Biarkan Jerawat Itu...
Dulur blogger bagaimana dengan akhir pekan anda?. Ehm pasti seneng ya, setelah sepekan berjibaku dengan segala aktifitas, sekarang ada kesempatan untuk sedikit mengusir penat, merefresh sekaligus merecharge kembali gairah anda untuk beraktifitas kembali.
Nah ceritanya sekarang saya juga sedang menikmati akhir pekan nih. Berlagak layaknya orang kantoran sedang menikmati weekend, padahal pekerjaan saya hanyalah seorang penjaga warnet hehehe. Tapi enggak salah kan kalau saya menyebut diri sebagai orang kantoran juga. Sebab kantor kan sama dengan tempat kerja, jadi warnet adalah tempat kerja saya. Dan saya adalah pegawai kantor alias orang kantoran hehehe (mekso.com).
Seperti biasa hutan masih menjadi tempat paling favorit saya untuk menghilangkan semua kejenuhan. Dan saat ini pilhan saya jatuh pada Bandealit. Sebuah teluk yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Meru Betiri. Sebuah kawasan yang kapan hari banyak diperbincangkan, karena oleh sebagian orang diyakini sebagai tempat berdiamnya si Kiwil atau manusia kerdil.
Perjalanan terpaksa dilakukan malam hari, sebab saya baru meninggalkan tempat kerja pada jam 5 sore. Dengan bersepeda motor saya dan adik-adik saya mulai masuk di kawasan Taman Nasional Meru Betiri kira-kira jam 8 malam. Menyeramkan karena kami masuk ke dalam salah satu belantara Jawa pada malam hari. Menegangkan karena selain kami harus berjuang untuk menaklukkan jalan berbatu yang juga licin akibat guyuran hujan. Mata kami juga diharuskan waspada, karena seringkali saat malam hari satwa liarpun ikut menggunakan jasa jalan itu sebagai lintasan mereka.
Yah, saya takut jika tiba-tiba saja ada segerombolan Bos Javanicus alias Banteng Jawa yang melakukan arak-arakan malam minggu ala satwa berpapasan dengan kami. Enggak lucu kan kalau semua itu terjadi, sebab bisa jadi posting saya hari ini berjudul "kisah blogger nabrak banteng" hehehe.
Alhamdulillah, jam 10an kami telah sampai di tempat tujuan. Meski melalui perjuangan yang tidak gampang dan sempat bertemu pula dengan seekor banteng solitare dan beberapa satwa liar, akhirnya kerinduan saya untuk menghirup udara dari Paru-Paru Jawa keturutan juga malam itu.
Di sela obrolan minum kopi, adik-adik saya kembali menceritakan tentang pengalaman perjalanan mereka barusan. Sebuah keluhan klasik muncul di sela obrolan mereka, karena mereka merasa jika wajah cantik Bandealit tentunya tak layak memiliki akses jalan yang penuh lobang dan berbatu layaknya bopeng dan jerawat.
Kalau boleh saya deskripsikan, jalan yang kami lalui memang sangat tidak layak. Lebih parah dari makadam kampung karena tataan batunya sudah keluar sana- sini. Saya yakin jika Valentino Rossi pun bakal ngeluh jika melaluinya. Belum lagi ditambah dengan guyuran air hujan yang membuat kondisi jalan semakin licin dan meninggalkan kolam-kolam kecil di sekitarnya.
Dulur blogger, sebagai pemakai jalan tentunya kita mengharapkan kondisi jalan yang kita lalui mulus tanpa lobang sama sekali. Kadang jalan dijadikan pula sebagai acuan tentang berhasil tidaknya seorang pemimpin daerah dalam membangun daerahnya. Tapi untuk Meru Betiri apakah anda sepakat jika jalannya harus mulus layaknya tol?. Saya pikir enggak perlu. Lah kenapa tidak?.
Kita tahu jika Meru Betiri adalah kawasan suaka yang melindungi berbagai macam spesies flora dan fauna Indonesia. Kita pun tahu jika manusialah aktor utama yang mengakibatkan rusak atau punahnya spesies di alam ini. Jadi jika permudah akses mereka itu berarti sama halnya kita memberi mereka peluang untuk berbondong-bondong menuju kawasan suaka tersebut. Nah kalau sudah makin banyak manusia yang mulai turut campur tangan di dalamnya, terus apa yang terjadi?. Tentu saja makin banyak pula tangan-tangan jahil yang nantinya akan menjarah segala sesuatu yang ada dalam kawasan suaka tersebut.
Kita bisa ambil contoh daerah kawasan Puncak yang seharusnya bisa menjadi kawasan resapan air, kini justru berubah menjadi hutan beton berupa villa-villa. Dan akhirnya berakibat dengan makin parahnya banjir kiriman menuju Ibukota. Tentunya makin banyak lagi daerah-daerah suaka lainnya yang karena kemulusan akses jalannya, makin membuat mulus juga kawasan tersebut menuju kehancuran.
Saya pikir biarkan saja jerawat jalan itu ada di sela-sela eloknya wajah Meru Betiri. Biarkan wajah ayu nan alami itu bisa dinikmati tanpa ada permak kosmetika manusia. Biarkan satwa yang ada di dalamnya bisa bermain bebas lepas, tanpa ada ancaman pemburu yang siap dengan senapannya. Biarkan pula pohon-pohonnya selalu setia memberikan udara segarnya, tanpa ada kecemasan truk-truk illegal loging yang siap mengangkutnya.
Oh ya mungkin ada yang minta oleh-oleh saya dari Meru Betiri?. ehm saya kasih papan nama saja ya. Ambil deh tapi jangan berebut ya hehehe.
Nah ceritanya sekarang saya juga sedang menikmati akhir pekan nih. Berlagak layaknya orang kantoran sedang menikmati weekend, padahal pekerjaan saya hanyalah seorang penjaga warnet hehehe. Tapi enggak salah kan kalau saya menyebut diri sebagai orang kantoran juga. Sebab kantor kan sama dengan tempat kerja, jadi warnet adalah tempat kerja saya. Dan saya adalah pegawai kantor alias orang kantoran hehehe (mekso.com).
Seperti biasa hutan masih menjadi tempat paling favorit saya untuk menghilangkan semua kejenuhan. Dan saat ini pilhan saya jatuh pada Bandealit. Sebuah teluk yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Meru Betiri. Sebuah kawasan yang kapan hari banyak diperbincangkan, karena oleh sebagian orang diyakini sebagai tempat berdiamnya si Kiwil atau manusia kerdil.
Perjalanan terpaksa dilakukan malam hari, sebab saya baru meninggalkan tempat kerja pada jam 5 sore. Dengan bersepeda motor saya dan adik-adik saya mulai masuk di kawasan Taman Nasional Meru Betiri kira-kira jam 8 malam. Menyeramkan karena kami masuk ke dalam salah satu belantara Jawa pada malam hari. Menegangkan karena selain kami harus berjuang untuk menaklukkan jalan berbatu yang juga licin akibat guyuran hujan. Mata kami juga diharuskan waspada, karena seringkali saat malam hari satwa liarpun ikut menggunakan jasa jalan itu sebagai lintasan mereka.
Yah, saya takut jika tiba-tiba saja ada segerombolan Bos Javanicus alias Banteng Jawa yang melakukan arak-arakan malam minggu ala satwa berpapasan dengan kami. Enggak lucu kan kalau semua itu terjadi, sebab bisa jadi posting saya hari ini berjudul "kisah blogger nabrak banteng" hehehe.
Alhamdulillah, jam 10an kami telah sampai di tempat tujuan. Meski melalui perjuangan yang tidak gampang dan sempat bertemu pula dengan seekor banteng solitare dan beberapa satwa liar, akhirnya kerinduan saya untuk menghirup udara dari Paru-Paru Jawa keturutan juga malam itu.
Di sela obrolan minum kopi, adik-adik saya kembali menceritakan tentang pengalaman perjalanan mereka barusan. Sebuah keluhan klasik muncul di sela obrolan mereka, karena mereka merasa jika wajah cantik Bandealit tentunya tak layak memiliki akses jalan yang penuh lobang dan berbatu layaknya bopeng dan jerawat.
Kalau boleh saya deskripsikan, jalan yang kami lalui memang sangat tidak layak. Lebih parah dari makadam kampung karena tataan batunya sudah keluar sana- sini. Saya yakin jika Valentino Rossi pun bakal ngeluh jika melaluinya. Belum lagi ditambah dengan guyuran air hujan yang membuat kondisi jalan semakin licin dan meninggalkan kolam-kolam kecil di sekitarnya.
Dulur blogger, sebagai pemakai jalan tentunya kita mengharapkan kondisi jalan yang kita lalui mulus tanpa lobang sama sekali. Kadang jalan dijadikan pula sebagai acuan tentang berhasil tidaknya seorang pemimpin daerah dalam membangun daerahnya. Tapi untuk Meru Betiri apakah anda sepakat jika jalannya harus mulus layaknya tol?. Saya pikir enggak perlu. Lah kenapa tidak?.
Kita tahu jika Meru Betiri adalah kawasan suaka yang melindungi berbagai macam spesies flora dan fauna Indonesia. Kita pun tahu jika manusialah aktor utama yang mengakibatkan rusak atau punahnya spesies di alam ini. Jadi jika permudah akses mereka itu berarti sama halnya kita memberi mereka peluang untuk berbondong-bondong menuju kawasan suaka tersebut. Nah kalau sudah makin banyak manusia yang mulai turut campur tangan di dalamnya, terus apa yang terjadi?. Tentu saja makin banyak pula tangan-tangan jahil yang nantinya akan menjarah segala sesuatu yang ada dalam kawasan suaka tersebut.
Kita bisa ambil contoh daerah kawasan Puncak yang seharusnya bisa menjadi kawasan resapan air, kini justru berubah menjadi hutan beton berupa villa-villa. Dan akhirnya berakibat dengan makin parahnya banjir kiriman menuju Ibukota. Tentunya makin banyak lagi daerah-daerah suaka lainnya yang karena kemulusan akses jalannya, makin membuat mulus juga kawasan tersebut menuju kehancuran.
Saya pikir biarkan saja jerawat jalan itu ada di sela-sela eloknya wajah Meru Betiri. Biarkan wajah ayu nan alami itu bisa dinikmati tanpa ada permak kosmetika manusia. Biarkan satwa yang ada di dalamnya bisa bermain bebas lepas, tanpa ada ancaman pemburu yang siap dengan senapannya. Biarkan pula pohon-pohonnya selalu setia memberikan udara segarnya, tanpa ada kecemasan truk-truk illegal loging yang siap mengangkutnya.
Oh ya mungkin ada yang minta oleh-oleh saya dari Meru Betiri?. ehm saya kasih papan nama saja ya. Ambil deh tapi jangan berebut ya hehehe.
Wau!!! nekat banget sih jalan ke hutan malam hari itu. Siang aja Denuzz takut masuk hutan, apalagi malam-malam... Ehm... You're great!!!
BalasHapusSalam sayang dari BURUNG HANTU... Cuit... Cuit... Cuit...
Surprise kang, sungguh kesempatan yang langka berwisata masuk hutan malam hari ... ketemu banteng lagi.
BalasHapusSelamat berpetualang ya ... oleh2e kok papan nama?
Denuzz burung hantu@
BalasHapuslah katanya burung hantu nih si Denuzz, kok takut keluar malem.. emang jam operasinay jam berapa sih denuzz hehe
Ratansolomj9@
gini Knag, kalau oleh-olehe makanan kan sekali makan habis. Nah kalau saya kasih oleh-oleh papan itu, kan bisa dikenang seumur hidup tentang maksud tulisan yang ada disitu
Di daerah saya juga ada hutan lindung yang lumayan menyeramkan.
BalasHapusKonon saat pecahnya G 30 S, hutan itu dipakai untuk pembantaian. Nggak tau siapa membantai siapa, tapi denger2 sich begitu.
Pernah ada kejadian, teman saya lewat daerah situ tengah malam.
Ketemu rombongan sapi banyak sekali, tapi yang nggiring seragamnya seperti jaman kerajaan dan orangnya menunduk. Teman saya ketakutan dan putar balik.
Jangankan malam, siang hari saja saya takut kalau lewat situ pakai motor...
Betul sekali biarkan lah meru betiri seperti itu.... jangan beri kemudahan untuk para pemburu yang seenaknya sendiri membunuh satwa2
BalasHapusMeru BEtiri? blm pernah dgr sebelumnya, tapi agak sedikit mengerikan ya mas, lha wong ada lintasan satwa liarnya, Hiiiiiiiiiii
BalasHapus:17 iri aku rekkk .. pingin vacation simple dan sederhana ngunu tapi ttep asyik ... betul sob naturalnay tempat di indonesia sudah di exploitasi berlebihan sudah ndak natural lagi .. huhh ..
BalasHapusDaerah seperti itu memang lebih seru kalau berjerawat...biar ada tantangannya. tapi kalau jalan jalan di malam hari terus ketemu banteng...kayaknya saya gk berani deh...
BalasHapushwaaa... ga coba-coba deh... .
BalasHapusTapi bener juga, indonesia harus punya daerah resapan air... . jadi ingat, ikut demo jaman mahasiswa demi mempertahankan daerah resapan air... hihihi
:11 :22 :15
BalasHapuskirain muka mu penuh jerawat dek,,, biar qu pencet atu2 .. heheheh
Djangan Pakies@
BalasHapuswaalaikumsalam tretan... pinginnya sih cari pangsit Kang, lah kok malah ketemu landak hehehe.
Marsudiyanto@
mungkin hantunya pemalu tuh pak Mars hehe
Arief Bayoe Sapoetra@
yupz.. jangan biarkan rimba tiada satwa.. kan iso dadi pekarangan nanti hahaha
Nadia Meutuah@
lihat peta donk Mbak Nad..:16
Waah, BANTENG ? menakutkan ah, daripada ketemu banteng mending ketemu si manusia kerdil buat diajak foto foto narsisan :16
BalasHapusBrigadir Kopi@
BalasHapuskesini aja brade kalau pingin hehehe. ojo lali difullin tasnya dengan kopi ya
Aisyana@
tapi kalau jalannya sama Mas fendik enggak takut kan .. suit..suit hehe
Mauna@
kalau begitu.. mari kita bikin resapan air sebanyak=banyaknya di sekitar yuk
Fitr4y@
piye Uni... enggak pingin nyoba jalan-jalan ke hutan malam hari?
wah asik bener wisata malam ke hutan yang jerawatan, ups... :)
BalasHapussemoga biarpun jalanannya penuh bopeng, lingkungannya tetap terjaga kelestariannya..
*mbok kapan2 aku diajak tho mas kopral..*
4techno@
BalasHapuswah justru kalau saya ketemu Siwil yang bakalan lari duluan hehe :21
Advertiyha@
wah jangan Mbak Iyha... bisa keluar sebelum waktunya tuh si yunior kalau lewat jalan itu
Ternyata mas Lozz Akbar peduli banget ma lingkungan. Musti didukung, ni.
BalasHapusSiwil ama Hobbit saudaraan ya?
BalasHapuswaduhh...
BalasHapusbeberapa waktu lalu aku liat acaranya di TV ja serem soal manusia kerdil, ini nekad malam2 kesana..ckckck
M Mursyid PW@
BalasHapussaling dukung aja Pak Mursyid.. saya takut jatuh nanti kalau didukung terus hehe
Riez@
:15masih satu RT keliatnnya bro
Yan Shu@
emang pingin nitip salam ama Siwil tah mas hehe
Duh, kangen ngopi di desa Cawang..
BalasHapusini iseng apa nekad yah? jalan malam2 masuk ke dalam hutan???...wah bro...2 jempol buat sampean deh
BalasHapusMasbro@
BalasHapuskapan-kapan aja brot, bikin acara kopdar-kopdaran di Meru Betiri yo
Necky@
sebenarnya niat aja deh Pak Necky.. lah kan waktunya cuma semalam saya bisa menikmati Meru Betiri.
saya belum pernah kehutan, gelap ya? :)
BalasHapuswaaaaaaaaah serem...... hihihihi
BalasHapusasik juga ya jalan2 di hutan?
BalasHapusdari kecil agak2 terpengaruh ama film TARZAN. jadi kepingin tinggal di hutan gitu. temenan ama monyet2. tapi kalo liat monyet beneran takut. :D
Lidya@
BalasHapusenggak kok kan di hutan ada pembangkit listriknya mbak hehe
Yhantee@
awas di belakang ada apa tuh hahaha
Bung Iwan@
berarti kalau sama banteng enggak takut nih Bung Iwan hehe.. :12makasih kunjungannya ya
kang apa kita bisa berkolaborasi di kecubung tiga warna? aku tunggu inspirasi darimu
BalasHapussedj
hhiii...emang gak serem mas?
BalasHapusBtw, setuju ane...biarkan jerawat itu, yar jadi koreng skalian.hehe...agar sentota selalu hutan dan satwa di sana...
wahhhh....
BalasHapusasyik gan....
salam kenal dari sangpembuatjejak.com
Nice Adventure mas :)
BalasHapuspingin bisa punya jiwa petualang...
btw meru betiri tu di daerah mana ya?
Salam persohiblogan
BalasHapusBaru update dan BW lagi nih daku
Keren
kau pecinta alam yang baik sobat :)
Tapi klo judul blognya kisah blogger nabrak banteng ok juga loh mas :D
BalasHapusWah ternyata ci abang punya jiwa berpatualang juga yach, btw di hutan ketemu monyet gak ? Hehehe
BalasHapusWah ketipu saya, kiraian Mas Akbar lagi jatuh cinta, ada jerawatnya di muka, secara kemarin postingannya berjudul surat cinta, ehehehehe.
BalasHapussetuju2 nanti kalo jalannya mulus malah dipake buat balapan motor ya bar? heheh asik kayanya bisa ke hutan malem2 gitu ketemu banteng pula
BalasHapus*ngiri*
Sedjatee@
BalasHapuswaduh maaf kang, saya sudah ada yang punya nih
Aryna@
yah semoga saja Mbak.. musulnya fasilitas jalan tidak membuat semakin mulus juga manusia dalam hal merusak alam
Adipras@
salam kenal balik juga Mas.. makasih :18kunjungannya ya
Mila@
BalasHapusMeru betiri itu daeah Jawa timur paling timur Mbak... emang mau main kesana tah, bisa kok saya anterin hehe
Cucuharis@
ehm Mas Achoey berpetualang teus nih ceritanya, ampe jarang ada di rumah sekarang
Sibair@
:21 haha kapan-kapan aja ya nunggu saya nabrak banteng duluan
Srikandi Hati@
BalasHapuswah kalau monyet jangan ditanya deh Mbak...
Sya@
hahaha masih saja Mbak Sya ini membahas pria berbaju kuning hehe
Julie@
betul.. masak pembalapnya harus balapan dengan banteng juga hehe
parah betul itu jalan y mas, sampe ada jerawatnya.
BalasHapustp seru juga klo rame2 ngeliat meru betiri. Namanya unik, jd pengen liat, sayang yg ada hanya panel namanya..
salam kenal yachh.....kayaknya baru pertama kali mampir ke rumah ini. adem yach rumahnya.....apalagi penghuninya baru pulang dari hutan.....jadi berasa tambah sejuk dech rumahnya hehehe.....
BalasHapusWits@
BalasHapusPingin nih Mbak Wits? kesini aja, nanti saya anterin deh
Nia@
Salam kenal balik Mbak..:12 makasih dah mampir ya
munya oleh oleh itu foto bantengnya mas..malah papan nama..xixxii
BalasHapusduh, kok nekat banget tho Akbar, masuk hutan malam2 gituh ....
BalasHapustapi pastinya seneng banget ya , bisa merasakan kemurnian alam dgn udaranya yg blm tercemar.
mbok ya bundamu ini, sekali2 diajak jalan jalan ke hutan , biar berani gituh lho, Akbar......
(sok gaya bundamu iki)
hahahahha.............
salam
Mas Pri@
BalasHapuswah belum sempat moto saya mungkin diseruduk duluan Mas Pri :20
Gayahidup@
ampun deh Bunda.. jangan ikut-ikutaan kayak Akbar nih hehe
Wih,,biarin wes mas,,
BalasHapusmeskipun jerawatnya banyak...
gak usah diobatin..
ntar kalau mulus banyak yang memperkosa..
ayahabbbb
salam sahabat maaf telat
BalasHapussangat bagus sekali pistingannya mmberkan sebuah pesan dan inspirasi baggi saya
mantab jaya
BalasHapussaya mampu merasa yg ada dihati mas lozz, yg namanya pekerjaan sdh menawan hati, wow malam hari bukan halangan ... Langit hujan? Bukan rintangan! Bener apa bener mas? :)
BalasHapusAduh, coba ya aku masih di BDWS, pasti aku ikut mas... wkakakkakakakka... aku aslinya suka blasak2, makanya aku dulu ikut pramuka dan KIR (jalan2 cari jejak hewan)...
BalasHapusaku pernah lho mas, ekspedisi: Tapen-Ijen. 3 hari 2 malam... jalan kaki! sampe bolong sepatu! kapan2 cerita ah! itu seru banget...
hahaha.. kalau rossi yang lewat situ sih.. bakalan marah-marah mas :p
BalasHapusGerimis dan Kuning@
BalasHapushaha ono-ono wae awakmu nduk.. ehm betul juga ya kalau mulus justru akan memancing tangan-tangan jahil untuk iseng
Dhana@
eh Mbak Dhana.. apa kabar nih :12 lama enggak bersua ya
Bd@
tapi saya dredeg juga loh Mas Ade pas masuk hutan hihihi
Adipras@
BalasHapuskok kayak merk genteng yo hehe
Primeedges@
wow... saya tunggu deh ceritanya Mas Prim
Majalah Masjid Kita@
hehe Rosy siapa nih.. Valentino Rossy apa Rossy Abdillah
Wow seruu perjalannya..
BalasHapuscoba kalo kopdaran sambil menyusuri jalan berjerawat dan masuk hutan haha..*tantangan* ide bagus kayanya..
aku ikuut..!!
om tumbasne pulsa om... :14
BalasHapusNchie@
BalasHapusboleh... dengan satu syarat..bawa makanan yang banyak yo Mbak :13
Wa' One@
engga bisa Mas, saya ada di dalam hutan.enggak ada sinyal disini hehe
biarkan makadam menahan nafsu manusia menjelajah semena-mena.
BalasHapuskalau pakai sepeda mtb bisa ga' ??
wah pengalaman yang menarik...bisa jadi referensi tuh
BalasHapussalam kenal yah dariku http://f4dlyfri3nds.blogspot.com
Mas, lain kali kalau ketemu sma si Bos, saya titip salam ya... :D
BalasHapusSekalian buat anak buahnya juga... *halah*
Ada baiknya kang kalau akses ke tempat2 seperti itu dipersulit, untuk mempertahankan virginalitas hutan
BalasHapusKomuter@
BalasHapusWah bisa sekali Mas.. monggo wis kalau mau menjelalajah Meru Betiri pake sepeda, saya barengin, tapi saya pake motor aja ya hehe
Fadly@
salam kenal balik Mas, makasih dah mampir :12
Kakaakin@
enggak nitip salam buat pria berbaju kuning nih
Ratansolmj9@
kalau terlalu sulit yo enggak enak juga deh kang.. opo onoke wae wis hehe
Saya setuju mas, mungkin area-area tertentu memang tidak perlu dihaluskan jalannya, bisa-bisa di sebelah bukan banteng yang lewat... tapi tukang sate banteng...
BalasHapusBeuuuh. . Meru betiri, kpn ya bisa main kesana ?
BalasHapusAda baiknya juga akses jalan kesana jelek, sehingga minim pengunjung yang banyak membawa kerusakan baik sengaja maupun tidak disengaja.
Salam.. .
hehehe, ya nih
BalasHapustapi sekarang dah OL lagi
bukan itu pula, tapi rebutan notebook ama istri karena yg satu lagi rusak :D
hahaha...kene gak ono hutan kang...onone laut...nyemplung ae tah? ihihi..
BalasHapusslamat, anda telah bikin saya ngakak sejenak di dalam hati.
waaaah .... asiknya,,, kalau yang tiap hari disesakkan dengan macetnya jakarta ber weekend seperti itu pasti menyenangkan ya mas ... bisa refress sekaligus memuji ciptaan Allah yang luar biasa exotic ..... teringat dahulu kala pernah tersesat di hutan pedalaman pulau dewata ... hehehe
BalasHapuspulangnya bentol-bentol gak tuh Om?! kan di hutan banyak nyamuk! :mrgreen:
BalasHapusPulangnya bentol-bentol gak Om?! kan banyak nyamuk tuh! :mrgreen:
BalasHapusdimana-mana, yang namanya kawasan hutan lindung,
BalasHapuskayaknya, jalannya memang selalu berjerawat Lozz :)
Irawan@
BalasHapushahaha entar kalau jalannya mulus kan hutannya bisa berubah jadi pasar malam mas
Mood@
ayo kapan wis Bang Mood, saya tunggu :18
Cucuharis@
eh beli lagi dong Mas.. jangan ampe rbutan gitu
Tunsa@
lah di Meru Betiri lenkap loh Cak.. lautnya juga biutipul loh
Catatanpelangi@
BalasHapusketemu Banteng enggak nih saat tersesat dulu
Bundamahes@
ya enggak lah yaw. emang Meru Betiri sarang nyamuk nih Bun
Ysalma@
ah enggak juga kok, banyak loh kawasan hutan yang jalannya juga mulus.. nah disitulah kadangkala yang namanya perburuan satwa liar dan penebangan liar berjalan mulus
Setuju, saya setuju dengan pemikiran Mas Akbar... :16
BalasHapusWuih.. seri juga jalan2 di Hutan Yah.. ntar gue ngikut ya mas..
BalasHapusArrena.. Arrena.. bassa.. bassa.. mau tau artinya???? mampir donk.. thks
BalasHapusAsop@
BalasHapusmakasih kang.. silakan ambil doorpricenya ya :15
Sania pura-pura@
ehm anda lagi ternyata
Rheny Asem@
enggak ada posting yang lebih berbobot nih
hiahaha kirain jerawat dimuka tak taunya di jalan.. kangen jalan2 ke hutan ^^
BalasHapusMantap
BalasHapusPecinta alam sejati
salam saya Sip
BTW ...
BalasHapusAkhir pekan saya ?
DRS alias ... Di Rumah Saja
waktunya nglepus ...
hahaha
salam saya Sip
Kang Ian@
BalasHapusya nyari hutan donk Kang.. trus jalan-jalan ma Nyonya hehe
Nh18@
enggak pingin JJH om.. jalan jalan hutan ma saya
terkadang saya juga suka masuk hutan dimalah hari Kang, karena kesannya lebih menantang dan seru. meskipun sebenernya lebih suka kalau siangan, karena lebih puas menikmati pemandangan yang da.
BalasHapusHudaesce@
BalasHapusenggak pingin ke Meru betiri nih
Jerawat? Aku pikir jerawat beneran karena lagi kasmaran jadi tumbuh di wajah.
BalasHapusTernyata jerawat jalan to, biarkan gak mulus yan gpenting alam jadi aman.
Atikah@
BalasHapusyah kalau mulus kan enggak ada tantangannya Mbak Atik.. serasa saya berpetualang di Mall nanti hehe
Mendaki gunung, lewati lembah, sungai mengalir indah ke samudera, bersama teman bertualang...
BalasHapus*mengkhayal jadi bocah petualang...
Seru banget mas... :)
Dede@
BalasHapusmonggo deh kalau mau ikut...
Lah Mas? serem bener masuk hutan malem2? masih sempet ngopi2 pula! hebaaatt! hehe.. saya udah pingsan deh klo ikutan! hihihi!
BalasHapussetuju mas, aku lebih seneng ga usah dibikin akses yang terlalu mudah, biarkan saja begitu.. lebih indah dan pasti lebih seru perjalanannya..
Bhiberceloteh@
BalasHapusbetul biarkan jerawat itu biar ada corak tantangannya ya Bhi