Cara Mencegah Dan Menanggulangi Tawuran

Apa..? Hari gini masih ada yang tawuran? Jadul banget lah yaw. Hari gini masih ada yang rusuh dan main keroyokan? gak keren ah. Lah, lantas apa saya gak pernah ikut ikutan tawuran? Pernah dong ah, namanya aja pernah jadi coro hehe. Tapi, itu dulu banget. Jaman jahiliyah saya ketika  masih SMA. Masa dimana saya hanya mengandalkan dengkul ketimbang otak dan lebih mengutamakan emosi daripada nurani.

Ada yang bilang tawuran itu sebuah proses di usia remaja untuk mencari jati diri. Hmm. saya sepakat jika usia remaja adalah sebuah fase  untuk mengekspresikan darah muda mereka. Tapi, jika dilampiaskan dalam bentuk tawuran? Saya rasa ada yang salah dalam pola kehidupan masyarakat kita.

Lantas siapa yang harus disalahkan?. Hmm, saya rasa semua mungkin perlu melakukan sebuah koreksi diri atas fenomena tawuran yang masih sering terjadi. Sebab, segala sesuatu yang menjadi fenomena dalam masyarakat kita tentunya akibat dari pengaruh kanan kirinya. N`h, sebagai orang yang pernah ikut ikutan tawuran, saya mencoba untuk sedikit urun rembug tentang cara mencegah dan menanggulangi tawuran.

  • Figuritas
Ada istilah "kebo nyusu gudel", mungkin seperti itulah istilah bagi usia remaja. Sebuah proses bagi dia untuk meniru dari apa yang mereka lihat, dengar dan rasakan. Para remaja itu sebenarnya butuh figur yang bisa mengarahkan aktifitas darah mudanya ke arah positif. Tapi, lihatlah yang terjadi sekarang? Para tokoh dan orang-orang pintar yang harusnya bisa menjadi kebo untuk diambil susu oleh gudelnya, justru malah memberikan sebuah contoh yang kurang baik pagi masyarakat akar rumput kita.

Lihat saja yang terjadi sekarang. Kisruh PSSI yang tak kunjung henti. Cicak V.s Buaya yang makin melegenda. Gontok-gontokan, sikut sana sikut sini dan banyak hal lagi perilaku para tokoh yang tak patut untuk ditiru. Secara fisik mungkin mereka tak nampak melakukan tawuran, tapi secara intelektual saya rasa mereka sudah bisa dikatakan tawuran. Belum lagi ulah oknum mahasiswa, eksponen masyarakat yang seharusnya bisa memberi tauladan dalam mengekspresikan aspirasinya. Ternyata kadang melakukan aksi anarki yang mengatasnamakan demokrasi.

Mungkin sudah waktunya pagi para tokoh itu untuk memberikan tontonan elegan dan santun buat masyarakat kita. Sudah waktunya pula bagi teman-teman mahasiswa untuk meracik sebuah aksi jalanan yang lebih simpatik. Jika pemerintah saja sikut-sikutan, so pasti rakyatnya hobby tawuran. Jika saja orang-orang pintar banyak bertingkah, apa salah jika akar rumput ikut berulah?

  • Media
Salah satu pengarah perilaku kehidupan masyarakat khususnya remaja adalah media. Ambil contoh sederhana saja Facebook, yang secara tidak langsung merubah perilaku remaja kita. Begitu halnya dengan media kita, terutama televisi dan industri perfilman. Disinilah fungsi lembaga sensor untuk bijak memilah mana tayangan yang layak dikonsumsi oleh masyarakat sesuai dengan budaya ketimuran kita. Bukan hanya sebatas konten porno saja, tapi tayangan yang sarat hedonis, kebarat-baratan dan penuh kekerasan untuk dikaji ulang ketika hendak dipertontonkan.

Demikian pula halnya dengan industri televisi, film dan sinteron. Tak hanya mengejar profit dan rating tinggi saja, tapi juga mau peduli dengan pendidikan moral bangsa. Membuat tayangan-tayangan yang bisa kembali "nguripi ati" sekaligus mengarahkan emosi penontonnya ke arah kebaikan. Jika saja dulu ada sinetron ACI atau Keluarga Cemara yang digandrungi masyarakat dan remaja, kenapa sekarang tidak? Ah, andai televisi dan industri film/sinetron tidak egois dan mau mengalah. Barang tiga bulan saja mau menayangkan tontonan-tontonan yang penuh teladan, saya rasa akan berefek positif bagi perilaku masyarakat kita.

  • Pendidikan
Salah satu kekurangan sistem UNAS dalam pendidikan kita adalah sebuah kecenderungan bagi sekolah untuk terus menggenjot IQ siswanya. Namun, di satu sisi ada sebuah kecerdasan yang sekarang sepertinya diabaikan atau malah dilupakan yaitu Emotional Quotient. Sebuah kecerdasan menggunakan perasaan untuk memadukan pikiran dan tindakan. Disinilah fungsi eskul untuk memberikan pelajaran EQ tersebut kepada siswa. Dengan harapan agar terjadi sebuah keseimbangan kecerdasan antara IQ dan EQ pada siswa. 

Saya melihat banyak sekolah yang sekarang sudah mengabaikan eskul siswanya. Kalau pun masih ada itu hanya sebatas dibiarkan hidup tanpa terlalu mempedulikannya. Kenapa sekolah melakukan hal itu? Alasannya klasik, biar siswa cuma fokus belajar dan sekolah bisa lulus 100% !

Mungkin ada baiknya sekolah-sekolah menghidupkan kembali eskul mereka yang telah mati suri. Sebagai wadah ekspresi positif para siswanya sekaligus mengajarkan EQ yang mungkin kurang diberikan ketika di dalam kelas.

  • Fanatik Berlebihan
Sebagian besar tawuran diawali dengan hal-hal sepele akibat konflik individu. Akibat sebuah provokasi, kemudian yang lainnya ikut-ikutan tawuran. Dulu saya pernah mengalami menyerang sekolah  sendiri gara-gara membela teman genk beda sekolah yang terlibat masalah dengan salah satu siswa lain jurusan di sekolah saya.

Fanatik buta dan berlebihan itulah yang terjadi pada saya. Betapa tidak, karena rasa solidarisme fanatik pada kelompok, saya telah menyerang almamater sendiri. Padahal jika dipikir secara rasional sebenarnya itu bukan masalah saya dan mungkin pula bisa dibicarakan dengan kepala dingin. Yah, sebuah fanatik  buta dan berlebihan pada kelompoknya ikut pula mendorong seseorang melakukan tawuran.

Fanatik pada kelompok mungkin sah-sah saja, tapi jika berlebihan itu akan berbahaya. Hanya akan menimbulkan kecintaan pada kelompok sendiri dan membenci sekaligus ingin mendominasi kelompok lainnya. Sudah waktunya bagi kita merubah pola pikir fanatik yang ada pada diri kita. Jika Islam mengenal konsep Rahmatan Lil Alamin, kenapa pada pribadi dan kelompok kita tak bisa pula mengaplikasikannya? Fanatik dengan jalan mendominasi dan berusaha selalu di depan dalam hal kebaikan. Coba bayangkan andai saja kampung anda terkenal fanatik dengan budaya menanam pohon. Atau SMA anda terkenal dengan siswa yang fanatik memungut sampah? Hmm. saya pikir itulah salah satu bentuk Fanatik Lil  Alamin.

  • Kurang Perhatian
Masa remaja adalah masa dimana eksistensi mereka ingin diperhatikan. Namun, kadang mereka menunjukkannya dengan jalan yang salah. Balapan liar dan genk mungkin itu salah satu contohnya. Saya rasa semua itu terjadi karena mereka mendapat kurang perhatian dalam keluarga mereka. Uang tak sepenuhnya bisa mengganti wujud kasih sayang. Demikian halnya fasilitas tak selamanya akan membuat anak-anak anda akan  puas. Perhatian penuh kasih sayang lah yang sebenarnya ingin mereka dapatkan.

Cobalah dampingi putera puteri anda. Jalin komunikasi yang hangat. Selalu kontrol perilaku mereka, tapi carilah strategi agar anda tak nampak melakukan sebuah bentuk pengekangan. Jika melihat anak anda mempunyai kelompok bermain, sekali-kali undang mereka. Bikin acara yang bernuansa hangat dan penuh kekeluargaan. Jika perlu cobalah menjadi layaknya sahabat tua bagi mereka. Tanamkan perasaan "sungkan", karena dengan itu anda akan lebih mudah mengarahkan mereka ke jalur sebenarnya.


  • Kurang Kerjaan
Ada istilah "tak kenal maka tak sayang", Jika anda sayang mungkin anda tak akan menyerang. Jika pernah melakukan sinergi tentu saja akan mudah memahami. Disinilah pentingnya sebuah organisasi kemasyarakatan agar mereka bisa saling bersinergi, memahami dan berkarya bersama ke arah positif. Yah, masyarakat harus punya wadah untuk berkegiatan. Sebab, tawuran itu adakalanya dilakukan oleh mereka yang kurang kerjaan.

Mungkin pemerintah perlu menggalakkan kembali organisasi kemasyarakatan macam Karang Taruna, Kerukunan Warga, Pengajian, kelompencapir atau mungkin Pencinta Alam agar mereka punya kerjaan dan gak sempat mikirin tawuran.

  • Hukum yang Jelas
Segala bentuk pelanggaran tentunya harus ada tindakan hukum yang tegas agar tidak kembali dilakukan. Disinilah peran aparat untuk bisa menegakkan hukum setinggi-tingginya. Tawuran mungkin bisa dianggap sebagai tindak kenakalan remaja, tapi jika sudah memakan korban jiwa saya rasa itu sudah masuk perkara kriminal. Berikan sebuah hukum yang jelas kepada pelaku tawuran. Tak cukup hanya sebatas peringatan, tapi harus ada hukuman yang bisa memberikan efek jera pada yang lainnya.

Satu hal lagi,  perlu juga mencari aktor intelektual dibalik semua aksi tawuran dan beri mereka hukum seberat-beratnya. Yah, merekalah sebenarnya provokator di balik semua tawuran itu. Oknum-oknum  pembawa virus tawuran di negeri ini.

Dulur blogger, mungkin itu sekilas urun rembug saya tentang cara mencegah dan menanggulangi tawuran. Namun, semua itu tergantung pada diri kita sendiri. Jika anda mengaku manusia modern, so pasti tak akan mengulangi lagi budaya jadul itu. Yuk, sudah waktunya bagi kita untuk bersama-sama tawuran dalam hal yang positif. Melakukan gerakan secara sporadis ke arah yang postif. Silakan fanatik kepada kelompok, tapi dengan cara yang unik dan simpatik. Sah-sah saja mempunyai keinginan mendominasi diri, tapi senantiasa jadilah yang terdepan dalam hal kebaikan.

Artikel  ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan Indonesia Bersatu:


Komentar

  1. Terima kasih atas partisipasi sahabat.
    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama-sama De.. senang bisa ikutan urun rembug soal tawuran

      Hapus
  2. semoga ke depannya yang namanya tawuran bisa dibumi hanguskan yah kang. Sedih sekali lihat darah anak negeri penerus bangsa ini harus tumpah di ibu pertiwi dengan cara yang tidak benar, bahkan tragis :(

    apalagi di bumi makassarku ini, hiks...belum yang satu terlupakan, eh ada lagi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. turut berduka cita atas kejadian yang terjadi di Makassar mbak, semoga tidak terulang lagi di belahan negeri ini. makasih ya

      Hapus
  3. detik2 terkahir ya uncle ikutannya. Pascal pernah tanya tuh waktu lihat berita Cicak VS Buaya dia pikir itu berita tentang hewan tapi kataya mana gambar cicak sama buayanya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe nanti deh pasti muncul posternya kalau udah jadi Box Office

      Hapus
  4. Wuih detail dan manteb...
    saya referensikan menang sam..., kalaupun tidak menang saya calonkan jadi anggota dewan deh, biar bisa berpikir dewasa dan tidak gontok-gontokan, kalaupun tidak jadi anggota dewan minimal jadi pak Lurah deh...

    Hidup Uncle Lozzakbar....!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya jadi seksi kebersihan aja sam.. :p

      Hapus
    2. Aku makin ngefans deh sama mas Lozz... wkwkwkwk...

      Hapus
    3. saya ngefans keponaknnya Paklik Insan aja Bun :p

      Hapus
  5. mesti koyok polisi India, metue keri keri, wkwk

    sukses sam ngontes'e, dienakno sek ngombe kopine sam, haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku kan ngefans sama inspektur Vijay sam..

      Hapus
    2. emang dari sononya, Kang. Jagoan keluarnya belakangan, dan sudah bukan rahasia lagi kalau dia yang bakal jadi pemenang. Maka, semoga postingan inipun demikian, jadi pemenang. Amin.

      Hapus
  6. Tawuran itu budaya jaman jahiliyah ya uncle....hehehe

    Apik tulisane uncle...sukses yo....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yupz.. sangat jadul dan ketinggalan jaman mbak..

      Hapus
  7. moga menang ya mas :)

    BalasHapus
  8. Semoga blogg tak membuat para remaja Indonesia menjadi berubah negativ yaa sam ??
    hehe :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. insya ALLAH ga sam, asal gak sering galau aja hahaha

      Hapus
  9. postingan yg bikin ngos2an ya uncle krn last minute.. hehehe.. Semoga tawuran segera ilang deh.. Ngeri liatnya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya nih teh.. ngos-ngosan dan menguras sumur tetangga wkwkwk

      makasih teh.. salam buat Keke ama Nai

      Hapus
  10. tulisannya mantab mas ...
    semoga sukses ngontesnya ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Matur nuwun mas. sekedar urun rembug untuk persoalan tawuran. Semoga tidak terjadi lagi ya

      Hapus
  11. tepat sekali kang, faktor yang sulit dideteksi adalah provokator, karena
    ia bisa menyiramkan masalah kecil dengan bergalon galon bensin.

    Sukses Kang, artikelnya manteb

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah masalahe nang endi provokatore Kang, apa melarikan diri di lereng gunung Semeru hehehe

      Hapus
  12. om lozz, kebo nyusu gudel, lha apah bedanya kebo sama gudel?? #salah fokus :D

    Keren deh tulisannya, lengkap #jiper aku om :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. bedanya kalau Kebo udah tua, kalau gudel masih ABG.. :p

      Hapus
  13. Alhamdulilah saya tdak pernah tawuran, tapi kalau ngawuran sering kayak komentar sekarang ini. Tanpa tahu apa isi postingnya dah langsung ketak ketik

    BalasHapus
  14. Ini mah lebih lengkap nih
    moga sulusi dari kita bermanfaat ya
    sukses ya mas ku yg baik hati :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama-sama urun rembug masku yang ganteng hehehe

      Hapus
  15. jenuh pak de... jadi butuh pelampiasan. sayangnya kok tawuran yg dipilih ye

    BalasHapus
    Balasan
    1. kenapa gak lompat tali atau main bola bekel aja ya :p

      Hapus
  16. Waduh, saingan berat nih... :D Ini nih calon pemenang kontes.

    Gudlak ngontesnya Uncle Kang Lozz.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya selalu mengalah kok buat Mama Vales :D

      sukses juga kontesnya teh

      Hapus
  17. biang tawuran hadir menyapa di subuh hari

    #elus2 golok :-P

    sholat yuuuukkkk hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha...lakon metune keri yo bro? semoga sukses ya..

      Hapus
  18. Wah... manteb nih ulasannya kang, detil dan benar2 tepat sasaran. Kayaknya bakalan menang nih...
    Sukses ya kang....:)

    BalasHapus
  19. Keren banget nih Mas..Dari segala aspek sorotannya..
    Dan iya saya tak bisa tak setuju, penyebab anak2 tawuran itu pasti banyak. Maka cara pencegahannya juga mesti multi level..

    BalasHapus
  20. Terima kasih atas partisipasi sahabat.
    Salam hangat dari Semarang...

    BalasHapus
  21. Aku tak jajal dadi Fanatik Lil 'Alamin waelah :D

    BalasHapus
  22. Iya benar .. lembaga sensor belum berperan banyak. Masak sinetron masih banyak yang tak mendidik. Aih sebel saya mas Lozz. Sulung saya minta TV kami diperbaiki. TV itu suka2nya sendiri mau nyala kapan. Berulang kali ditekan tombol powernya baru mau nyala. Sy bilang, "Biar saja begitu. Mau rusak ya rusak sekalian. Supaya kalian kurang-kurang nonton teve."

    Coba lihat sinetron yang disukai anak2 sekarang, masak rata2 ada adegan magisnya. Tendangan Si Madun saja yang sebenarnya pesan sportifitasnya bagus, masak iya banyak gaya2an dalam menendang semua pada pake jurus masing2, berlebihan menurut saya.

    AIh malah membicarakan sinetron ya .. padahal ini kan tentang tawuran. Soalnya capek membahas tawuran mas (saya juga ikut kontes ini soalnya hehehe). Belum lagi kejadian di kota saya ... cape deh :D

    SUkses ya ngontesnya .. ^__^

    BalasHapus
  23. Semoga menang ya uncle...aku ga ikutan kontes ini :(

    BalasHapus
  24. aku cuma bisa nonton tawuran di jakarta cak, tp seru loh, hohoho edyan pancen,

    gud lak cak. luweh seneng nek sampean nulis seng romantis romantisan. hohohoho :D

    BalasHapus
  25. memang sih, kesannya para peserta tawuran itu seperti kurang kerjaan saja. Padahal mereka bisa saja membantu ibu beres2 rumah,misalnya. Ini sih cuma contoh... :D

    BalasHapus
  26. miris memang dengan segala berita tentang tawuran..
    semoga segera bisa diatasi..

    *Sukses ya kang buat kontesnya :D

    BalasHapus
  27. wah miris liat banyaknya dampak negatif akibat terjadinya tawuran ini apalagi sampai kehilangan nyawa. Semoga tawuran bisa berhenti... sukses buat GA nya.

    oh ya,
    saya ngadain kontes menulis berhadiah kecil2an nih, infonya bisa dilihat diblog saya.
    Ditunggu partisipasinya ya. :)

    thanks
    carameninggikanbadancepatalami.blogspot.com

    BalasHapus
  28. Hari sumpah pemuda telah berlalu, komentarku untuk artikel di atas mengenai peristiwa tawuran yg melibatkan pemuda-pemudi berstatus pelajar pun kunjung datang,,
    Saya berharap hari peringatan sumpah pemuda ini dapat mengetuk para hati pemuda-pemudi di Indonesia (apapun statusnya)..

    BalasHapus
  29. Tawuran tidak membawa kebaikan dan semoga remaja2 sekarang bisa lebih menyadarinya dan mengisi waktu mereka untuk kegiatan yang lebih positif misal mengembangkan bakat dan belajar

    BalasHapus
  30. bahasannya detil sekali, trims.. Stop tawuran !

    BalasHapus
  31. semoga negara kita di jauhkan dari tawuran

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima kasih telah membaca artikel dengan cara seksama dan tidak dalam tempo sesingkat-singkatnya