Hanya Foto Buram Itu


Sebelumnya mohon maaf untuk mbak Susi jika saya terkesan mekso untuk memajang foto buram di artikel ini. Tapi biarlah, yang jelas saya begitu antusias sekali berpartisipasi di Giveaway mbak Susi ini. Apalagi temanya tentang "Saudara". Satu kata tapi memiliki banyak cerita dalam kehidupan saya.

Jika saya ditanya tentang perihal saudara dalam arti genetika. Itu sama artinya saya harus menceritakan sesuatu yang buram, seburam foto yang ada di atas. Yah, disaat banyak orang yang begitu hafal dengan silsilah atau garis keturunan keluarga sampai kakek moyangnya. Justru saya merasa kebingungan menyebut satu persatu siapa orang yang mempunyai pertalian darah dengan saya. Orang-orang yang secara genetika harusnya bisa disebut sebagai saudara bagi saya, ternyata kini telah menjadi orang-orang yang melupakan saya. Sebaliknya orang-orang yang jelas tiada ikatan garis keturunan dengan diri saya, merekalah yang sekarang telah menjadi saudara dan sangat spesial dalam kehidupan saya.

Di dunia pencinta alam akhirnya saya sedikit demi sedikit bisa mengerti, jika saudara bukan hanya sebatas sebuah ikatan melalui garis keturunan. Tak harus ada kesamaan DNA untuk menjadi seorang saudara. Enggak harus ada kemiripan nama marga, jika kita ingin menjadi saudara bagi siapa saja. Saat kita merasa lelah dengan warna-warni kehidupan, lalu ada seseorang yang rela menjadikan bahunya sebagai sandaran. Saya rasa dia layak untuk disebut saudara. Yah, siapa saja bisa menjadi saudara kita. Tanpa harus mempedulikan apa golongan darah yang mengalir di tubuh kita, berapa nominal yang ada di kantong kita dan apa status sosial yang ada di KTP kita.

Foto diatas saya temukan beberapa hari kemarin. Mungkin itulah salah satu dokumentasi kenangan masa kecil yang bisa saya selamatkan. Saya tak ingat umur berapa tepatnya saya saat dilakukan pemotretan foto itu. Yang samar-samar saya ingat kala itu saya berada di sebuah studio foto tua bersama Ibu dan seorang perempuan yang dibarengi anak kecil. Seorang perempuan yang beberapa tahun kemudian saya tahu beliaulah ibu kandung saya, tapi sampai akhir hayatnya saya terlanjur akrab memanggil beliau Blik.

Anak kecil yang duduk di sadel vespa mainan itulah saya. Sedang anak kecil satunya adalah Upri, salah satu adik kandung saya yang umurnya selisih 2 tahun dari saya. Meski kita pernah merasakan lezatnya ASI yang sama, tapi tak sedemikian halnya dengan alur cerita kita. Sama-sama lahir dari ranah Batavia, tapi Upri tak pernah sekalipun  menangis gara-gara si Abang memungut kelerengnya dengan paksa. Si Abang pun tak pernah menjadi seorang pahlawan saat Upri mendapat gangguan dari teman-teman sepermainan. Yah, kita hidup dengan ceritanya masing-masing. Si Upri sejak lahir hingga sekarang hidup di tengah sesaknya metropolitan. Sedangkan saya selepas umur 2 tahun kota kecil bernama Jember yang selanjutnya yang saya jadikan sebagai medan bertempur dalam kehidupan.

Lain kota lain pula cerita. Banyak perbedaan meski kita saudara sesusuan. Mungkin hanya di dunia maya saja kita mempunyai kesamaan. Yah, kita sama-sama seorang pencari recehan dunia maya. Pernah dulu selama 2 tahun saya mencoba mengadu nasib di Jakarta. Seringkali saya menyambangi Bulik (ibu kandung) saat akhir pekan tiba. Disanalah akhirnya saya paham jika faktor lingkungan ikut menentukan psikologis seseorang. Banyak ketidakcocokan yang saya rasakan dengan Upri. Ingin rasanya saya teriak atau setidaknya memberikan sebuah wejangan layaknya seorang abang kepada adikknya. Tapi saya merasa mungkin lebih baik saya bungkam, karena saya merasa sebagai abang sudah cukup lama menghilang bagi dia. Mungkin karena faktor tak terbiasa bersama itulah yang membuat hubungan kami tak ubahnya seperti sahabat biasa.

Alhamdulilah, si Upri sekarang ssudah mengalami perubahan yang drastis setelah Mamak kami berpulang ke Rahmatullah. Kabar yang saya dengar Upri sudah tak lagi terlena dengan glamornya muda-mudi ibukota. Dia pun sekarang telah berkeluarga dan dikaruniai seorang putera. Seorang bocah bernama Rico yang hanya bisa saya pandangi lewat fotonya di dunia maya. Entah jika saya dipertemukan dengannya saya tak tahu apakah Rico masih mengenali saya sebagai Unclenya.

Dulur blogger, itu mungkin secuil kisah saya bersama adik saya bernama Upri. Jika ditanya apakah saya tidak sayang Upri. Hmmm. Jika saja dengan adik saya Riska  dan adik-adik saya di pencinta alam yang tiada pertalian darah, saya merasa sayang. Bagaimana halnya dengan Upri yang jelas sama-sama pernah lahir dari rahim yang sama?. Tapi biarlah, tak selamanya sayang harus diungkapkan dengan berjalan bergandengan. Hanya sebuah doa dari seorang abang yang mungkin bisa saya berikan agar Upri senantiasa diberi keberkahan.

Matur nuwun mbak Susi, karena anda telah sukses menyadarkan saya akan saudara-saudara saya yang telah hilang. Jujur, beberapa hari yang lalu saya tersentuh membaca artikel yang penuh emosional dari blog anda. Saya rasa ada beberapa kesamaan yang terjadi dalam kehidupan antara saya dengan anda. Mungkin kita sama-sama pernah merasakan perasaan dibuang atau disingkirkan. Tapi biarlah, bukankah sekarang kita sudah merasakan legit dari sebuah perasaan pahit?.

Susindra bagi saya adalah seorang wanita tegar. Seorang Kartini modern yang selalu tegak berdiri laksana karang. Jangan biarkan masa lalu membunuh semua impian anda. Usah bersedih meski kanan kiri meneriakkan sesuatu yang tak ada pada diri anda. Adakalanya karena sebuah ego manusia bernama dunia, seorang saudara akan tega meninggalkan kita. Tapi semoga saja kita sadar jika siapapun bisa menjadi saudara dan selalu ada di samping kita, seperti halnya yang terjadi dalam kehidupan saya. Dan jika boleh, meski tiada jabat tangan erat diantara kita, jadikan saya sebagai saudara bagi keluarga anda. Sebab sebuah kebahagiaan spesial tentunya jika Destin dan Binbin mau memanggil Lozz Akbar dengan panggilan Uncle bagi mereka.

 Tulisan ini diikutkan pada GIVEAWAY :  
Aku Sayang Saudaraku yang diselenggarakan oleh Susindra



Komentar

  1. Letupan emosi dalam posting ini semoga tidak menimbulkan rasa kecewa dan merasa terbuang yang berkepanjangan

    BUSWAY, sang adik sudah punya anak bang, abang bagaimana?????????????

    BalasHapus
    Balasan
    1. Abang nunggu setelah Bulan Sebelas Kang hahahaha

      Hapus
    2. Abang, ini sudah bulan 11 + 3 ...
      Tunggu apa lagi, abang .... ?

      Hapus
    3. Nunggu dirimu itu Dinda.. Kapan? hahahaha

      Hapus
  2. Saya bingung mau komentar apa mas, jujur takut salah :)

    saya siap jadi keponakan mas Akbar, salam kasih sayang :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah apa gak terlalu tua mas Fajar nih jadi keponakan saya hehehe..

      Oke deh salam hangat dari Jember ya

      Hapus
  3. foto kecilnya belum terlihat tampang garang satpam dunia maya :D
    hehe
    salam

    BalasHapus
    Balasan
    1. emang sekarang saya garang Kang? ah enggak lah hihihi

      Hapus
  4. Wah² akhirnya buka²an disini juga, padahal saya sudah tahu beberapa tahun yang lalu kalau uncle bukan Kakak kandungnya Riska dari Ibu Uncle, eh ternyata sekarang Mas Upri muncul disini, jangan khawatir uncle kan sudah ada calon Marpuah yang akan menemani hari² uncle tahun ini hi hi hi,

    Marpuah

    [im]http://lh6.ggpht.com/_iEnxos6ddpE/SvCR86-iXuI/AAAAAAAABAg/9T2uCPi90Lk/Gadis_berjilbab.jpg?imgmax=512[/im]

    BalasHapus
    Balasan
    1. cantik sekali, sapakah ini? mbak niq kah? masih penasaran qu sama mbak niq :D

      Hapus
    2. Begh ojo gede-gede fotone Kang :(

      Hapus
    3. [im]http://i1158.photobucket.com/albums/p616/SIPIPILUCU/merpati.gif[/im]

      Hapus
  5. kehidupan bersaudara memang tidak semulus kelihatannya, saya pun merasakan hal yang sama meski dengan serita yang berbeda. Cerita yang bagus mas Lozz :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. matur nuwun mas Asep.. semoga kita bisa mengambil hikmah dari setiap kisah hidup kita ya

      Hapus
  6. waaah ada lombaaa .. semoga menang...@kang sofyan kok photone aku kyok tau ngerti yang bertebaran di mbah gugle.. hahahaha

    BalasHapus
  7. komen apa ya?
    makasih mau jadi abang saya sam.. :)
    Uncle, disini masih ada Osar,, tenangggggg... :)

    BalasHapus
  8. ya, jalan hidup seseorang itu beda2, sekalipun saudara sekandung. Dan dari pengalaman kang lozz sendiri sepertinya agak mirip dgn apa yg terjadi pada kaka saya. Saya anak kembar tapi di asuh oleh orang yg berbeda, tepatnya kaka saya ada dalam asuhan bibi saya yg kebetulan beliau tdk mempunyai anak. Maaf ujung2nya jadi curhat.

    Pokonya dari kejadian apapun, saya rasa ada sisi manfaatnya jg kalo kita kelak bsa menemukan salah satu dari serupa manfaat tsb.

    Semoga sukses deh give awaynya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. owh saudaranya ngeblog juga gak ya?

      Matur nuwun kang Yayack..

      Hapus
  9. duh Gusti....paringono widadari nggo konco uripe kakang'ku iki...
    mesakke ndelok foto'ne dek rikolo semono...

    hehehe :D

    BalasHapus
  10. aku pengen nangis.. :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lah kok tiru-tiru Mahes sih nangisan sekarang

      Hapus
  11. photo na kuq seru tuh om Lozz bisa muter2 membesar gtu :D mau minta ajarain cara nya om :D *nyengir

    BalasHapus
  12. cedih baca crita angkel lozz...ihhhiiikz
    *peyukhangatdariRaDiAL

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam sayang deh buat RADIAL dari jember

      Hapus
  13. Hiks.. speechless jadinya.
    Terima kasih ya untuk cerita getir namun penuh harapan. Yah, memang kadang ada getir dengan kesamaan nasip kita. Dan kehilangan itu membuat kita mudah mengangkat saudara pada para sahabat atau kenalan yang sangat baik pada kita. Dan Alhhamdulillah ya kita tak pernah kekurangan saudara.
    Salam hangat dari Jepara, Uncle. Ikut bahagia dengan perbaikan dek Upri. Sekali saudara tetap saudara.
    Susindra

    BalasHapus
    Balasan
    1. Matur nuwun mbak.. salam saya buat keluarga di Jepara ya

      Hapus
  14. Kang Lozz, apa yang dilakukan diatas, dari kacamata saya sudah benar dan tak eloklah dijadikan sedu sedan. Dan teruslah melangkah Kang...

    BalasHapus
    Balasan
    1. matur nuwun Om.. om Aldy emang salah satu Om saya yang the best ten #loh kok kayak peringkat kelas :)

      Hapus
  15. terharuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu :(

    hiks hiks...

    sukses yaa uncle :D

    BalasHapus
  16. Menyentuh sekali Lozz...bukan semata karena alur ceritanya, tapi lebih pada cara menulis Lozz yang sangat indah. Saya bisa merasakan kontradiksi sekaligus banyak empati yang coba Lozz tulis disini. Bahwa kedekatan hati, memang harus kita miliki. Bahwa kebesaran hati, wajib kita punyai. Itulah cara menikmati hidup bahagia.

    Tulisannya buuaaggusss pol, saya yakin bakal jadi salah satu pemenang deh :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya ini ampe habis tisu delapan gulung loh mbak pas nulis hehehe..

      Matur nuwun mbak Irma.. nitip met ultah juga buat Risa ya

      Hapus
  17. fotonya kliatan udah lama banget :D
    terkadang saudara yang gak sedarah bisa lebih dekat dibanding saudara sedarah :D tapi saya tahu pasti dlem lubuk hati mas sayang deh sama adik kandungnya ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yupz mbak.. dan sulit diungkapkan lewat tulisan.. Makasih mbak Ria

      Hapus
  18. Persaudaraan memang indah jika kita jalin dengan ikhlas. Banyak contoh saudara berkelahi karena partai, karena warisan ,dll.
    Semoga berjaya dalam GA ini mas.
    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Matur nuwun Dhe.. sungkem hangat juga dari Jember ya

      Hapus
  19. Bingung mau berkomentar apa.
    Apapun yang pernah dan akan terjadi, janganlah lupa untuk mendoakan almarhumah, Mas.
    Semoga sukses di kontes. Amin, insya Allah.

    BalasHapus
  20. terharu saya baca kisahnya mas,
    semoga mas lozz selalu di kelilingi oleh orang2 yang menyayangi mas lozz, salam hangat dari kami sekeluarga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam hangat juga dari Jember Mbak.. Nitip sun sayang buat Zidane ya :)

      Hapus
  21. Walaaah,,, nggrentes men cah...
    Mriki mriki Le,,, cup cup cup...
    Udah ya cah baguuusss, jangan nagis teyuusss
    Yuk tak naikin odong2... temenku punya, entar yang genjot saya deh
    Apah,,, mau es krim? Es marimas ajah yaaa....

    Haha... :D Kang,,, tahan air matamu jika bukan karena akhiratmu ***tsaaah, nggaya men akyuu...

    Smoga sukses, Kang Lozz
    Salam jambak erat *eh
    Salam jabat erat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwkwkwk piye iso nangis Kang.. lah komene sampean lucu gini.. ngakak wae wis

      [im]http://4.bp.blogspot.com/-vWQdmUNK0sQ/TydorXflJpI/AAAAAAAAA9c/BY9Uinw4mmo/s1600/BABY+LAUGH.gif[/im]

      Hapus
    2. itu adik bayinya siapa Om?

      Hapus
  22. Kang... aku ngebayangin gimana aku kalau terpisah dg saudara kandungku satu2nya. Wah, pasti berat banget. Tapi memang sih, seringkali teman jauh lebih dekat daripada saudara kandung. Jadi intinya, sebenarnya Allah tak pernah membiarkan kita sendiri meskipun kita terpisah dari ibu kandung dan adik kandung, karena sejatinya muslim bersaudara bukan?

    Salam utk Rico ya, Kang :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. yupz.. bener mbak sama halnya saya lebih dekat dengan sampean dibanding Obama.. ups.. Obama kan bukan saudara saya ya hehehe

      Hapus
  23. Mbrebes aku bacanya Uncle, dalam banget. Penguatanmu pada Mbak Susi begitu terasa berangkat dai hati. Semoga keberkahanpun untukmu selalu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ieiit ada ya lupa, gudlak ya GAnya :)

      Hapus
    2. makasih mbak Yunda.. sukses juga buat anda.. salam buat saudara-saudara anda ya

      Hapus
  24. Keren effect gambarnya :D essip tenan euy.. :D

    BalasHapus
  25. postingan yang sangat menarik :)
    sangat bermanfaat.. ^_^
    keep posting yaa..

    ingin barang bekas lebih bermanfaat ?
    kunjungi website kami, dan mari kita beramal bersama.. :)

    BalasHapus
  26. aduh~
    koment apa yah???
    terharu aq :'(

    BalasHapus
  27. Terharu bacanya.... Semoga dari madiun segera ada yg memanggil uncle Lozz juga. Do'akan biar cepet dikasih lagi ya Uncle.... :)

    OOT: Alhamdulillah tokonya sudah mulai berjalan. Sudah banyak yg tahu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin. saya selalu menanti kabar bahagia dari Madiun mbak... semoga laris manis juga buat toko kecilnya

      Hapus
  28. tidak terbayang kalau harus terpisah seperti itu. good luck Uncle dgn kontesnya mbak susi

    BalasHapus
  29. wahh hebat poto jadulnya masih ada aja ya mas..aku udah hilang entah kemana yang foto burem kayak gitu mah :D
    ehada sih beberapa foto lawas tapi foto lawasnya pun udah berwarna :P

    BalasHapus
    Balasan
    1. coba cari deh mas Maminx.. sayang kan dokumentasi masa kecil anda kalau rusak seperti foto saya di atas

      Hapus
  30. Kira-kira sebulan yang lalu, saya mengunjungi orang-orang yang walaupun belum pernah ketemu tapi di dalam hati saya sudah menganggapnya sebagai saudara. Sehingga saya rela jauh-jauh datang ke Jember bertemu mereka. Salah satu saudara saya itu adalah bli Lozz Akbar Setelah Bulan Sebelas, ha ha ha...

    Aku iki yo dulurmu, kang.... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha matur nuwun Bli.. kalau sampean asli wis.. dulur ora lawas yo ora baru.. pokoe dulur deh

      Hapus
  31. Duh uncle, terharu aku bacanya. Maaf, aku jadikan inspirasi boleh ya uncle? Uncle baik deh *wink...wink...* hihihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. jika ada kebaikan dalam artikel ini silakan jadikan pelajaran anakku hahahaha

      Hapus
  32. baca postingan ini jadi terharu...hiks

    tapi apapun yg terjadi dalam kehidupan qta semua pasti ada hikmahnya...

    salam kenal
    kunjungan perdana
    jika berkenan ditunggu kunjungannya di http://diandrarafi.blogdetik.com/
    mudah2an bisa berbagi pengalaman
    makasih sebelumnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Matur nuwun mbak.. salam hangat dari Jember ya

      Hapus
  33. Sebuah uraian cerita kisah yang mengundang rasa haru, sukses untuk kontesnya Sob.

    Sukses selalu
    Salam
    Ejawantah's Blog

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima kasih telah membaca artikel dengan cara seksama dan tidak dalam tempo sesingkat-singkatnya