Untuk Roy Suryo


Sedianya sejak dini hari tadi saya berniat untuk belajar menulis puisi. Maklum, empunya hati sedang dilanda gairah yang tak biasa. Suasana yang tepat pula untuk menulis sesuatu yang tak biasa. Meski saya tahu  hasilnya mungkin  tiada seindah  buah karya sastrawan. Tapi saya sudah bertekad setidaknya hari ini  bisa membuat sesuatu yang selama ini sulit dilakukan. Yah, sebuah puisi nyastra ala jalanan.

Segala sesuatu sudah dipersiapkan. Segelas kopi hangat disandingkan sebagai teman penyemangat. Anggaran linting sugesti pun sengaja saya naikkan dari bandrol biasanya. Tujuannya hanya satu, mungkin dengan semakin nikmat rasa asap yang dihisap, akan semakin encer pula inspirasi untuk menulis sesuatu yang mendayu-dayu.

Tapi sayang, percuma saja pernak-pernik pendukung itu disediakan. Sebab selanjutnya bukan kenyamanan yang didapat, tapi rasa mangkel yang terasa sangat. Niatan membuat tulisan yang puitis meski berakhir dengan dramatis. Gara-gara laju koneksi menurun begitu drastis. Saya melihat ada deretan garis-garis yang nampak tak sedap dipandang mata. Dan satuatu hal yang paling saya benci, sedikit sekali warna merah yang yang saya jumpai. Yah, warna merah yang menjadi denyut nadi aktifitas saya di dunia maya.  Seolah menegaskan jika saat itu saya di larang keras  internetan !

Jika dirasa ini bukanlah kejadian sekali ini. Mungkin  sudah berhari-hari saya  mengalami. Padahal kewajiban udah ditunaikan dengan membayar upeti bulanan. Sayang, semua malah  berbalas rasa tak nyaman. Ingin rasanya saya membuat semacam laporan keluhan. Tapi, saya coba menahan diri. Saya takut di ujung telpon sana nanti akan terdengar suara nan sexy lalu menghipnotis saya dengan kalimat saktinya.
"Harap bersabar ya pak, masih ada pembenahan pada provider kami"
Arrrgh.. pasti kalimat sakti itu yang dijadikan tameng mereka. Kalimat yang begitu ampuh meredam semua keluhan. Menjawab semua keluhan pelanggan dengan dalih pembenahan. Ingin rasanya saya lapor kantor Menkominfo saja. Tapi, oh no.no, rasanya saya sudah jera wadul ke kementrian Si Jenggot Naga yang sekarang menjadi penguasanya. Tapi bentar dulu.. sepertinya saya teringat seseorang yang mungkin bisa menyelesaikan masalah saya. Yah, salah satu ahli internet nomer wahid di negeri ini. Si brengos flamboyan yang nampak selalu di depan saat mencuat skandal buka-bukaan. Roy Suryo ! yah itu dia orang yang saya maksudkan.

Untuk mas Roy Suryo, sebelumnya saya ucapkan selamat atas rujuknya kembali timnas kita. Sebuah acungan jempol  buat anda, karena di saat sebagian orang menganggap anda sebagai dagelan, justru anda menjawabnya dengan kejutan menggembirakan.

Mas Suryo kita sama-sama tahu jika negeri ini tempatnya netter-netter hebat. Situs sekelas Facebook saja mungkin akan menjadi jejaring sosial kacangan, jika para netter kita enggan untuk memainkan. Masih ingatkah anda dengan heboh hacker yang terjadi kemarin? Tentang seorang pemuda yang meretas situs kepala negara? Ya, pemuda itu adalah tetangga kampung saya. Seorang pemuda yang tak mempunyai latar belakang pendidikan TI, tapi sanggup membuat coretan di situs orang nomer satu negeri ini.

Yah, untuk menguasai teknologi internet, saya rasa tak mesti memiliki ijasah tinggi. Sebab, internet itu sebenarnya cuma soal kemauan untuk belajar. Juga soal kebiasaan untuk menggunakan. Tapi, bagaimana bangsa kita bisa belajar tenang jika medianya tak memberi kenyamanan? Saya rasa regenerasi untuk menjadi ahli semacam Roy Suryo pun  turut tersendat jika didukung koneksi internet yang lambat. Sebenarnya saya pun ingin menjadi seperti anda. Menjadi seorang yang ahli di bidang dunia maya, tapi bagaimana saya bisa berproses untuk menjadi ahli, jika saat hendak belajar saja hanya warna putih  yang muncul di layar mini ini?
Gundulmu iku, emang dipikir gampang menangani masalah koneksi internet di negeri ini? Kok kamu neko-neko aja mintanya
Entahlah mas Roy,  mungkin masyarakat akar rumput macam saya terkesan tak pernah puas menuntut orang-orang seperti anda. Tapi, sejatinya kami hanya butuh sesuatu yang sederhana saja. Hanya butuh sebuah rasa nyaman berkegiatan di negeri yang dikatakan sudah lama menghirup udara kemerdekaan. Seorang petani hanya butuh pupuk tersedia kapan saja dan harga gabah tak dinilai begitu murah. Ibu rumah tangga mungkin berharap harga BBM tak melambung tinggi, agar kepul asap dapurnya bisa stabil sesuai yang diingini. Pun demikan dengan netter seperti saya, hanya butuh koneksi yang memadai, itu saja.

Kalau boleh jujur laju internet kita tak jua hanya mengendus, tapi juga mahal untuk ditebus. Mungkin karena kepandaian para marketing provider itu mengkamulufasekan masalah koneksi internet kita seakan wajar-wajar saja. Mengaburkan lemotnya internetan dengan memberi paket gratis bermain Facebookan. Padahal kita semua tahu jika internet itu bukan hanya Facebook saja.

Mungkin itulah yang menjadi PR bagi orang-orang yang mempunyai skill berlebih seperti anda di negeri ini. Tak harus muluk-muluk membuat program internet yang hentak menggelegar ke angkasa. Tapi cukup berikan kami akses internet yang memadai layaknya negara-negara tetangga kami. Murah, meriah dan saat digunakan juga tak membuat kami marah-marah. Tapi eits, jangan lakukan dulu membuat progam internet gratis dalam waktu dekat ini, sebab saya masih butuh warnet untuk mengais rejeki.
Hoi Roy Suryo itu kan Menpora, bukan Menkominfo ndul ! Enggak salah tuh laporannya?
Loh status saya kan masih lajang, apa saya tak pantas untuk disebut lagi sebagai pemuda hahaha. Saya kan juga pemuda yang ingin eksis berkarya di dunia maya? Lagipula  Roy Suryo kan juga ahli TI,  tentu juga tahu letak masalah lemotnya internet di negeri ini. Jika saya salah mungkin ada baiknya kita berkaca pada mereka yang kemarin menganggap anda dagelan. Roy Suryo seorang  ahli internetan mana bisa  menangani masalah bal-balan? itu kata mereka.  Tapi lihat ! ternyata pihak yang bersitegang di PSSI  sekarang bisa saling bergandeng tangan. Jadi apa saya salah jika sambat ke Roy Suryo tentang lemotnya koneksi internet kita? Ah saya rasa kadangkala kita terlalu terburu  mengatakan segala sesuatu itu salah, padahal mungkin saja sesuatu yang menurut kita salah itulah solusi buat masalah.

Yo wis lah, mungkin saya akhiri saja tulisan bernada mangkel ini hahaha. Saya takut nanti akan semakin mblarah kesana-sini. Sebab hari ini saya berpotensi membuat tulisan dengan nada emosi. Setidaknya saya lega karena bisa melampiaskan rasa mangkel ini dengan sesuatu yang positif. Daripada saya melakukan aksi  anarki dengan membanting modem ini. Atau melakukan tindakan tak terpuji dengan menyumpahi sang pemilik provider di status jejaring pribadi. Jangan sampai nanti ada kehebohan di dunia maya. Yah, berita heboh tentang pemilik provider yang menuntut seorang netter stres yang memakai koneksi internetnya yang tak kunjung beres.

Hidup internet Indonesia.. Jangan lemot lagi !

sumber gambar : http://beritajogja.co.id/

Komentar

  1. iyaaa, jangan lemot lagi !! aku juga sampai ngomel2 di salah satu kantor provider, seminggu internet mati, sebelumnya putus nyambung, tapi ngga ada kompensasi apapun. Untung ngeyel, akhirnya dapet potongan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itu dia bu Dey.. sesuatu yang tak adil dari provider manapun di negeri ini.. Iuran telat denda.. nah giliran mereka yang melakukan kesalahan, mereka anggap hal biasa.

      Hapus
  2. sepertinya komplain perlu terhadap provider
    paling tidak ada teman omongan2 diujung telepon. kalau blak2an saya kan tak berani

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya takut terhipnotis dengan suara sexynya Kang

      Hapus
  3. bikin aku uring-uringan tuh kalau internet lemot

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jangan sampai banting laptop loh mbak hahaha

      Hapus
  4. Lemot...? Bikin boyok pegel, ati mangkel, mulut nggrundel...
    #ke dapur aah...

    BalasHapus
  5. yang penting kita gak lemot ya mas....semogakedepan menjadi lebih baik lagi lah....

    BalasHapus
  6. Hebat juga Om Roy yah Uncle, belum2 sdh bisa mendamaikan dua kubu saling berebut kepentingan selama ini. Gak sia-sia dia salaman sama Jokowi..Halah..Jangan tambah galau ya sama komen gak nyambung ini hehehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berarti lebih hebat Jokowi dong mbak..dengan salaman aja bisa nulari orang hebat hahaha

      Hapus
  7. koneksi internet lemot itu musuh bersama kang.
    bukan cuma musuh pemuda saja..
    ehehehe

    BalasHapus
  8. hahahaha.... ini loh kenapa blog ini masuk di high recommended list saya... nakal....

    BalasHapus
    Balasan
    1. loh yo emboh Kang,,, hahaha

      apa kabar brade Amir??

      Hapus
  9. di tempatku smart suka lemot, uncle. jam seginian deh baru lancar. :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin karena orang-orang dah pada tidur ya Ila hehe

      Hapus
  10. Cara pelampiasan mangkelnya keren mas, bis ajadi postingan bgn :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lah ketimbang saya bengok-bengok di FB ora ketulungan mbak El :)

      Hapus
  11. Iya ikutan mangkel juga niy..
    provider lemote ampyun, ga di rumah ga di kantor je..
    bawaannya uring2 mulu..
    ampe malu ..udah tebel kulit muka protes mulu ke ybs..
    #emak2 bawel

    Lah piye orang kerjaanku bermodalkan koneksi..
    koneksi lemot capede #mendingan bobo, tarik selimuut

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yo wis.. turu..turu.. Impikan saya di ATM ya wkwkwk

      Hapus
  12. Alhamdulillah disini sudah lancar Mas,

    Lemot, sebuah kata yang lucu jika didengar, tapi kalau dirasa sangat memangkelkan hati dan pikiran hehe, mugo2 pak Roy Suryo membaca surat laporan ini, pokok'e jangan sampai suara sexy itu terjadi lagi "Sabar, sabar dan sabar" :)

    Hidup Pak Suryo !!!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. begh kok malah kayak kampanye Pilkada hahaha

      Hapus
  13. Inet Lemood..Koneksi Lemood..
    Ane ga makan Gan

    Abis kesabaran, akhir2 ini

    BalasHapus
  14. Saya menangkap "sesuatu" dari tulisan ini seperti tidak ada sama sekali pesan kalau Mas sedang kesal, tulisannya begitu lembut dan memberikan kesan kalau Mas itu sangat penyabar. Heheheh... Kata-kata ini yg membuat tersenyum sendiri "Si brengos flamboyan yang nampak selalu di depan saat mencuat skandal buka-bukaan." Wkwkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Asline mangkel loh mas kalau gak bisa internetan di rumah.. yah, untunge saya kerjanya jaga warnet, jadi masih bisa ngenet tiap harinya

      Hapus
  15. dan... sudah adakah tanggapan dari Si brengos flamboyan ataupun koleganya Si jenggot naga itu? :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mongkin sekarang sedang diadakan rapat dengar pendapat di Senayan mbak hahaha

      Hapus
  16. mangkel tapi gaya bahasanya bikin terpingkal..
    saya malah senyum-senyum bacanya,, ya semoga saja Roy Suryo nya membaca pesan ini...

    salam kenal...

    BalasHapus
  17. Semoga bung Roy membacanya kang


    KTBFFH

    BalasHapus
  18. mangkel nya jangan kelamaan uncle...ndak cepet tuo...hehehe

    BalasHapus
  19. Katanya Roy Suryo, "Wes ojo ngedumel ae", hahahaa

    BalasHapus
  20. no komeng...lagi bete juga gegara koneksi. takut tensi kumat !

    BalasHapus
  21. internet lemot bikin esmosi ... :D

    BalasHapus
  22. loh yang koment kok tetangga roy suryo...roy suryonya kemana ya...mungkin sibuk main bola sama timnas ya.... :-)

    BalasHapus
  23. hahaha,,, bahagia itu: bisa ngenet tanpa lemot dgn kecepatan min 500 kb sambil menikmati kopi, kalo uda bgitu yg lajang pun ga bkalan mikirin nikah :D

    BalasHapus
  24. kita sama bikin postingan mangkel ternyata :p

    BalasHapus
  25. Baaaaang...
    Roy Suryo itu kan pernah bikin statement bahwa blog itu cuman sekedar musiman dan akan menghilang seiring berjalan nya waktu...

    Mari kita buktikan bahwa dia itu salah bang!!
    *ini kenapa jadi ikutan napsu...hihihi...*

    BalasHapus
  26. Oalaaah... Sy kira sy yg salah, ternyata masalah kayak gini bukan cuma sy toh yg ngalamin... Huhuhu.... Dah bayar mahal2 kadang tengah bulan dah setengah idup koneksi inetnya...

    Hmmmph... Tp skrg udah lancar jaya yah uncle Lozz...?

    Punya sy sih skrg lancar, tp gak tau besok :-P

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima kasih telah membaca artikel dengan cara seksama dan tidak dalam tempo sesingkat-singkatnya