Uncle Tak Seberapa Tampan dan Keponakan
Foto di bawah ini diambil dengan media kamera ponsel Samsung C3322. Berlokasi di pelataran depan rumah saya sendiri. Dengan seorang model tak seberapa tampan yang tentunya tak asing bagi emak-emak di dunia maya hahaha. Model satunya bernama Rega, seorang model cilik pendatang baru, yang juga keponakan saya.
Skenario dalam foto menceritakan Rega yang tengah asyik menjadi seorang juru mudi layang-layang dan Uncle Lozz yang jadi co-pilotnya. (untuk pengguna Mozilla arahkan cursor mouse untuk melihat foto lainnya)
Hampir saban sore si Rega bermain layang-layang di depan rumah saya. Pada awalnya dia hanya melihat saja cara orang dewasa saat menerbangkannya. Kadang dia hanya menjadi co-pilot yang tugasnya memegang gulungan benang di samping penerbang layang-layang. Hingga pada suatu hari, Rega saya tawari untuk menerbangkan layang-layangnya sendiri.
Awalnya si Rega nampak kesulitan saat menerbangkan layang-layangnya. Entah berapa kali layang-layang Rega tak sukses melakukan lepas landas di udara. Nyungsep di genteng tetangga, nyantol di tiang listrik, atau kadang nyangsang di pohon mangga. Itulah tragedi yang selalu ada saat Rega menjalani latihan sebagai penerbang layang-layang sejati.
Kini si Rega telah berhasil mengantongi lisensi terbang dari saya. Dia sudah lihai menerbangkan layang-layangnya sendiri. Bahkan sekarang si Rega seringkali menembak jatuh layang-layang yang dipiloti lawan. Padahal bisa dikatakan usia mereka jauh-jauh lebih tua dibanding usia Rega.
Dulur blogger, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tentunya dibutuhkan sebuah sinergi yang cantik antara kaum tua dan generasi muda. Harus ada dukungan satu sama lainnya. Yang tua berfungsi sebagai "begawan bijak" yang mau memberi kesempatan kamu muda mengambil peranan. Sebaliknya yang muda jangan sampai berleha. Harus berfungsi pula sebagai garda depan untuk membangun bangsa. Tentunya tanpa harus mengabaikan petuah bijak yang lebih tua.
Namun sayang, negeri ini sepertinya masih saja kurang memberikan jam terbang buat kaum muda. Kalaupun ada mereka hanya mau memberikan tongkat estafet ke dinasti mereka sendiri. Hanya kepada kalangan muda dari kolega dan keluarga. Yah, hanya untuk mengekalkan raja-raja baru dari kalangan mereka saja.
Yang muda masih belum mampu ! Yang muda masih minim pengalaman ! itu kata mereka ! Padahal jika mereka mau seperti halnya saya, memberikan kendali layang-layang kepada Rega. So pasti nuansa negeri ini lebih berwarna dan tak hanya berisi muka-muka lama saja. Memberi kesempatan kepada yang muda untuk latihan dan terjun langsung di lapangan. Memposisikan diri di samping mereka layaknya saya memegang gulungan benang di samping Rega untuk memberi arahan tentang cara menerbangkan layangan.
Lihat hasilnya ! Rega ternyata juga mampu menerbangkan layang-layangnya sendiri. Bocah berumur tiga tahun itu ternyata mampu melakukannya. Disaat orang-orang dewasa dan anak-anak yang lebih tua menyepelakan kemampuannya. Justru sekarang Rega bisa pandangi layangannya terbang ke langit tinggi
Ah, kenapa saya malah mblarah ngalor ngidul bak layangan putus ya hahaha. Padahal ini kan hanya kontes foto, bukan kontes artikel. Intinya yuk kita sama-sama mengambil peranan menurut fungsi kita masing-masing. Jika merasa tua, sekali dua kali mencoba terjun ke langgang saya rasa itu tak masalah. Tapi, jika hanya ingin mengekalkan diri duduk di tahta yang megah, hmmm saya pikir lambat laun yang muda pun akan menjadi gerah.
Pun demikian untuk kaum muda. Jangan hanya diam menunggu apalagi pasrah. Teruslah untuk mengeksploitasi kemampuan dalam diri kita. Sambil terus belajar dari pengalaman yang lebih tua. Insya ALLAH, kelak kita akan sama-sama melihat layang-layang bercorak merah putih menjulang gagah di angkasa.
Hidup layang-layang, Merdeka !
Skenario dalam foto menceritakan Rega yang tengah asyik menjadi seorang juru mudi layang-layang dan Uncle Lozz yang jadi co-pilotnya. (untuk pengguna Mozilla arahkan cursor mouse untuk melihat foto lainnya)


Hampir saban sore si Rega bermain layang-layang di depan rumah saya. Pada awalnya dia hanya melihat saja cara orang dewasa saat menerbangkannya. Kadang dia hanya menjadi co-pilot yang tugasnya memegang gulungan benang di samping penerbang layang-layang. Hingga pada suatu hari, Rega saya tawari untuk menerbangkan layang-layangnya sendiri.
Awalnya si Rega nampak kesulitan saat menerbangkan layang-layangnya. Entah berapa kali layang-layang Rega tak sukses melakukan lepas landas di udara. Nyungsep di genteng tetangga, nyantol di tiang listrik, atau kadang nyangsang di pohon mangga. Itulah tragedi yang selalu ada saat Rega menjalani latihan sebagai penerbang layang-layang sejati.
Kini si Rega telah berhasil mengantongi lisensi terbang dari saya. Dia sudah lihai menerbangkan layang-layangnya sendiri. Bahkan sekarang si Rega seringkali menembak jatuh layang-layang yang dipiloti lawan. Padahal bisa dikatakan usia mereka jauh-jauh lebih tua dibanding usia Rega.
Dulur blogger, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tentunya dibutuhkan sebuah sinergi yang cantik antara kaum tua dan generasi muda. Harus ada dukungan satu sama lainnya. Yang tua berfungsi sebagai "begawan bijak" yang mau memberi kesempatan kamu muda mengambil peranan. Sebaliknya yang muda jangan sampai berleha. Harus berfungsi pula sebagai garda depan untuk membangun bangsa. Tentunya tanpa harus mengabaikan petuah bijak yang lebih tua.
Namun sayang, negeri ini sepertinya masih saja kurang memberikan jam terbang buat kaum muda. Kalaupun ada mereka hanya mau memberikan tongkat estafet ke dinasti mereka sendiri. Hanya kepada kalangan muda dari kolega dan keluarga. Yah, hanya untuk mengekalkan raja-raja baru dari kalangan mereka saja.
Yang muda masih belum mampu ! Yang muda masih minim pengalaman ! itu kata mereka ! Padahal jika mereka mau seperti halnya saya, memberikan kendali layang-layang kepada Rega. So pasti nuansa negeri ini lebih berwarna dan tak hanya berisi muka-muka lama saja. Memberi kesempatan kepada yang muda untuk latihan dan terjun langsung di lapangan. Memposisikan diri di samping mereka layaknya saya memegang gulungan benang di samping Rega untuk memberi arahan tentang cara menerbangkan layangan.
Lihat hasilnya ! Rega ternyata juga mampu menerbangkan layang-layangnya sendiri. Bocah berumur tiga tahun itu ternyata mampu melakukannya. Disaat orang-orang dewasa dan anak-anak yang lebih tua menyepelakan kemampuannya. Justru sekarang Rega bisa pandangi layangannya terbang ke langit tinggi
Ah, kenapa saya malah mblarah ngalor ngidul bak layangan putus ya hahaha. Padahal ini kan hanya kontes foto, bukan kontes artikel. Intinya yuk kita sama-sama mengambil peranan menurut fungsi kita masing-masing. Jika merasa tua, sekali dua kali mencoba terjun ke langgang saya rasa itu tak masalah. Tapi, jika hanya ingin mengekalkan diri duduk di tahta yang megah, hmmm saya pikir lambat laun yang muda pun akan menjadi gerah.
Pun demikian untuk kaum muda. Jangan hanya diam menunggu apalagi pasrah. Teruslah untuk mengeksploitasi kemampuan dalam diri kita. Sambil terus belajar dari pengalaman yang lebih tua. Insya ALLAH, kelak kita akan sama-sama melihat layang-layang bercorak merah putih menjulang gagah di angkasa.
Hidup layang-layang, Merdeka !
Postingan ini untuk memeriahkan kontes Potret Laki-laki dan Dunia Anak
Pertamax...
BalasHapusUdan2 koq malah layangan, uncle. Opo tumon?
Yo nunggu reda dong sam, baru layangan :p
HapusMantab Uncle, walau kontes foto tapi bulisannya buanyak..
BalasHapusWah, HPku nih yang di buat moto (sama dgn punyaku)
Mungkin hapeku masih satu saudara sama hape sampean Cak haha
Hapuswaduh...
BalasHapusRega baru 3 tahunj udah bisa nerbangin layangan sendiri?
Heibaaaat...
Keyen sekali sih suhu nya Rega iniiiih...
Tapi juga gak sedikit layangan yang udah dia amblaskan ke genteng tetangga Bi
HapusRegaaa kerenn :)
BalasHapusAyo ketengan layangane Uncle karo te'ku hehehe
ketengan iku sambitan yo Kang??
Hapusweh beking e manteb tuh Kang, kompak ndangak hhh.
BalasHapusuntung wae aku ora melu mangab yo Kang hahaha
HapusWah, Lozz...foto dan analisanya ok banget!
BalasHapusSaya lagi ngebayangin kira-kira layang-layang itu terbang ke arah mana ya?
Karena arah layangan juga tergantung pada datangnya angin...
Selamat ikutan lomba, menang nih kayaknya ;)
kira-kira terbang ke langit mbak hehe
HapusSsssttt, yang menentukan menang dan tidaknya foto di sebuah lomba, bukan keren atau tidaknya model Lozz, jadi be happy dan tetep percaya diri...hehe
BalasHapus:D
Yuhui.. matur nuwun mbak Irma
HapusMemang seharusnya kita memberikan kepercayaan untuk yang muda, masa yang tua terus yang mau ambil kendali. GImana yang muda mau berkembang kalau gak diberikan kepercayaan? baca tentang layang-layang malah ingat masa-masa kecil di kampung halaman ketika bermain layangan di sawah :)
BalasHapusTapi generasi muda jangan berleha saja ya Kang. Trus belajar dan berkarya semampunya, tanpa harus mengabaikan yang tua
HapusWeits... gayanya kumpak abis loh Uncle.. :)
BalasHapusKan Uncle dan keponakan mbak.. hehe
HapusFotonya bisa muter2..
BalasHapusJangan kayak layangan hanya pasrah menunggu nasib
ngena banget di aku mas..
haha
Eh ada Itik Bali? piye kabare juragan Lele? :p
HapusRega beruntung ya punya uncle yg tak begitu tampan tapi jago mentransfer ilmu perlayangan. Nanti kalau sudah besar dia pasti ingat kenangan manis ini..Dan fotonya cuma satu saja kok, cuman muter-muter..
BalasHapusdua kok mbak Evi.. koneksi atau browser deh kayaknya
Hapusfilosofinya tentang layang2 wajib dibaca oleh orang2 yang diatas kursi kendali kayaknya *eh* hihi
BalasHapuskompak banget yak uncle ama keponakan :)
Yo kan kalau itu-itu saja bosen mbak yang ngeliat.. sepanjang baik gak masalah kok muka lama.
HapusKeren bro fotonya, terlihat bgt sayang bgt sama keponakannya
BalasHapusmoga menang ya bro GA nya
Matur nuwun mbak Ely
HapusPotonya so sweet banget Uncle..
BalasHapusliaaat apa sih di atas..
pasti bukan layang2 aja kaan ?
ada bidadari marpuah ya..
makasih ya dah ikutan kontes kami
Huahh, akhirnya muncul juga buat ikutan kontes. Di detik2 terakhir yang mendebarkan, hehehe.
BalasHapusSerius banget main layang2nya ... mau juga dong di ajarin kayak Rega.
Makasih ya ..
Om kapan main layangan sama pascal & Alvin?
BalasHapusSampai sedewasa ini saya juga belum bisa nerbangin layang-layang Mas, sok-sokan dipegangin teman sampai diatas kepala ujung-ujungnya juga nyantol di atas genting. Sampai sekarang masih aja penasaran bagaimana triknya supaya layang-layang itu bisa terbang.. ternyata kedewasaan masih belum cukup mengimbangi angin ya, dibutuhkan teknik khusus juga rupanya :D
BalasHapusMana, mana foto uncle tak seberapa tampannya? Gak kelihatan.
BalasHapusEhm, keknya koneksiku yang tak seberapa bagus :D
Cieee...
BalasHapusSemoga menang ya mas...
Aku gak iso main layangan T.T
wajah uncle nya spt ga liat layang2 deh...hmmmm :P
BalasHapusrega sini deh klo mo main layangan,,tuh Alva naikin layang bisa sambil koprol loh :)
Waaah..., mantap tuh layangan berdua..., hehe.... aku banget dah kalo soal layangan.....
BalasHapussenangnya main layang-layang ma uncle ... :)
BalasHapuskompakkan ya ponakan da paman, hehhehe
BalasHapusasyik main layang2an
Om... ajarin Dija main layang layang juga dooong
BalasHapusikutan ngejar layangan putus gak Om???
BalasHapushehehe
kayaknya sekarang gak jaman ya, beberapa anak berlarian mengejar layangan putus
ayooo kenapa anak wanita tidak suka mern layang2??
BalasHapusmungkin aku satu2nya wanita yang pernah ngalamin layangan dlu lgi anak2 :D
Itu liat layangan atau buah mangga ucle??? kok kliatannya ga kedip2 matanya =))
BalasHapusserius bgt main layangannya :D
BalasHapussaking asyiknya jadi copilot sehingga lupa mencantumkan siapa sebenarnya juru potretnya :-)
BalasHapusdisini blm musim mas brader...
BalasHapusSelain kontes foto, tulisannya sangat mengena...siip mas Loz
BalasHapusceritanya generasi penerus penerbang layang2 toh
BalasHapus