Usut Pembantai Papa Genk !

Selamatkan gajah sumatera
Ramadhan adalah bulan suci. Bulannya umat muslim untuk belajar menahan diri dari nafsu duniawi. Bulan untuk memupuk rasa kasih sayang pada sesama. Tak hanya sebatas sesama manusia, juga pada makhluk Tuhan lainnya. Namun sayang, di tengah khusuknya kita jalani bulan suci ini, justru terjadi peristiwa yang memiriskan hati. Berita dari Aceh yang mengabarkan tentang dibantainya seekor gajah jantan bernama si Genk alias Papa Genk.

Hingga kini kabar tersebut masih menjadi isu hangat di ranah maya. Bahkan muncul pula gerakan mengumpulkan tanda tangan petisi untuk mengungkap kasus ini. Foto kondisi terakhir Papa Genk pun nampak hilir mudik di jejaring sosial. Sebuah foto yang membuat geram banyak orang, lebih-lebih lagi seorang pencinta alam seperti saya.

Di dalam foto itu nampak jelas Papa Genk dibantai dengan keji. Mati secara mengenaskan dengan kondisi belalai putus dan batok kepala yang raib dibawa pembantainya. Lagi-lagi nafsu duniawi berupa kesenangan mengalahkan fitrah manusia bernama kasih sayang. Gading ! itulah yang ditengarai menjadi alasan Papa Genk dibantai dengan begitu keji.

Dulur blogger, segala sesuatu di dunia ini diciptakan Sang Khalik dengan begitu sempurna. Sekecil apapun pastinya memiliki peranan penting bagi dinamika alam raya ini. Namun kadang semua menjadi tidak berimbang gara-gara perilaku manusia yang sewenang-wenang.

Mungkin kita masih ingat tentang heboh Tomcat beberapa waktu lalu. Cerita tentang "sahabat petani" yang dikabarkan melakukan agresi. Saya pun pernah menuliskannya dalam tulisan "Kalau Tomcat Bisa Ngomong". Yah, andai saja satwa itu bisa ngomong tentu akan balik bertanya siapa yang lebih ganas, manusia apa satwa?.

Satwa hanya akan bereaksi saat merasa tertekan kelangsungan hidupnya. Sepanjang pengalaman saya menjadi pencinta alam, saat menjelajah hutan tak sekalipun  memiliki pengalaman diserang hewan. Tak ada ceritanya tenda kemah saya tiba-tiba diseruduk kawanan babi hutan. Mungkin semua itu bisa terjadi jika saya membuat kemah di jalur lintasan hewan. Begitu halnya dengan gajah-gajah di Sumatera. Gajah dianggap sebagai "hama" bagi kebun mereka. Padahal sejatinya manusialah yang telah menciptakan konfilk dengan merebut area kekuasaan gajah-gajah liar. Lantas yang menjadi pertanyaan sekarang, apa salah Papa Genk hingga mereka membantainya dengan begitu keji?.

Semoga saja kasus Papa Genk ini menjadi perhatian dari siapa saja. Presiden, Menteri Kehutanan atau siapa saja yang terkait untuk mengusut pelakunya hingga tuntas. Tak cukup hanya pembantainya, tapi  penadah gadingnya pula. Hukum seberat-beratnya, agar tak terulang lagi pembantaian satwa-satwa yang dilindungi di Indonesia. Sebab, jika satwa besar semacam Papa Genk saja dibiarkan punah begitu saja, bagaimana halnya dengan satwa-satwa kecil lainnya?.

Semoga pula pemerintah bisa mengambil kebijakan untuk tak latah menyulap hutan dengan dalih alih fungsi. Sebab sekali lagi saya katakan "Indonesia bukan hanya milik embahmu, tapi titipan anak cucumu". Yah, milik anak cucu kita yang berhak pula menikmati segarnya aroma alami hutan Indonesia. Mereka juga berhak menyaksikan satwa langsung dari pelupuk mata, bukan hanya sekedar sketsa saja.

Dulur Blogger, saya undang anda untuk saling bergandeng menandatangani petisi yang ada DISINI. Sebab, mungkin hanya itu yang bisa kita lakukan sebagai bentuk cinta kasih pada satwa-satwa liar kita. Sebagai wujud bela sungkawa kita pada Papa Genk, sekaligus dukungan agar tiada lagi satwa yang dibantai gara-gara sebuah kesenangan.

Note : Mohon maaf, sengaja foto Papa Genk saya samarkan. Dimohon untuk yang tak berkenan melihat foto berdarah-darah untuk tak mengarahkan kursor mouse pada gambar di bawah ini.

lozz
essip


Komentar

  1. kasihan sekali tuh gajah ... manusia memang sadis... Perlu ngisi petisi nih :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau bisa share Kang.. biar pemerintah lebih serius menangani kasus-kasus pembantaian satwa liar Indonesia

      Hapus
  2. uncle..bisa dikatakan semua berasal dari ulah serakah manusia yah...

    kasian, mereka bukan hama..tapi mereka makhluk tuhan yang memiliki hak untuk hidup...semogaa hukum bisa ditegakkan!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup, benar bu guru.. "hama" itu sebanarnya dalih manusia yang mencoba merebut daerah teritorial satwa..

      Hapus
  3. Miris melihat gambar diatas, memang semua yang dibumi ini diciptakan untuk kesejahteraan manusia, tapi tidak dengan cara yang sadis begitu, bukankah hewan juga bisa jadi mitra bagi manusia untuk mencapai kesejahteraan dengan hubungan yang saling menguntngkan...

    ikut sedih Sam Lozz...

    BalasHapus
    Balasan
    1. yo Cak.. intine jangan usik keseimbangan alam. Soale sekecil apapun macam bakteri itu berfungsi bagi dinamika bumi ini. Jika kelak punah biarkan mereka punah karena hukum alam, bukan karena tangan manusia

      Hapus
  4. Ya Rabb, aku juga liat foto ini di FB uncle...kerusakan di muka bumi juga karena ulah manusia, tega sekali mereka memperlakukan gajah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya orang Jember aja sedih mbak, bagaimana halnya sampean? Melihat satwa kebanggaan daerah anda dibantai dengan kejam

      Hapus
  5. Hari ini mungkin cuman seekor gajah yang dibantai.. kalau lah yang seperti ini terus dibiarkan,, tanpa ada tindakan dan kesadaran baik dari masyarakat atau pemerintah..
    Waah,, gimana ntar 10 tahun, 20 atau 5 tahun kedepan??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa jadi kelak satwa hanya bisa dinikmati melalui sketsa saja mas.. atau kita cuma kebagian tulang belulang di museum saja

      Hapus
  6. wah ini hebat... saat blogger pada sibuk ama urusan kontes di sana sini, sibuk nyari perhatian juri dan blogger, eh di sini malah bicarain selamatin gajah. dan harus saya katakan, ini gak kalah penting untuk diulas ama blogger kontestasi2 itu. satwa harus diselamatkan. karena setiap manusia emang mesti menjaga hewan dan alam sekitar, ketimbang pada sibuk ngomongin ngablogburit yg omongannya hanya itu2 saja, gak ada yg beda. dan di sinilah peran blogger diuji. siapa yg idealismenya terjaga, siapa yg hanya ngejar profit blogging sj. salam semangat beribadah ramadhan, kang.

    BalasHapus
  7. sy balik ke sini, kang. kaget juga liat petisi change dot org tersebut. saya dukung, udah kirim email dan pernyataan... saya kaget lihat gajah itu. serem banget. semoga perjuangannya gak berhenti di sini. sy jadi inget ama kebun binatang yg di surabaya, dari pemberitaan di tivi bebrapa hari yg lalu. ini menambah daftar tidak adanya keseriusan pemerintah terhdap penjagaan satwa dan lingkungan. di blog sy juga bberapa kali mengulas, di label "hijau" ttg tambang dan menjaga alam indonesia yg malah semakin rusak dan tidak ada penanganan khusus. dari kasus freeport dan newmont hingga teori perubahan iklim-nya algore. salam semangat ramadhan, kang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah Kang.. Mungkin cuma itu urun kita buat satwa-satwa liar itu kang, selebihnya kita berdoa sekaligus berharap semoga yang terkait benar-benar tegas mengusut kasus Papa Genk ini.

      Met sahur Kang

      Hapus
    2. semoga bulan pelatihan ramadhan membuat kita semua semakin peduli ama sekitar kita. semoga semakin semangat kang

      Hapus
  8. wah ... nggak berani lihat fotonya mas aku :(

    BalasHapus
  9. sungguh kejam banget manusia yang telah membunuh hewan yang lucu kayak gitu......... :(

    BalasHapus
  10. ya allah om....ngeri melihatnya ...nggak tega...
    semoga diberi petunjuk dan kesadaran buat yang telah membantainya...

    BalasHapus
  11. masya allah, ngeri saya membayangkan ada manusia sekejam itu mas.

    BalasHapus
  12. hmm, menunggu diusut? ya kita doa aja. masalahnya....

    BalasHapus
  13. Mugo mugo ndang onok kabar baik sam dari pengusutan tersebut, dan pemerintah isok melek mripate setelah melihat kasus tersebut

    maleh ileng film thailand tentang penyelamatan gajah seng dijual beli kang, tapi aku lali film'e

    BalasHapus
  14. Wah naas sekali tuh gajah nya ya... kasihan sungguh manusia ada yang peduli dan yang sadis. Yang sadis itu sungguh keterlaluan. Bagaimana apabila mereka diperlakukan seperti itu. #sereeeeeeemmm

    BalasHapus
  15. KAsian si Papa Genk. . .
    Saya tahu barita ini dari wallnya Bubu Phie lho, KAnda. .

    Miris sekali. . .

    BalasHapus
  16. Ikut prihatin melihat kenyataan itu. Masih banyak lagi kasus2 serupa yang terjadi di hutan kita.

    BalasHapus
  17. Foto ini banyak di wall FB dan ngga berani liat. Kasian gajahnya .. :(

    BalasHapus
  18. Itu gajah mau diapakaaaan, kasihaan tahuu.

    Semoga diusut sampai tuntas Uncle.

    Salam
    Astin

    BalasHapus
  19. Semoga dukungan di change.org itu benar2 berguna, Uncle. Dan semoga tulisan ini juga bisa di baca oelh pihak yang terkait.

    Ntar kalau gajah sampai ngamuk, jangan salahin gajahnya, tapi kenapa mereka menggunakan lahan tanpa melihat efek sampingnya

    BalasHapus
  20. Semoga aparat taggap.
    Polsus kehutanan bagaimana ?
    Salam hyangat dari Surabaya

    BalasHapus
  21. kasus ini harus terungkap !
    #RipPapaGenk

    salam kenal

    BalasHapus
  22. Mas hebat, ide bagus. Saya ikut mendukung yaaa.

    BalasHapus
  23. RIP papa genk :cry: nggak gajah, nggak orang utan, nggak macan kumbang, semuanya dibantai? where's your heart people? it's our pride!

    BalasHapus
  24. minimal dengan ini kita bisa makin mengerti bahwa tuhan itu maha asil. manusia kayak gitu pun masih diberi kesempatan hidup..

    BalasHapus
  25. Ah, Lozz...pembantaian pada siapapun atau apapun, selalu membuat saya miris :(
    Semua diciptakan Allah dengan sempurna dan ada maksudnya, kok bisa ya, manusia yang hanya menerima anugerah itu justru merusak ciptaan-Nya?
    Ikut bersimpati dengan sang gajah, smoga nyawanya tidak sia-sia dengan banyaknya empati bagi kematiannya...dan yang paling penting, tidak ada lagi pembantaian di masa-masa mendatang...

    BalasHapus
  26. Oalah Papa Genk itu nama Gajah toh..
    Iya Mas, saya lihat fotonya yang berdarah-darah itu kasian banget. Keterlaluan orang-orang yang tak bertanggung jawab itu. Dan lagi-lagi alasan keuntungan. Kalau sudah begini, bagaimana tindakan Perhutani, semoga pelakunya ditindak dengan hukuman yang setimpal, kalau perlu mereka ditaruh di tengah sekumpulan gajah biar dirasain bagaimana rasanya diinjak gajah..

    BalasHapus
  27. Nauzubillah... perbuatannya sungguh biadab. Aku aja yang baca posting ini udah dibuat emosi dengan beritanya.. Bukankah Hewan juga punya hak untuk hidup?

    BalasHapus
  28. Terbaru, seekor monyet dijadikan pelacur.... dan siapa yang menggunakan monyet itu? manusia juga. naudzubillah mindzalik
    Innalillahi, manusia sungguh sekejam2 mahluk :(

    BalasHapus
  29. Sepakat Kang, Bumi ini memang bukan milik "Embahmu". Oknum-oknum perusak lingkungan dan ekosistem mesti mendapat ganjaran yang setimpal.
    Kematian papagenk hanyalah salah satu contoh, yang lainnya mungkin masih banyak yang belum terungkap

    BalasHapus
  30. Menjadi bukti yang kesejuta kalinya tentang sebuah perilaku binatang yang ditunjukan manusia.

    BalasHapus
  31. Sungguh biadab para pembantai itu...Mereka tidak punya perikemanusiaan dan perikebinatangan..sudah saatnya kasus spt ini diungkap ke publik dan para pelakunya dijatuhi hukuman...

    BalasHapus
  32. turut berduka atas matinya papa genk, hal ini semestinya bisa dicegah apabila pihak pemerintah mau mengoptimalkan penanganan keamanan buat satwa2 yang dilindungi...salam :-)

    BalasHapus
  33. Parah, kelakuan manusia yang biadab ... Semoga mendapatkan balasan yang setimpal

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima kasih telah membaca artikel dengan cara seksama dan tidak dalam tempo sesingkat-singkatnya