjadi seorang blogger seperti sekarang, karena saya bisa mengendalikan kepanikan dan menemukan jalan keluar dari lautan pasir puncak Semeru dengan selamat.
Dulur blogger, dari pengalaman pribadi tersebut kita bisa lihat bahwa satu-satu satunya penolong manusia saat tertimpa kesusahan hanyalah Tuhan. Kepada siapa lagi kita akan meminta pertolongan jika dihadapkan pada suatu keadaan seperti yang saya alami?. Namun adakalanya manusia hanya akan teringat Tuhan tatkala dia terdesak oleh badai masalah, dan saat badai itu telah reda seringkali kita lupa bahkan enggan bersyukur kepada Tuhan.
Saat masih miskin seringkali manusia berniat untuk beramal kepada sesama jika kelak menjadi kaya, tapi tatkala dia telah kaya justru dia telah lupa dengan niatannya saat miskin dulu. Saat masih dibawah bernadzar akan mengabdi kepada masyarakat jika kelak menjadi serorang pejabat, tapi saat kekuasaan itu telah berada dalam genggaman justru kita manfaatkan untuk menindas yang lemah.
Semoga kita semua bisa lulus menjalani ujian dari Tuhan bukan hanya saat kita berada dalam kondisi kesusahan, tapi saat kondisi bahagiapun kita masih mau menyebut Asma-Nya. Semoga pula kita dijadikan manusia yang tak pernah jumawa dengan semua kekuasaan dan kekayaan yang kita punya. Kekayaan, kekuasaan dan kepandaian hanyalah keberuntungan sekaligus ujian yang diberikan Sang Khalik buat hambanya, jadi wajiblah kita syukuri dengan jalan mau berbagi dengan siapa saja yang membutuhkannya.
Suasana semakin mencekam, karena aliran listrik tiba-tiba dipadamkan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Masyarakat lebih memilih keluar ketimbang menanggung resiko berdiam di dalam rumah. Para pemakai jalanpun mesti hati-hati karena sudut pandang terganggu akibat abu vulkanik bertebaran dihempas angin. Suara gemuruh angin yang kencang membuat ibu-ibu tak henti-hentinya berdo'a agar badai segera berlalu. Bahkan sesekali dari kejauhan saya mendengar teriakan takbir dari para warga.
Kalau berbicara tentang badai, saya jadi teringat tentang pengalaman saat melakukan pendakian menuju puncak Mahameru. Sebuah peristiwa yang tak bisa saya lupakan seumur hidup, karena saat itulah saya menjadi saksi terakhir yang melihat dua pendaki asal Bekasi hilang diantara badai.
Walaupun saya selamat dan dua hari kemudian para pendaki itu juga ditemukan selamat meski cedera patah tulang, tapi semua pengalaman ekstrem tersebut tak akan pernah bisa saya lupakan sampai sekarang.
Rasa ketakutan yang dirasakan warga semalam, mungkin tidaklah seberapa dibandingkan dengan ketakutan yang saya alami saat terjebak badai Mahameru. Panik, cemas, takut, semua baur jadi satu. Serasa jika jarak antara maut dan hidup saya cuma sejengkal saat itu. Pasrah dan berdo'a hanya itulah yang bisa saya lakukan agar badai segera berlalu. Dalam kondisi kritis sayapun teringat dengan keluarga dirumah yang mungkin sudah menanti kedatangan saya. Sempat pula saya berfikir jika tak lama lagi saya tak akan pernah lagi melihat orang-orang yang saya sayangi tersebut. Tapi Alhamdulillah, ternyata Allah masih menghendaki saya menjadi seorang blogger seperti sekarang, karena saya bisa mengendalikan kepanikan dan menemukan jalan keluar dari lautan pasir puncak Semeru dengan selamat.
Dulur blogger, dari pengalaman pribadi tersebut kita bisa lihat bahwa satu-satu satunya penolong manusia saat tertimpa kesusahan hanyalah Tuhan. Kepada siapa lagi kita akan meminta pertolongan jika dihadapkan pada suatu keadaan seperti yang saya alami?. Namun adakalanya manusia hanya akan teringat Tuhan tatkala dia terdesak oleh badai masalah, dan saat badai itu telah reda seringkali kita lupa bahkan enggan bersyukur kepada Tuhan.
Saat masih miskin seringkali manusia berniat untuk beramal kepada sesama jika kelak menjadi kaya, tapi tatkala dia telah kaya justru dia telah lupa dengan niatannya saat miskin dulu. Saat masih dibawah bernadzar akan mengabdi kepada masyarakat jika kelak menjadi serorang pejabat, tapi saat kekuasaan itu telah berada dalam genggaman justru kita manfaatkan untuk menindas yang lemah.
Semoga kita semua bisa lulus menjalani ujian dari Tuhan bukan hanya saat kita berada dalam kondisi kesusahan, tapi saat kondisi bahagiapun kita masih mau menyebut Asma-Nya. Semoga pula kita dijadikan manusia yang tak pernah jumawa dengan semua kekuasaan dan kekayaan yang kita punya. Kekayaan, kekuasaan dan kepandaian hanyalah keberuntungan sekaligus ujian yang diberikan Sang Khalik buat hambanya, jadi wajiblah kita syukuri dengan jalan mau berbagi dengan siapa saja yang membutuhkannya.
semoga gusti ALLAH selalu memberikan yg terbaik bt kita sam...agar setiap waktu kita bisa mensyukuri apa yang di berikanNYA.
BalasHapusAmien...
Itu jember selatan aja ya Kang? Soalnya tempat saya Alhamdulillah tidak separah yg Kang Lozz ceritakan. Cuma abu dan langit pekat.
BalasHapusWow, ada Cak Pay juga nih, salam merona rona Cak, hehe..
kita semuanya harus lebih mendekatkan diri pada ALLAH SWT agar semua bencana dapat di minimalkan...
BalasHapusmakasih...
Cak Pay@
BalasHapuswah ada wartawan dadakan semalam nih
Masbro@
Kelihatannya ya sam, tetangga Cak Pay juga ada yang sampai roboh rumahnya.. Alhamdulillah Tuban engga kena imbas sam 8)
serem bgt ya pas kmu brada d tengah badai mahameru ,,, di tengah hutan .. ih gak kebayang ..
BalasHapusKita dan semua yang ada di genggaman kita sudah dibeli oleh Tuhan. Harta, jiwa, raga, dan segalanya sudah dibayar oleh jannah-Nya.
BalasHapusMaka, ketentuan apa pun yang terjadi pada diri kita itu adalah hak-Nya. Kita menjalankan apa pun selayaknya mengikuti kehendak-Nya.
===
Dalam keadaan apa pun, memang hanya Dialah penolong yang Mahasempurna
===
Semoga kita mampu menjadi hamba yang baik, pandai bersyukur, dan konsisten dengan kebaikan yang sudah diniatkan sebelumnya :)
OOT: Udah lama nggak main ke sini, rasanya blog ini ganti "baju" ya?
BalasHapusLebih cakep dari sebelumnya :)
Sibutiz@
BalasHapusAmien.. semoga tahun depan bencana enggak makin banyak lagi ya mas
Fitray@
wuih menegangkan mbak, umpama Mbak Fitray ikut pasti dah nangis deh heheh
Kang Erdien@
wah mau tidur dengar petuah kang Erdien nih jadi adem rasanya... benar kang bajunya baru aja beli di Pasar Tanah Abang :party
Semoga diberi kesabaran menghadapi semua cobaan-Nya. Apa yang terjadi semua sudah menjadi takdir-Nya, kita hanya bisa melakukan apa yang terbaik yang bisa kita lakukan.
BalasHapussmoga tdk terjadi lagi...bicara ttg mendaki jg prnh smpt ada kejadian di lawu n sindoro... cukup menegangkan jg. ah jd inget lg. gak ush crita ah...hehehhe...
BalasHapushmm...
BalasHapusserem yahh, mas...
mudah-mudahan bencana di negeri kita cepet berakhir..
amienn...
sudah adatnya manusia sering ''pura2' lupa ketika sedang beruntung, dan memelas penuh harap pd Allah swt ketika sedang tertimpa manusia ..
BalasHapusbermuhasabah, evaluasi diri, mungkin bisa jadi jalan keluar, agar kita mampu menjadi orang yang sabar dlm musibah dan bersyukur ketika beruntung .
terimakasih utk tulisan yg mengingatkan ini, Akbar..
Semoga Allah swt selalu memberikan kita rasa syukur ini ,amin
salam
Atikah@
BalasHapusAmien mbak Atikah, manusia cuma berusaha dan segala keputusan Allah yang tentukan
Ientanainie@
wah pendaki gunung nih..8)
Eyhahera@
amien..amien mbak
Bundadontworry@
wah ada Bunda nih, ingatkan Akbar ya Bunda kalau mungkin ada tulisan yang khilaf..
Subhanallah
BalasHapussemoga gak terjadi lg bencana2 itu mas
terus berdoa sama Allah
Semoga kita tarmasuk orang yang tak pernah lupa sama niat kita untuk berbuat baik,,
BalasHapussaya dengar daerah nganjuk juga ada ngin puting beliungnya,, Semoga badai cepat berlalu dari Bumiku ini..
Mahameru yang menjadi kenangan sy yang judul lagu..
amin Pakk..
BalasHapusIni semua ujian yaaa. Allah emang nggak bisa ditebak, tapi saya selalu yakin kalo di balik musibah2 yang belakangan terjadi itu bukan buat menghukum kita ya.. :)
suka nge-camp ya sob...w.aaahhhh sama nich kayak menone tp sekarang udah jarang alias ga pernah krn sibuk dengan kerjaan hehehehehehehehehehehe
BalasHapusMelly@
BalasHapusAmien... mari kta sama-sama berdo'a mbak..
Ysalma@
wah berarti Baladewa..eh Baladewi donk :mj
Mala@
Wadah aku dipanggil Pak rek.. :@ haahah
Saya terkesan dengan pengalamannya mendaki gunung Himalaya,, :D
BalasHapussemoga Jember baik-baik saja disana,,
Ops,, maksudnya gunung mahameru ding,
BalasHapushehehe salah!
Wah,semoga semuanya baik-baik saJa ya mas..
BalasHapusbadai memang selalu ada, tapi ingat, bukankah setelah ada badai selalu ada terang?hehehehe
Sabar ya Bro... semoga semua ketidak nyamanan disana segera usai.. dan semua masyarakat kembali ke kehidupan normal, tanpa ada ancaman hujan abu lagi..
BalasHapusSemoga badai segera berlalu, dan keselarasan alam di daerah Mas segera pulih kembali.
BalasHapusTanks
Pengalaman yang sangat berharga yang dianugerahkan Tuhan kepada Kakak...
BalasHapusSebuah pengalam yang tidak hanya menyentuh lahir, tapi batin juga...
Semoga itu bisa membuat menjadi pribadi yang lebih baik...
Dan semoga kita semua bisa belajar banyak dari pengalaman yang kakak rasakan...
Semoga keadaan di sekitar Bromo cepat membaik...
Salam BURUNG HANTU... Cuit... Cuit... Cuit...
Keren
BalasHapusberbagi itu gak pernah rugi
salam persahabatan :)
Menone@
BalasHapusKalu saya sih bukan karena pekerjaan, tapi karena bahu sudah tua jadi sudah enggak kuat lagi membawa ransel gunung hehe.. Makasih kunjunganya ya
Mashury@
Loh kok Himalaya? gimana nih Mashury Potter , apa kabar brade
Apikecil@
waduh adikku baru muncul sekarang rek, piye piye enggak nangis lagi kan :f
Tonykoes@
amien..amien semoga di daerah anda kondisi masih baik-baik juga
ratansolomj9@
BalasHapusAmien.. apa kabar Solo nih?
Denuzz si burung hantu@
Mari kita sama-sama belajar dik untuk mensyukuri semua anugerah Tuhan apapun bentuknya...
Cucuharis@
Salam lestari mas....
Ya, kunci kebahagiaan kita sebenarnya hanyalah sabar dan syukur, tapi kita kadang malas melakukannya, dan kebahagiaan itu terasa jauh dari genggaman kita.. :)
BalasHapussalam buat adek2 wachana juga kakak yang paling tua.. ;)
xo deh,,,,srem banget klo dipikir2...
BalasHapusharus rajin2 introspkesi diri nih...
mencekam dan pastinya tak terlupakan. semoga pengalaman membawa kita menuju pribagi yang lebih baik.. :)
BalasHapusAdvertiyha@
BalasHapuswah dapat salam dari mbak Iyha yang beutipul (kata bro loh :$ )
Skydrugz@
kok seperti film horor jadinya hahaha, makasih dah mampir bro
Fendik@
semoga bro, kita bisa bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari setiap badai masalah yang kita hadapi
saya cuman bisa ngomong yang sabar kang.
BalasHapussalam kenal kang
Kita mungkin terluka ataupun bisa mati
BalasHapusTapi janganlah pernah menyalahkan hidup
Persiapkan hati persiapkan jiwa
Atas segalanya yang bisa terjadi
Itu lagunya padi yg pernah tamasya band nyanyikan. Sepertinya seiring sejalan dengan tulisan Kang Lozz.
Salam Lestari Kang..
saya masih trauma juga ketika terkena gempa dahsyat thaun 2006, tetap sabar dan bersyukur, itulah kuncinya
BalasHapusand1k@
BalasHapusSalam kenal balik mas, makasih sudah berkunjung...
Masbro@
kok enakan "LUKA YANG INDAH" lagunya ya ;)
Mas tony@
untuk urusan sabar sebanarnya saya mesti belajar dari saudara-saudara di Jogja seperti Mas Tony..
semoga kita diberi kesabaran saat menghadapi musibah ya Mas
semangat pagi semuanya, dari bandung pagi ini langit cerah pas utk berolahraga...tu wak!tu wak! :)
BalasHapuswih serem juga ya pengalamanya hmm iya deh.. ketika badai paling enak di rumah ajaa
BalasHapusadetruna@
BalasHapusmet malam bang Ade... awas jangan kencang-kencang larinya
Volver@
awas kejatuhan genteng loh kalau didalam rumah :P
masbro.... apa kabar?? badainya gede gak?
BalasHapussekarang abu gunung Bromo nyampe rumah ortu saya di probolinggo sono, dah sering mati lampu juga :13
BalasHapusWiiih,, pengalaman yang tak terlupakan itu pasti yaa Mas Lozz..
BalasHapusMemang benar banyak kita yang masih suka seperti itu, kalau susah2nya ingat yang diatas.. kalau senang2nya macam gak inget siapa2 deh! ^_^
Mudah2an kita bisa terus belajar dari kehidupan.