Kopdar-kopdaran...

Sudah 10 bulan saya wira-wiri di ranah blogsphere. Menyaksikan hilir mudik orang-orang yang lalu lalang di dalamnya. Datang dan pergi silih berganti sepertinya bukan hal yang baru lagi. Yang di awal dulunya keliatan bersemangat rajin membuat postingan. Kini sudah ada beberapa yang mulai tumbang di tengah jalan.

Alhamdulillah, tunas-tunas baru pun bermunculan. Blogger-blogger muda  yang penuh semangat untuk berkarya di dunia maya. Namun kita juga tidak tahu apakah ngeblog sudah menjadi salah satu pilihan hidup mereka untuk berkarya, atau malah sebaliknya semangat justru itu makin lama-lama makin hilang seperti halnya blogger-blogger lain yang telah tumbang.

Dunia blogging bagi saya adalah sebuah dunia yang penuh keajaiban. Ranah blogspher tak ubahnya ibarat sebuah akademi yang memberikan banyak pelajaran bagi diri saya. Sebuah dunia yang mengajarkan jika tidak ada sesuatu yang tak bisa kita kuasai jika kita mau mempelajari.  Sepuluh bulan saya bertahan menjadikan ngeblog sebagai salah satu pilihan hidup untuk berkarya. Semoga saja saya bisa terus mencintai apa yang saat ini jalani, seperti halnya saya menjadikan dunia pencinta alam sebagai dunia yang tak bisa saya tinggalkan.

Menjadi seorang blogger sepertinya ada beberapa hal yang saat ini masih belum bisa saya lakukan seperti blogger lainnya. Yang pertama saya ingin sekali membuat sebuah posting tentang puisi. Tapi entah kenapa otak saya terasa terkunci ketika saya mencoba membuat posting berbentuk puisi. Rasanya saya tak kuat mental, jika saja ada orang lain tertawa ngakak manakala saya nekat memuat sebuah puisi. Bahkan saya pun berpikir jika Arya Dwipangga si pendekar syair berdarah tak memiliki garis keturunan satupun dengan nenek moyang saya hahaha.

Selain puisi ada satu lagi sesuatu yang saya impikan tapi masih belum keturutan. Kopdar, yah sebuah impian yang mungkin juga amat dirindukan oleh blogger-blogger yang belum melakukannya. Alhamdulillah, akhirnya sore tadi saya bisa melakukan kopdar dengan salah seorang blogger. Sebuah acara yang kami sebut kopdar-kopdaran. Lah bagaimana enggak dinamai demikian wong saya cuma ketemuan dengan kang Sofyan, seseorang  yang sudah lama saya kenal jauh sebelum menjadi blogger dan kebetulan juga sekota dengan saya.

Berhubung kita cuma kopdar-kopdaran jadi bukanlah restauran, plasa atau cafe yang jadi tempat ketemuan. Tapi cuma di sebuah warung kopi di kaki sebuah perbukitan dengan pemandangan kali yang mengalir di depan. Meski sederhana tapi rasanya sore itu kami bisa membayangkan seperti apa sih rasanya sebuah sensasi seorang blogger yang sedang kopdar. Lebih lengkap rasanya, karena tak seberapa kemudian muncul pula Arief Bayu yang menambah ramai suasana kopdar-kopdaran kami. Pokoe kopdar wis, menikmati kopi sambil bersandar hahaha, meksone rek pingin disebut kopdar..

Kopdar rasanya bukan hanya impian saya, tapi mungkin menjadi sebuah impian bagi blogger-blogger Jember lainnya. Menjabat erat tangan anda, duduk berdampingan dengan anda, menemani ngobrol sembari menikmati manisnya kopi, menyentuh pipi mungil putera puteri anda.. Ah sesuatu yang saya rindukan, tapi sayang karena sebuah keterbatasan semua itu hanya menjadi impian di awang-awang.

Yo wis tah, itu tadi reportase kopdar-kopdaran blogger Jember hari ini. Sebelum pamit saya ingin mengutip sedikit sebuah lirik lagu Lestari dari Tamasya band.

Aku ingin kita saling mengingat
Aku ingin kita ada kenangan manis
Aku ingin nantinya kita saling merindukan
Aku ingin yang kita saling menginginkan

Persahabatan di bawah atap yang sama
melangkah dengan langkah indah

Dulur blogger, semoga dimanapun dan sampai kapanpun, kita semua bisa saling mengingat dan saling merindukan satu sama lain. Meski tak pernah ada tatap muka dan jabat tangan lewat sebuah kopdar. Semoga hati kita bisa senantiasa dekat dan selalu mengingat jika ada sebuah kenangan indah diantara kita semua. Semoga pula bisa menjadi nostalgia bagi kita semua, jika ada sebuah atap bernama blogger yang menaungi kita bersama menjadi sebuah keluarga.

Salam hangat dari Jember.