Mr. Optimis
Beberapa hari yang lalu seorang teman lewat chat FB menawarkan sebuah tawaran yang menggiurkan buat saya. Teman yang saya sebut sebagai Mr. Optimis ini menawarkan sebuah pekerjaan dengan gaji 2,5 juta perbulan. Wow, sebuah tawaran yang bisa melelehkan air liur saya.
Anehnya setelah saya tanya pekerjaan apa yang harus dijalani, dia malah mengajak ketemuan langsung dengan saya. Jujur saya curiga dalam hati. "Wah, bisa - bisa jadi kurir ganja nih", begitu pikir saya. Saya desak terus dia untuk menceritakan sedikit saja detail tentang pekerjaan itu, eh ternyata dia malah memberikan jawaban jika pekerjaan tersebut malah berpotensi menghasilkan 2,5 juta perminggunya.
Akhirnya dapat saya ambil simpulkan jika pekerjaan tersebut adalah jenis pekerjaan semacam Multi Level Marketing. Sebuah konsep pekerjaan yang terus terang saja saya kurang begitu tertarik. Akhirnya malam itu dia gagal membawa misinya mempengaruhi saya, meskipun sempat pula meminta nomer hape saya.
Beberapa hari kemudian masih lewat FB dia kembali menanyakan tawarannya tersebut dan masih pula saya kekeh dengan pendirian saya. Akhirnya yang terjadi adalah sebuah adu teori masing-masing lewat chat. Ini beberapa inti dialog saya dengan Mr. Optimis
Awalnya dia mengatakan "sekarang sudah waktunya kita rubah pola pikir kita bos", saya cuma diam mengiyakan.
"Sudah waktunya kita menjadi bos bagi diri kita sendiri", saya masih tidak bergeming menjawab.
"Sudah saatnya pekerjaan kita harus bisa bermanfaat buat orang lain".
Saya menjawab "Saya sudah merasa bermanfaat kok menjadi penjaga warnet".
Mr. Optimis balik nanya "Sampai kapan Bos?".
Saya balik nanya ,"Sampai kapan pula anda bergelut dengan bisnis itu, apa anda yakin bisnis itu akan langgeng?", Dia tak menjawab lama.
Akhirnya malam itu kembali misi Mr. Optimis gagal, tapi sekarang ganti dia yang meninggalkan sebaris nomer hape buat saya.
Esoknya kembali Mr. Optimis datang disaat saya diliputi suasana berkabung karena kekalahan timnas. Masih dengan pola yang sama menanyakan tawarannya. Saya jawab "Maaf saya kurang beruntung". dan setelah itu dialog saya dengan dia berakhir dengan sebuah pertanyaan "kenapa bro?", sebuah pertanyaan yang tak saya jawab hingga saat ini.
Dari beberapa dialog dengan Mr. Optimis saya tahu jika dia sudah mengambil sedikit kesimpulan lewat pertanyaanya kepada saya.
Sayapun berpikir..
Mr. Optimis saran anda begitu menggiurkan, tapi sekali lagi maaf anda bernasib sama dengan orang-orang yang dulu mencoba mencuci otak saya. Berakhir dengan kegagalan untuk menghancurkan batu yang ada di dalam tempurung kepala saya. Bahkan tak jarang diantara mereka berbalik curhat tentang kegagalan yang mereka alami dalam menerapkan konsepnya.
Saya pikir materi bukanlah harga mutlak yang harus dicapai oleh seorang pekerja, tapi sebuah makna yang terkandung dalam pekerjaan itu yang harus anda cari. Seorang penjaga warnet mungkin bagi anda adalah pekerjaan masyarakat kelas bawah, tapi bagi saya disini saya bisa melakukan banyak hal yang tidak bisa dilakukan oleh anda. Saya memang sebatas kuli dari seorang majikan, tapi apakah anda tidak menyadari jika tak ada satupun manusia di dunia ini yang tak menjadi kuli?.
Di warnet ini sayapun sudah merasa bermanfaat buat orang lain meskipun hanya sebatas mengajari sekumpulan anak-anak kecil tentang apa itu internet. Suatu prestasi bagi saya jika bisa menghalangi anak-anak kecil agar tidak mengakses situs-situs yang enggak layak untuk mereka tonton. Suatu kebahagiaan tersendiri jika saya bisa menolong anak-anak kecil ndeso yang saat malam hari jauh bersepeda pancal menuju warnet, hanya karena takut dihukum di sekolahnya gara-gara tak bisa menyelesaikan tugas yang sulit mereka kerjakan. Apakah anda bisa lakukan hal itu juga hai Mr. Optimis?.
Saya sarankan anda membuat sebuah blog untuk mengusung semua teori anda, ketimbang anda sebatas menulis lewat update status FB. Bukankah blog juga berkarya sekaligus bermanfaat, tapi kenapa anda enggan membuat?. Bukankah seharusnya orang yang memiliki latar belakang akademi lebih tinggi seperti anda yang lebih pantas menjadi seorang blogger dibanding saya. Kenapa malah seorang tukang sapu warnet yang mewakili jutaan warga kota anda di dunia maya. Kenapa bukan anda?.
Maaf jika saya menjadi gerah dengan teori yang anda kemukakan. Saya anggap anda melakukan kesalahan besar karena mencoba mencuci otak saya, disaat saya sedih dengan kekalahan Timnas kebanggaan saya. Cukup Bung Towel sajalah yang membikin saya jengkel dengan komentatornya. Jangan ditambah dengan teori-teori anda.
Semoga saja kekalahan Timnas kemarin bisa anda jadikan pelajaran, jika sebuah rasa optimis yang berlebihan akan berakibat menjadi sebuah antiklimaks dalam kenyataan. Saya cuma mendoakan semoga saja rasa super optimis itu tidak sampai membunuh semua impian anda di kemudian harinya.
Gud lak Mr. Optimis..!
sumber gambar : showmenumbers.com
Anehnya setelah saya tanya pekerjaan apa yang harus dijalani, dia malah mengajak ketemuan langsung dengan saya. Jujur saya curiga dalam hati. "Wah, bisa - bisa jadi kurir ganja nih", begitu pikir saya. Saya desak terus dia untuk menceritakan sedikit saja detail tentang pekerjaan itu, eh ternyata dia malah memberikan jawaban jika pekerjaan tersebut malah berpotensi menghasilkan 2,5 juta perminggunya.
Akhirnya dapat saya ambil simpulkan jika pekerjaan tersebut adalah jenis pekerjaan semacam Multi Level Marketing. Sebuah konsep pekerjaan yang terus terang saja saya kurang begitu tertarik. Akhirnya malam itu dia gagal membawa misinya mempengaruhi saya, meskipun sempat pula meminta nomer hape saya.
Beberapa hari kemudian masih lewat FB dia kembali menanyakan tawarannya tersebut dan masih pula saya kekeh dengan pendirian saya. Akhirnya yang terjadi adalah sebuah adu teori masing-masing lewat chat. Ini beberapa inti dialog saya dengan Mr. Optimis
Awalnya dia mengatakan "sekarang sudah waktunya kita rubah pola pikir kita bos", saya cuma diam mengiyakan.
"Sudah waktunya kita menjadi bos bagi diri kita sendiri", saya masih tidak bergeming menjawab.
"Sudah saatnya pekerjaan kita harus bisa bermanfaat buat orang lain".
Saya menjawab "Saya sudah merasa bermanfaat kok menjadi penjaga warnet".
Mr. Optimis balik nanya "Sampai kapan Bos?".
Saya balik nanya ,"Sampai kapan pula anda bergelut dengan bisnis itu, apa anda yakin bisnis itu akan langgeng?", Dia tak menjawab lama.
Akhirnya malam itu kembali misi Mr. Optimis gagal, tapi sekarang ganti dia yang meninggalkan sebaris nomer hape buat saya.
Esoknya kembali Mr. Optimis datang disaat saya diliputi suasana berkabung karena kekalahan timnas. Masih dengan pola yang sama menanyakan tawarannya. Saya jawab "Maaf saya kurang beruntung". dan setelah itu dialog saya dengan dia berakhir dengan sebuah pertanyaan "kenapa bro?", sebuah pertanyaan yang tak saya jawab hingga saat ini.
Dari beberapa dialog dengan Mr. Optimis saya tahu jika dia sudah mengambil sedikit kesimpulan lewat pertanyaanya kepada saya.
- Saya bukan orang yang cerdas karena saya masih berpola pikir kuno.
- Saya hanyalah orang bawahan pekerjaan saya
- Pekerjaan saya sebagai penjaga warnet kurang bermanfaat buat orang lain
- Saya bukan orang berpikiran maju, karena saya suka menjadi penjaga warnet
"Sejelek apapun sebuah tulisan , didalamnya pasti terkandung makna"
Sayapun berpikir..
"Seberapapun sepele pekerjaan kita, jika kita bekerja dengan cinta dan hati pasti pula terkandung makna"
Mr. Optimis saran anda begitu menggiurkan, tapi sekali lagi maaf anda bernasib sama dengan orang-orang yang dulu mencoba mencuci otak saya. Berakhir dengan kegagalan untuk menghancurkan batu yang ada di dalam tempurung kepala saya. Bahkan tak jarang diantara mereka berbalik curhat tentang kegagalan yang mereka alami dalam menerapkan konsepnya.
Saya pikir materi bukanlah harga mutlak yang harus dicapai oleh seorang pekerja, tapi sebuah makna yang terkandung dalam pekerjaan itu yang harus anda cari. Seorang penjaga warnet mungkin bagi anda adalah pekerjaan masyarakat kelas bawah, tapi bagi saya disini saya bisa melakukan banyak hal yang tidak bisa dilakukan oleh anda. Saya memang sebatas kuli dari seorang majikan, tapi apakah anda tidak menyadari jika tak ada satupun manusia di dunia ini yang tak menjadi kuli?.
Di warnet ini sayapun sudah merasa bermanfaat buat orang lain meskipun hanya sebatas mengajari sekumpulan anak-anak kecil tentang apa itu internet. Suatu prestasi bagi saya jika bisa menghalangi anak-anak kecil agar tidak mengakses situs-situs yang enggak layak untuk mereka tonton. Suatu kebahagiaan tersendiri jika saya bisa menolong anak-anak kecil ndeso yang saat malam hari jauh bersepeda pancal menuju warnet, hanya karena takut dihukum di sekolahnya gara-gara tak bisa menyelesaikan tugas yang sulit mereka kerjakan. Apakah anda bisa lakukan hal itu juga hai Mr. Optimis?.
Saya sarankan anda membuat sebuah blog untuk mengusung semua teori anda, ketimbang anda sebatas menulis lewat update status FB. Bukankah blog juga berkarya sekaligus bermanfaat, tapi kenapa anda enggan membuat?. Bukankah seharusnya orang yang memiliki latar belakang akademi lebih tinggi seperti anda yang lebih pantas menjadi seorang blogger dibanding saya. Kenapa malah seorang tukang sapu warnet yang mewakili jutaan warga kota anda di dunia maya. Kenapa bukan anda?.
Maaf jika saya menjadi gerah dengan teori yang anda kemukakan. Saya anggap anda melakukan kesalahan besar karena mencoba mencuci otak saya, disaat saya sedih dengan kekalahan Timnas kebanggaan saya. Cukup Bung Towel sajalah yang membikin saya jengkel dengan komentatornya. Jangan ditambah dengan teori-teori anda.
Semoga saja kekalahan Timnas kemarin bisa anda jadikan pelajaran, jika sebuah rasa optimis yang berlebihan akan berakibat menjadi sebuah antiklimaks dalam kenyataan. Saya cuma mendoakan semoga saja rasa super optimis itu tidak sampai membunuh semua impian anda di kemudian harinya.
Gud lak Mr. Optimis..!
sumber gambar : showmenumbers.com
Sebenarnya saya senang dengan cara orang2 Multi Level lakukan. Pantang menyerah, gigih, dan pandai memilih kata untuk memotivasi diri. Tapi kadang ada juga memang salah satu dari mereka (personal) yang modelnya maksa maksa gitu. Jadinya kan males. Nah biasanya nih, kalau udah males ke orangnya pasti nggak mungkin tertarik dengan program2 yang ditawarkan. Itu pendapat saya lho. Cuma sebuah pandangan sederhana. Saya sendiri belum pernah ngikut yg ginian. Tapi punya temen yg sukses di jalur itu.
BalasHapushati saya juga tertarik dengan hal yang berbau begituan tapi saya ini masih hijau dan belum tahu apa2..
BalasHapusjadi sata juga setuju dengan kakak dalam pembicaraan dalam artukel ini..
in bisa jadi bahan pelajaran bagi saya..
makasih ya ka...
hebat baget cara penulisanya...
Menurut saya apapun pekerjaan yg kita geluti, asal bekerja dengan sepenuh hati memang pasti ada manfaatnya utk orang lain..mengenai MLM, ada kok yg berhasil dng bisnis itu, banyak malahan..hanya betul juga yg dibilang..oknum2 tertentu yg mengakibatkan kita gerah krn merasa diuber2 :)
BalasHapusMasbro@
BalasHapusAsline aku ini juga separuh MLM loh brot di dunia maya, tapi mbok carane jangan seperti itu.. aku loh nyari refferal PTC pake prinsip nopo kerso monggo.. mboten kerso enggih mboten nopo-nopo. Bukan malah obok-obok dengan adu konsep seolah semua orang pola pikirnya lemah. Memotivasi orang kan gampang brot, tapi bisa jadi memotivasi diri sendiri malah kesulitan
:33
Sibutiz@
dicoba saja enggak apa-apa brade, cuma waspada itu perlu..
Joanna@
Saya enggak setuju seratus persen loh mbak.. saya kurang sepakat dengan super optimisnya
ini pengalaman loh dulu saya sering di uber-uber dengan konsep mereka yang super optimis, tapi anehnya dapat beberapa bulan justru malah curhat tentang kegagalan mereka.
maju terus timnas.....ak slalu dukung...kalah dan menang uda biasa ..namanya juga olahraga hehehehe salam
BalasHapuswah, ganti template yo mas???
BalasHapuscakep yg dulu loh..
kalo soal MLM, aku udh kapok ikutan MLM, ya gitu deh... selalu yg teratas yg lbh untung..
mending yg pasti2 aja mas...
Salam sahabat.....salut buat anda. Saya setuju dengan itu. Harusnya kalau kita ingin orang tertarik dgn ajakan kita kita harus saling menghargai bukannya menjelekkan pekerjaan orang lain. Thnxs atas sharingnya
BalasHapusMrpall@
BalasHapusawas kalau nanti Mr. Pall bikin rusuh, saya ada di tribun pojok kiri gawang loh :14
Penghuni60@
bosen aja mas, sekarang malah pingin yang sederhana aja.. kasihan yang buka kalau nanti banyak pernak pernik jadi buerat... loh MLM juga pasti loh kalau sudah rejekinya..
Cafeblog@
entahlah.. yah mungkin rasa optimis yang berlebihan itu yang membuat cuma kerjaan dia yang bermanfaat
Salut dengan pemikiran Anda mas :11
BalasHapusArti hidup tidak ditentukan oleh seberapa besar yang kita dapat, tapi sebesar apa kita bermanfaat untuk orang lain.. :43
waduh , mengenai soal bisnis multi level saya emng gak ngerti sama sekali , jadi saya gak tahu apa dampak positif maupun dampak negatifnya..
BalasHapusnamun seperti yang sobat katakan , sobat merasa menjadi manusia yang berguna ketika sobat dapat melarang anak-anak utk tidak membuka situs porno .
sukses terus sob ^_^
Dan kita
BalasHapustak udah percaya
bukan begitu sobat? :D
iya mas setuju klo urusan MLM saya sudah 2x kecewa makanya klo ada yg nawarin kerja dari rumah dgn pengahsilan menggiurkan saya tidak akan pernah lirik apalagi suruh buka blognya sudah pasti MLM bullshit itu.
BalasHapusBTW, ternyata podo jowone tho aku Suroboyo mas tapi SD di Kediri dan sekarang kerja dan domisili di mBandung hehehe....
Salam Kenal
tukeran link yuk..??
BalasHapusRime@
BalasHapusYah semoga saja kita bisa memaknai setiap pekerjaan kita dengan ikhlas dan semata-mata mengharap ridho-NYA.. makasih kunjungannya ya
Chandra@
sebenarnya positif negatif tergantung orangnya kok, misal saja saya malah sengaja memasang film biru di warnet.. nah kan saya malah enggak bermanfaat sama sekali ma orang.
Cucuharis@
Yup bener mas... :16
Daun@
berarti ora jodoh rek bisnis MLM.. wes tak cantolno nang duwur lawang loh linknya :40
benar Mas, apapun tugas kita saat ini, harus berani optimis dengan sikap disiplin mengejar hasil terbaik.
BalasHapusSALAM dari Kendari...
Saya senang anda tdk mengikuti mr. Optimis, meskipun dgn bgt, anda dianggap sbg org kolot.
BalasHapusTp sprt yg anda blg, tiap pekerjaan py makna, jd apapun itu, selama dpt memberi manfaat bg org lain, that's great. :D
Dan, yap...blogging lbh baik dr pd ngupdate status fb :D
hidup blogger
Tusuda@
BalasHapusmakasih Bli.... yang penting bermanfaat kan?
Skydrugz@
oke deh tenkyu bradah.. ngopi dulu deh :17
jadi penasaran dengan jurus-jurus Mr. Optimiz
BalasHapussepertinya seorang marketing tulen
pantang mundur, pantang menyerah
hanya sayangnya, kini mr optimis ketemu orang istikomah
salam sukses Kawan,
setiap pekerjaan adalah ibadah
tetap semangat....
sedj
Salut buat mereka, mempengaruhi orang lain itu bukan pekerjaan yang mudah, tapi rasa optimis mereka begitu tinggi sehingga banyak juga yang terpengaruh,,
BalasHapus:20
:42 Saya sarankan anda membuat sebuah blog untuk mengusung semua teori anda, ketimbang anda sebatas menulis lewat update status FB. Bukankah blog juga berkarya sekaligus bermanfaat, tapi kenapa anda enggan membuat?.
BalasHapusKalimat diatas adalah yang saya garis bawahi, ini adalah kalimat seorang blogger sejati. yang pasti dan pernah saya alami sendiri, tidak ada sesuatu di dunia ini yang mudah untuk diraih, keberhasilan seseorang memerlukan motivasi,perjuangan dan kerja keras, apa yang kita kerjakan hari ini adalah yang akan kita peroleh suatu saat, pertahankanlah suatu prinsip, agar kita mempunyai kepribadian, met tahun baru 2011, salam kenal, sukses buat Anda
Sedjatee@
BalasHapusSaya kira enggak deh.. masih pemula kok. jadi sangat ambisius dan super optimis dalam berbicara dengan orang lain..
Mashury@
Maaf saya bukan salah satu dari yang terpengaruh loh
Astrasatria@
Salam kenal sari Jember brade :12
senang nih di akhir tahun saya dapat teman baru lagi