Di Hutan pun Ada Etika
Di posting kemarin saya ceritakan tentang secuil pengalaman saya saat melakukan kegiatan di alam bebas. Sebuah kondisi yang tak bisa saya hindari, karena tiba-tiba saja ada sebuah "agresi militer" yang terjadi dalam organ tubuh saya hahaha. Memang terdengar agak saru, tapi saya berharap setidaknya anda bisa menangkap sebuah pesan yang coba saya sampaikan dalam posting kemarin. Jika sebuah etika juga diperlukan saat kita berada di hutan alam bebas.
Ada aturan main yang harus kita patuhi, meski tiada seorangpun di kanan kiri. Meski di hutan bukan berarti bisa leluasa membuang sampah kita sembarangan. Walau tak ada satu pun polisi yang berdiri, bukan berarti pula kita bisa seenaknya merusak, mencoret, mengambil atau bahkan membunuh segala sesuatu yang kita temui. Bahkan untuk urusan buang hajat sekalipun ada sebuah aturan tak tertulis yang harus kita patuhi.
Itulah salah satu sisi moral dari seorang pencinta alam. Selain sebagai tempat bermain, alam tanpa disadari telah menjadi sebuah tempat belajar sekaligus guru bagi kehidupan mereka. Belajar patuh tanpa harus disuruh. Belajar mentaati sekalipun tiada yang mengawasi. Alam secara tidak langsung menyadarkan mereka, jika mereka harus bisa memfilter diri sendiri dan berupaya mengkondisikan bumi ini senantiasa lestari.
Nah kali ini saya akan sedikit berbagi tentang beberapa etika seorang pencinta alam saat berada di alam bebas. Semoga bisa bermanfaat buat dulur-dulur saya di pencinta alam atau mungkin juga buat anda yang mempunyai hoby berwisata. Sebab seperti yang pernah saya tulis di postingan lawas; jika siapapun, dimanapun dan apapun baju kita, sejatinya kita semua bisa menjadi seorang pencinta alam.
Cobalah untuk mencari info dari penduduk sekitar atau tokoh yang paling disegani tentang seputar pantangan-pantangan yang harus kita perhatikan di daerah tersebut. Sepanjang tidak melanggar akidah saya rasa tiada salahnya bagi kita untuk menghormati dan mematuhi aturan mereka. Sebab percaya atau tidak percaya, banyak kejadian orang hilang ataupun kesurupan yang terjadi disebabkan karena mereka telah melanggar rambu-rambu yang telah digariskan oleh penduduk sekitar.
Sebisa mungkin kita cari ranting-ranting kering atau kayu patah sebagi unsur bahan bakar api unggun kita, ketimbang menebang pohon hidup yang jelas sedikit banyak akan merusak kondisi alam sekitar. Pastikan kondisi api benar-benar padam saat selesai membuat api unggun. Dan khusus untuk para perokok dilarang keras untuk membuang puntung rokok sembarangan, sebab banyak kejadian kebakaran hutan terjadi akibat puntung rokok yang dibuang secara sembrono.
Edelwies, adalah salah satu contoh obyek yang seringkali dijadikan pelampiasan oknum-oknum yang mengatasnamakan untuk sebuah kenangan. Padahal menurut saya Edelwies tak akan nampak indah lagi jika sudah dicomot dari tempat aslinya di dataran tinggi. Apakah tidak cukup lewat sebuah gambar yang kita ambil untuk mengabadikan "bunga abadi" itu?.
Dulur blogger, mungkin itu beberapa etika bermain di alam bebas yang saya ketahui selama menjadi seorang pencinta alam. Semoga bisa menjadi perenungan bagi kita semua khususnya dulur-dulur saya di pencinta alam, jika pada dasarnya segala sesuatu yang terjadi pada alam semua tergantung dari sikap kita sendiri sebagai khalifahnya. Jika kita enggan berbuat sadis, alam tentu akan memberi kita sebuah senyum manis. Sebaliknya jika kita masih saja memperlakukan mereka dengan jahat, yo wis jangan pernah mengeluh jika di suatu hari nanti alam membalasnya dengan sebuah malapetaka yang begitu hebat.
Ada aturan main yang harus kita patuhi, meski tiada seorangpun di kanan kiri. Meski di hutan bukan berarti bisa leluasa membuang sampah kita sembarangan. Walau tak ada satu pun polisi yang berdiri, bukan berarti pula kita bisa seenaknya merusak, mencoret, mengambil atau bahkan membunuh segala sesuatu yang kita temui. Bahkan untuk urusan buang hajat sekalipun ada sebuah aturan tak tertulis yang harus kita patuhi.
Itulah salah satu sisi moral dari seorang pencinta alam. Selain sebagai tempat bermain, alam tanpa disadari telah menjadi sebuah tempat belajar sekaligus guru bagi kehidupan mereka. Belajar patuh tanpa harus disuruh. Belajar mentaati sekalipun tiada yang mengawasi. Alam secara tidak langsung menyadarkan mereka, jika mereka harus bisa memfilter diri sendiri dan berupaya mengkondisikan bumi ini senantiasa lestari.
Nah kali ini saya akan sedikit berbagi tentang beberapa etika seorang pencinta alam saat berada di alam bebas. Semoga bisa bermanfaat buat dulur-dulur saya di pencinta alam atau mungkin juga buat anda yang mempunyai hoby berwisata. Sebab seperti yang pernah saya tulis di postingan lawas; jika siapapun, dimanapun dan apapun baju kita, sejatinya kita semua bisa menjadi seorang pencinta alam.
- Hormati adat istiadat sekitar
Cobalah untuk mencari info dari penduduk sekitar atau tokoh yang paling disegani tentang seputar pantangan-pantangan yang harus kita perhatikan di daerah tersebut. Sepanjang tidak melanggar akidah saya rasa tiada salahnya bagi kita untuk menghormati dan mematuhi aturan mereka. Sebab percaya atau tidak percaya, banyak kejadian orang hilang ataupun kesurupan yang terjadi disebabkan karena mereka telah melanggar rambu-rambu yang telah digariskan oleh penduduk sekitar.
- Jangan latah membuat api unggun
Sebisa mungkin kita cari ranting-ranting kering atau kayu patah sebagi unsur bahan bakar api unggun kita, ketimbang menebang pohon hidup yang jelas sedikit banyak akan merusak kondisi alam sekitar. Pastikan kondisi api benar-benar padam saat selesai membuat api unggun. Dan khusus untuk para perokok dilarang keras untuk membuang puntung rokok sembarangan, sebab banyak kejadian kebakaran hutan terjadi akibat puntung rokok yang dibuang secara sembrono.
- Jangan cemari mata air
- Jangan membabi buta dalam membuat tenda
- Jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak sepatu
- Jangan ambil sesuatu kecuali gambarmu
Edelwies, adalah salah satu contoh obyek yang seringkali dijadikan pelampiasan oknum-oknum yang mengatasnamakan untuk sebuah kenangan. Padahal menurut saya Edelwies tak akan nampak indah lagi jika sudah dicomot dari tempat aslinya di dataran tinggi. Apakah tidak cukup lewat sebuah gambar yang kita ambil untuk mengabadikan "bunga abadi" itu?.
- Jangan membuat gurat dan coretan kecuali sebuah ingatan
Dulur blogger, mungkin itu beberapa etika bermain di alam bebas yang saya ketahui selama menjadi seorang pencinta alam. Semoga bisa menjadi perenungan bagi kita semua khususnya dulur-dulur saya di pencinta alam, jika pada dasarnya segala sesuatu yang terjadi pada alam semua tergantung dari sikap kita sendiri sebagai khalifahnya. Jika kita enggan berbuat sadis, alam tentu akan memberi kita sebuah senyum manis. Sebaliknya jika kita masih saja memperlakukan mereka dengan jahat, yo wis jangan pernah mengeluh jika di suatu hari nanti alam membalasnya dengan sebuah malapetaka yang begitu hebat.
Sebel juga sih kalo liat bnyak coretan tulisan yang gak ada guna nya di tempat2 wisata.
BalasHapusMalah ada yg nulis no HP untuk booking Sex.
essip lah pokoknya.. kapan-kapan ajak dhe dong ngeliat edelwies dari puncak daratan tinggi, tempat aslinya.. :D
BalasHapusduh jadi pengen nanjak gunung lagi nih, setelah baca tulisan ente sob :D
BalasHapuskeren sob, memang betul klo dimana saja itu ada etikanya. nggak boleh asal aja semua ada aturannya :)
wahh ternyata di alam bebas ada etikanya juga yachh...mudah2an mrk yg sering mendaki gunung bener2 memperhatikan etika ini yach uncle....biar alam kita tetap lestari.....
BalasHapusSuratman Adi@
BalasHapusjiyahahaha.. banyak jalan menuju Roma kali ya mas hehehehe
Dhenok Habibie@
uhui.. kapan nih? :)
Herry@
eh mas Herry doyan naik gunung juga ya
Nia@
kalau alamnya rusak kan kasihan Ina sama Walu mbak, cuma diwarisi sampah dan batu-batu penuh coretan
Setuju semua sama Uncle Essip, beneran. Bahasanya itu lho: Jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak sepatu. Jangan ambil sesuatu kecuali gambarmu... uuuh mantap dech pokoknya, pecinta alam sejati yang cool dan smart ;)
BalasHapusIstilah "larung saji" itu keren banget uncle..hahaha.. Aya-aya wae..
BalasHapusKayaknya kita perlu meniru kucing ya? Kucing kan selalu menimbun setelah buang hajat.
Kapan yah, aku bisa jalan-jalan ke alam bebas... *menghayal*
wah wah..... Jaga Alam dan Alam akan menjaga mu .. iyaa kan om? ^^
BalasHapussetuju.. jgn ngaku2 pecinta alam kl kita gak bisa mencintai alamnya itu sendiri secara alami ya :)
BalasHapusSalam lestari, Lozz...
BalasHapusBaca posting ini, ingatan saya seperti kembali ke masa berpuluh tahun lalu.
Kala harum pinus menjadi bagian dari indahnya ketinggian
Kala dinginnya malam menjadi sahabat sejati yang membuat saya tak ingin pergi
Alam,
Adalah untuk kita pelihara dengan penuh cinta
Agar kelestarianya selalu terjaga...
Banyak yang ngawur dan tak memperhatikan etika, Kang..
BalasHapusKalau "buang pupuk" seperti rahasia sampeyan kemarin sepertinya malah menyuburkan tanah ya Kang? hehehe
Jangan kencing sembarangan..., kedengarannya sederhana, bayang ketika anda kencing tiba-tiba didepannya ada yang "teman" yang kangen tapi jahil...(khusus anda yang memiliki kelamin menonjol keluar)
BalasHapussaya setuju dengan hormati adat istiadat...
BalasHapuspernah suatu ketika saya camp di cuban talun dan salah satu teman membuat kegaduhan yang mengganggu... alhasil satu rombongan digoda jin penghuni tempat itu... :D
Yunda Hamasah@
BalasHapusloh cool 'n smart kan nama blognya Kakaakin Yunda :)
Dewi Fatma@
wkwkwk blogger kan harus bisa mencari istilah baru untuk sesuatu yang agak saru mbak
Niar Ci Luk Baa@
Jaga Niar dan Niar akan menjagamu.. hehehe
ke2nai@
yupz.. siapapun juga bisa menjadi pencinta alam meski tanpa organisasi pencinta alam
Bintang@
BalasHapussalam lestari mbak Irma.. wah ada senior nih..
Kata Keluarga Tamasya "bumi juga butuh cinta"
Sukadi@
:-)) pupuk organik nomer wahid yo kang
Die@
yo apik deh ceritane kalau gitu Om =))
Widhi Online@
mungkin jin nya merasa terganggu ya
Hmmm.. jadi inget waktu ke Baduy, kita gak boleh mandi pake sabun, nggak boleh pake pasta gigi, nggak boleh bawa sabun cuci, pokoke sabunlah (untuk Baduy dalam tentu saja)
BalasHapusAwalnya, kami berontak (maklumlah, masih remaja) Tapi sebagian dari kami nurut2 aja n enjoy tanpa gosok gigi selama dua hari juga mandi gak pake sabun (kalau saya rela gak mandi, soale tempate terbuka wekekeke)
Keterangan Pak Guru, yo kuwi, mereka kan menggunakan sungai untuk semua, yah, mandi, cuci piring dll. Eh, iki nek komen diteruske iso panjang lebar, soale pas ke Baduy ada yang "hilang" n setelah ditelusuri, temen2 yang "hilang" itu yah, ada yang melanggar aturan. pagi2 mandi, siyap pake sabun lagi. Untungnya ilangnya itu yah ketemu, eh, alhamdulilah ndink
justru di hutan itu gan. etika mesti ditegakkan.
BalasHapusdan ini mesti harus diperhatikan secara personal. karena hutan itu sepi, diri sendirilah yang menjadi satpamnya :D
asli, aku sungguh kesal dg orang yang suka corat-coret tempat seperti hutan mangrove di denpasar. banyak banget coretannya, padahal ada petugasnya. kok ya mereka gak takut
BalasHapusSelain memetik edelweiss, kata kata "jangan" di atas pernah tak lakoni kabeh, dulu waktu kecil, haha..
BalasHapusApik Kang tulisane, salam Lestari..!!
Benar Kang, akan menajdi indah hidup ini bila kita dapat beretika dengan permainan hukum alam. Sebabhl itu merupakan butiran rahmat yang bertaburan dalam alam ini.
BalasHapusSukses selalu
Salam
Ejawantah's Blog
dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung,,,, mari tetap berkarya... ^^
BalasHapusjangan tinggalkan sesuatu, kecuali jejak kaki .
BalasHapussuka sekali dengan ungkapan ini.....
semoga saja para pencinta alam yg bertualang ke hutan, sudah melakukan hal ini , Uncle...
salam
Saleum,
BalasHapusTips yang sangat bagus bagi para pecinta alam muda kita kang. Salam lestari.....
Hmm...andai bisa berwisata ke alam bebas, naek gunung dan berkemah pasti menyenangkan..
BalasHapusYo mantap mas :)
BalasHapussemua itu memang harus punya etika.
ngeblog jg gitu
I like it..! Meskipun aku tak pernah naik gunung dan bertualang di alam bebas, tapi aku sepenuhnya setuju bahwa etika di atas harus dipatuhi.
BalasHapusHalo Kang, apa kabar? Maaf ya lama absen ngeblog, jadi lama tak mampir kesini. :)
duh kapan camping lagi bareng kawan2. terakhir camping waktu smp
BalasHapuswiw~
BalasHapusmantep nih infonya~
Hiyyah.. jadi ketawa pas baca larung saji, pengalaman pernah melihat 'tembelek kingkong' di tengah jalan..
BalasHapusKok bisa ya mereka itu buang hajat ditengah jalan..
saya pas ke pantai tuh banyak banget coretan love love gitu... anak muda emang aneh
BalasHapusAnazkia@
BalasHapusdishare lewat postingan dong pengalamane di suku Badui
Iklan Baris Bagus@
he-eh mas sangat efektif ya belajar patuh tanpa harus ada yang menyuruh
Tunsa@
perlu ketegasan dari petugas Kang, kalau perlu ada aturan main semacam denda buat yang suka corat coret
Masbro@
salam lestari kang.. :)>-
semoga adik-adik kita selalu mematuhi etika kita sebagai seorang pencinta alam yo
Indra Kusuma@
kalau bukan kita yang menjaga, sapa lagi yo kang
Matdaus@
BalasHapusmatur nuwun dah berkunjung mas ;)
Serambi Puisi@
aamiin Bunda.. sangat diharapkan Bunda, para pencinta alam bisa menjadi contoh apa yang harus dilakukan saat melakukan sebuah petualangan
Dmilano@
eh ada yang baru Ultah nih.. met ultah yo bang. semoga sejahtera selalu
Naya Elbetawi@
dolan ke Jember aja deh Nay.. nanti saya ajakin berkemah
Melly@
bener mas.. harus ada rambu-rambu yang kita patuhi kan
Catatan kecilku@
BalasHapuseh mbak Reni baru muncul nih.. dah selesai nih mbak hiatusnya? salam buat Shasa ya
Intenet Marketing@
wah.. lama banget ya.. kemping di depan rumah aja mas.. gelar tenda asyik loh hehehe
Jiah Al Jafara@
makasih lagunya kemarin ya Jiah :)
Yuniari Nukti@
wkwkwk sampean pasti deh golek sesuatu yang unik
Choirul Huda@
padahal sudah ada media bernama blog yo kang untuk mengungkapkan sesuatu
Uncle..maap baru mampir,akhirnya bisa komen disini ..
BalasHapushmm rumah baru catnya..
Baiklah aku akan mencatat etika itu..
kapan ya aku berpetualang ke hutan,hhi..
seneng kayanya..*ajak Papa olive ahh*
kalo di Bandung paling ke Taman Hutan Raya Dago pakar,udah sering..enak adem..
Betul Mas...Sepanjang keadaan alam dijaga penuh sikap etis bersahabat, tentunya kelestarian alam akan memberikan berkah berlimpah bagi semuanya.
BalasHapusSALAM asri lestari juga dari Kendari.
BTW..apa kabar Mas..maafkan baru sempat berkunjung kembali kemari. 8)
Salam lestari Indonesia juga Akbar,,
BalasHapusakan di praktekkan kalau berpetualang di alam lagi,
Salam Lestari juga Bang Lozz...
BalasHapusehm...belum pernah naik gunung sih bang...
dan sepertinya belum kuat mental ah bang...
masih manja soalnya...
ntar kalo disono mendadak kangen sama Lee Min Ho dan pengen nonton drama korea City Hunter gimana hayoh bang...berani tanggung jawab gak nih...hihihi...
Membaca artikel ini jadi ingat kisah santri dengan seekor burung dan perintah kyai untuk menyembelih burung itu tanpa satupun yang mengetahui
BalasHapushanya satu santri yang lulus dan tidak menyembelih si burung karena merasa ada satu yang selalu mengawasi apa yang dilakukan dimanapun dia bersembunyi
salam dari pamekasan madureh
BTW bengkelnya belum buka ya, cuma ada brankas hitam berisi simpanan blog ini
BalasHapusMama Olive@
BalasHapusya Hutan Dago itu aja teh yang harus kita lestarikan.. agar tak punah dimakan perkembangan jaman ;)
Tusuda@
eh ada BliTu.. kabar baik nih Bli.. bentar lagi saya mampir sana deh
Ysalma@
kasihan Yunior kang mbak, kalau cuma disisain alam penuh coretan dan sampah
Bibi Titi Teliti@
nanti saya usulkan syuting City Hunter di pegunungan Indonesia.. piye?
Citro Maduro@
nanti kang... nunggu pas harinya :-w
'jangan ambil sesuatu kecuali gambarmu'
BalasHapusKalau untuk tujuan mempertahankan diri, gakpapa kan ya, Mas?
Larung saji, LOL.
BalasHapusEh itu paling atas fotomu?
Gantengnyaaaa...
Ahahaha, soale seko mburi~
Setuju Om. Kasian banget kalo setiap orang ngambil edelwies, trus kalo ada seribu orang yang naek gunung maka gundullah bunga ituh :-(
BalasHapusBtw Uncle, ekye juga sering tuh menabur pupuk alam semasa gawe di belantara KalTim dan Riau. Hihihi, lagi ngecek taneman, hasrat tak dapat ditahan lagi, langsung buru2 cari tempat yang pas buat ngebom hahaha
iya nihh Mas...kabarnya baik-baik juga, dan balik lagi bisa bertutur sapa via dunia ngeblog.
BalasHapusMakasi ya Mas, atas supportnya... ;)
Hwii.. Baru tau kalo Uncle Lozz seorang pecinta alam. Salam Rimba Lestariii... !!! :D
BalasHapusAku juga jarang loo bikin api unggun. Juwwwaraang banget. Mungkin saking jarangnya, kalo disuruh bikin juga gak bisa. Hahaha.. Soalnya selama ini tenda, jaket, sarung tangan, kaos kaki, dan sleeping bag rasanya sudah cukup :D
Paling sedih kalo lihat vandalisme macam coret-coretan gitu, terutama yg pernah aku lihat di gunung Agung. Miriiiss banget. Tebing segitu gede nan indah jadi jelek, kotor, dan sisi 'alami'nya udah ilang. :'(
Mas Lozz, salam kenal.
BalasHapusSaya setuju sekali dengan uraian mas tentang pelestarian alam. Ternyata etika tidak saja harus diperhatikan antar sesama manusia, tapi etika kita terhadap alam nggak kalah penting, bahkan sangat penting.
"Jangan ambil sesuatu kecuali Gambarmu". Bagaimana kalau di gambar itu ada sesuatu yg tanpa sengaja ikut terambil, penampakan tertentu misalnya :D
Kakaakin@
BalasHapusdalam pencinta alam itu ada sebuah ilmu bernama Survival Kak. Dimana kita diperbolehkan mengambil sesuatu di alam dangan catatan saat kita mendapati sebuah kondisi darurat, macam tersesat atau kehabisan bekal makanan
Una@
:(( awas dikau Unaaaaa...
Zulfadhli's Family@
loh..loh.. ternyata?? ;))
Tusuda@
oke deh Bli.. matur nuwun dah mampir lagi ya
Armae@
bagus.. teruskan apa yang kamu lakukan nak hehe
BUdiastawa@
salam kenal balik Bli Budi.. kalau itu mah masuk gambar Bli hahaha
betul, uncle ini aturan buat para pecinta alam sejati ya, jangan naik gunung hanya keren2an doang, tapi malah merusak alam
BalasHapushee hehe istilah Larung Saji nya itu ternyata BAB toh. bisa aja..yup, jgn suka ambil si Edel tuh. Bikin rusak aja.
BalasHapusdulu sewaktu jd anggota PPA di sekolah, prnh jg naik gunung kerinci, (mas lozz prnh kesana ??/). dan disana bk sekali hal yg bikin kita miris, sepanjang jalan, pohon2 ditulisi yg tdk senonoh, tanah2 byk yg dicangkul asal,bekas api unggun ga dibersihin,,,jadi setuju dg postingan ini,,,,jgn semena2 thdp alam, krn alam klo sudah marah....manusia tak akan bisa menghindari
BalasHapusSALAM LESTARI
simple sebenarnya mas,ketika kita menghargai lingkungan sekitar kita maka kita akan dihargai pula itulah yg dinamakan hukum keseimbangan
BalasHapusyang paling menyedihkan saat ke gunung adalah soal sampah
BalasHapusselalu saja ada yang ga mau bawa turun lagi sampah plastik
Monda@
BalasHapusiya nih tante.. banyak sih oknum-oknum penikmat alam yang mengatasnamakan pencinta alam, tapi kenyataan di lapangan justru merekalah para perusak alam itu sendiri :(
Sang Cerpenis Bercerita@
hehehe mbak Fanny kok fokus ma bagian itu sih
Mimi Radial@
wow.. hebat donk sampean mbak.. udah bisa nyampai Kerinci
Andy@
betul mas Andy.. jika kita menyayangi bumi, insya Allah bumipun akan menyayangi kita
Rawins Mumet@
nahh itu lah kang.. apa perlu ada petugas kebersihan gunung ya
Uncle Lozz...maaf baru mampir nih.. :-)
BalasHapusMnrt aku justru di hutan itu ya kita hrs sangat menjaga etika.. Terlalu banyak cerita2 nyeleneh oleh2 temen2 yg pulang hiking.. Dan lagipula karena hutan juga lah kita yg tinggal di kota msh bs bernafas.. Semoga hutan Indonesia tetap lestari ya.. Amin.. :-)
hutan adalah ladang oksigen kita, kita harus jaga dan lestarikan terus agar kita tetap bisa menikmati oksigen hingga nanti....
BalasHapussalam lestari....
2012 aku jek durung naik gunung, pas 2015 mulai naik, ealahhh sampah di atas uakeeeh tenan, padahal sewaktu naik diwanti-wanti harus bawa trash bag, ternyata di atas sana masih banyak sampah, vandalisme juga ada haduhhh papan yg susah dibuat oleh petugas mendadak rusak karena coretan, sudah seharusnya kita semua sadar, jangan lagi merusak alam dan fasilitas yang ada di dalamnya *uakeeeh tenan ikih komen'e*
BalasHapus