Tulis Saja Meski Tak Nyastra

Banyak diantara pengguna warnet menyangka jika saya fasih berbicara bahasa Inggris. Maklum di warnet mereka acapkali melihat percakapan antara saya dan majikan. Ya, kewarganegaraan bos Montaser adalah Mesir. Arab menjadi bahasa resmi ketika berbicara dengan sang istri. Inggris menjadi bahasa kedua. Sisanya dia gunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan orang-orang di sekelilingnya. Tentunya dengan kualitas berbahasa Indonesia yang tak jauh beda dengan grammar Inggrisnya. Yah, sama-sama ngawurnya.

Inggris pasaran, itulah kualitas percakapan antara saya dan majikan. Tak begitu peduli soal grammar, yang terpenting kami sama-sama tahu maksud dari percakapan. Membuat istilah atau sebutan seenak udelnya. Misalnya "little bomb" untuk menyebut mercon. Atau "breakfast after Maghrib", yang maksudnya adalah "berbuka puasa". Kadang kami pun melakukan semacam mix pada kedua bahasa. Misalnya dalam percakapan seringkali kami menyebut "one ribu" untuk menyebut kata seribu.

Itulah  kondisi percakapan sebenarnya antara saya dan majikan. Terdengar fasih lidah Inggrisnya. Padahal sebenarnya memiliki kosakata dan grammar yang sama ngawurnya. Percakapan yang kadang turut pula mengundang keyboard Arabic dan Google translate hadir di tengah kami. Sebagai solusi manakala percakapan kami menjadi buntu karena ketidakpahaman.

Hingga hari ini saya masih saja mengajak teman-teman untuk turut berkarya di naungan blogger. Menulis untuk berbagi seperti  yang saya lakoni hingga detik ini. Ada yang tertulari, tapi banyak pula yang enggan dengan bermacam alasan. "Saya tak paham sastra", atau "Saya tak mampu merangkai kata", itulah beberapa alasan yang membuat beberapa teman masih enggan untuk menulis. Padahal sejatinya menulis itu bisa dilakukan siapa saja. Yah, tak sesulit yang dulu saya bayangkan ketika belum menjadi seorang blogger.

Menulis itu menurut saya tak harus mengejar kualitas sastra. Tak harus pula dipenuhi aneka istilah layaknya kaum intelek semata. Menulis itu hanya soal bagaimana cara kita menuangkan imajinasi dan pikiran dalam sebuah bentuk tulisan. Meski sederhana tapi mudah dipahami yang membaca, itu saja. Yah, layaknya percakapan antara saya dan majikan. Enggak peduli grammar dan segala tetek bengeknya, yang terpenting adalah sama-sama paham maksudnya.

Tidak, bukan berarti saya tak menyukai tulisan bernilai sastra tinggi. Tapi, jangan sampai sastra justru akan menjadi beban para calon dan blogger pemula. Jangan paksa tulisan kita dipermak nyastra layaknya para penulis ternama. Alih-alih pingin membuat tulisan sastra, tapi justru sebaliknya tulisan kita nampak aneh dan membuat pembaca mengernyitkan dahi karena sulit memahami tulisan kita.

Para netter yuk ramai-ramai kita menulis. Menulis dan terus saja menulis. Merangkai kata sesederhana tanpa harus terbebani soal sastra. Sambil terus belajar mengasah teknik-teknis dasar menulis. Tentang cara menempatkan huruf kapital yang benar. Memahami kosakata EYD. Juga tentang cara memainkan tanda baca titik koma. Insya Allah lama-lama  akan ketemu juga pakem sastra versi Anda.

Dulur blogger, bagaimana dengan Anda? Apakah Anda memahami tulisan-tulisan saya? Atau justru sebaliknya tak paham sama sekali gara-gara saya menulis sok nyastra hahaha.


Komentar

  1. Aminn....Nyastra juga Oye lho sam. eh bekne iso dodolan sembako karo gombali sitik. laris bakulane

    BalasHapus
  2. setuju ....tilisan anda memacu saya untuk menulis apa saja ...pokoknya menulis

    BalasHapus
  3. Paham, Lozz...saya paham sangat tulisan sampeyan...buagus pol pokoke!

    Tiap orang pasti punya gaya tersendiri dalam membuat sebuah tulisan, tak perlu jadi orang lain biar kelihatan keren. Sepanjang tulisannya dibuat sendiri dan bukan plagiat, saya hargai itu :)

    BalasHapus
  4. yang penting nulis aja, buat nglemesin jari, uncle. kalo udah lama ga nulis beneran kaku deh. :D

    BalasHapus
  5. Hadduuuuhhh
    Saya sih Mas, tulisan kdg kurang begitu dimengerti saja ttp nulis.
    Yg penting nulis dan nulis siapa tahu itu bisa memperbaiki kualitas tulisan saya yg kata suami saya suka nyleneh dan aneh jg keluar dr EYD. Saya bingung kenapa demikian pdhl dulu jg belajar bahasa indonesia.

    BalasHapus
  6. Kalau nulis terus kapan makannya uncle?
    Untung saja tidak ada ketentuan kalau bloger harus menulis dengan bahasa sastra dan intelek, bisa garing aku.

    BalasHapus
  7. Simplenya, praktek yang membuat kita menjadi lebih baik dalam hal apapun. So kalau ga mau mencoba, jelas ga pernah bisa :)

    BalasHapus
  8. nulis memang tidak harus nyastra, tapi setidaknya dia tau apa yang ditulisnya meskipun hanya sebuah gurauan saja.

    BalasHapus
  9. Saya paham sekali kang tulisannya. Kalau saya yang terpenting bagaimana pembaca memahami tulisan saya. Meskipun banyak tulisan saya yang banyak ngawurnya juga hehehe

    BalasHapus
  10. saya paham tulisan uncle lozz...hehe

    saya malah lebih seneng baca tulisan tulisan yang ringan. Kalo terlalu nyastra malah mbingungi to mas. kayak kasus vicky prasetyo kemarin, bahasanya terlalu intelek malah orang jadi bingung dengan maksudnya kan.

    o, iya terimakasih sekali lagi untuk postingan yang kemarin ya...:)

    BalasHapus
  11. Ya, ya, ya,,,,,,, menulis selalu. Dan jangan takut salah, jangan takut untuk di kritik, jangan takut, dan jangan takut,,,,,,,,,, sampai suatu hari nanti tulisan kita akan menghantarkan kita kepada hsil yang sebenarnya. Yang terpenting jadilah diri sendiri,,,,,,,,,,, sehingga hasil karya akan mengilhamkan sebuah ide gagasan inovasi orang untuk melakukan sesuatu.

    Salam wsiata

    BalasHapus
  12. menulis? kalem wae sam.. apa kata hati yang diikuti oleh jari jemari yang menari ^_^

    BalasHapus
  13. I like banget statement Om Lozz, keren plus cetar membahana. Bikin Greeeeng semangat dan hatiku :)

    BalasHapus
  14. Yang sudah merasakan indahnya ngeblog, Insya Allah akan terus menulis. Semoga teman-teman lain juga ikut tertarik ya, Mas..Sekalipun bahasa sastranya sekerat ular dan sekerat belut hehehe..Seperti Inggris gado2mu dengan si Bos hehehe..

    BalasHapus
  15. Setuju ...
    kalau berbahasa itu harus jujur ... ndak usah menjadi orang lain ...
    sok nginggris ...
    sok nyastra ...
    sok arab

    Karena kita adalah kita ...

    Salam saya Sip ...

    BalasHapus
  16. setuju sangat sama pakdhe Lozz.... kalau gini aku jadi makin semangat nulis nih :)

    BalasHapus
  17. Baiklah uncle, saya kembali menulis deh :)
    Uncle jago bahasa Inggris, saya percaya kok. Tapi Inggris Jawa ya :)

    BalasHapus
  18. Saya selalu suka baca tulisan Uncle Lozz, mengalir, mudah dipahami, namun justru dari kesederhanaan itu tersimpan pesan dan makna yang luar biasa dalam. Asseeekk.. ^^

    Keep blogging Uncle, sampai capek, sampai mati kalo perlu, ato kata Blogger Asop, sampai internet hilang dari muka bumi :)

    BalasHapus
  19. Menulis untuk berbagi.. bukan untuk sekedar gengsi.. ^_^
    hehehe.. essip deeh!!

    BalasHapus
  20. menurut gw blog itu refleksi diri dari ownernya, ngapain pake bahasa tingkat tinggi tapi kita sendiri ga nyaman dengan bahasa itu
    your blog is your own world

    BalasHapus
  21. Menurutku tulisan Mas Lozz bagus kok. Memang gak nyastra-nyastra banget tapi susunan katanya bagus.
    Mau dong saya di ajari nulis bagus :)

    BalasHapus
  22. istilahnya apa adanya dulu yang penting nulis,masalah grammar,eyd, dan lain2 dipelajari sambil berjalan...pasti dapet ilmunya,kalo dah dapet ilmunya pasti bilang gini Owalahhhhhh......
    #pengalaman

    BalasHapus
  23. saya tidak terlalu suka menulis uncle, lebih suka mengetik hehehe apa kabar uncle?

    BalasHapus
  24. Quote: Sambil terus belajar mengasah teknik-teknis dasar menulis. Tentang cara menempatkan huruf kapital yang benar. Memahami kosakata EYD. Juga tentang cara memainkan tanda baca titik koma. Insya Allah lama-lama akan ketemu juga pakem sastra versi anda. <<<< INI MANTAP!
    (koreksi sedikit ya, "Anda" harus pakai huruf besar)

    setuju sekali, dan yang terpenting menulis yang bisa dimengerti diri sendiri, kemudian dimengerti orang lain :D

    imelda

    BalasHapus
    Balasan
    1. Essip! Langsung mendapat apresiasi dari ahlinya, hehe..

      Hapus
  25. Iki sing sedang saya kembangkan di blog saya satunya yang khusus berbahasa jawa. Ternyata nulis jawa itu susah apalagi pemilihan kosa katanya karena bahasa yang saya gunakan jauh dari susunan baku bahasa yang baik. Tapi saya tetap melanjutkan dan mencari sampai menemukan ritme yang pas dan enak dibaca. nggak apa-apa meski harus jauh saya tempuh. Nggak apa-apa meski nggak ada yang datang dan berkomentar, tapi aku puas bisa nulis bahasa keseharian.

    tulisane sampean tambah hari tambah siip kok Kang.

    BalasHapus
  26. Kalo saya sih faham Om, faham sekali malah..
    Malah menurut saya tulisan sampean itu tidak ada sastra-sastranya sama sekali.. :)

    BalasHapus
  27. mau nyastra atw tdk yg penting karya sendiri....! *smile

    BalasHapus
  28. semoga tetep ganbatte dalam memwriting :D

    BalasHapus
  29. Yang kulihat pada tulisan ini, setelah tanda tanya sudah gak ada titik. Sudah bagus.
    #eh

    BalasHapus
  30. Ga bisa nyastra adalah alasan klise orang yang enggan menulis..

    saya juga awalnya begitu, tapi semakin di latih alhamdulillh bisa nulis juga meskipun masih sederhana..

    Kunjungan perdana, =_= lagi jalan-jalan

    BalasHapus
  31. yoyoi.... sing penting no sara n no pornographi... :)

    BalasHapus
  32. Sy juga jarang nulis sastra, Kang.
    Kalo nulis ala sastro sering. :)

    BalasHapus
  33. Gaya bahasa tulisan setiap kita berbeda dan itu yang ngangeni dan menjadi penciri dari setiap blogger. Salam

    BalasHapus
  34. Pake bahasa sastra malah bikin tulisan kita tidak universal. Hanya kalangan tertentu saja yang bisa menangkap maksudnya secara lugas. Lebih enak baca yang tulisanya ringan mengalir. Bacanya pun seperti tanpa beban

    Tapi ini opini pribadi sih
    Karena aku memang sulit untuk memahami bahasa yang artistik...

    BalasHapus
  35. iyaa...
    menulis saja teruuus..
    dengan menulis dan membaca,, kualitas tulisan akan semakin membaik
    mari menuliss :D

    BalasHapus
  36. Bentar :D
    nuliskan gak cuma sekedar ngetik.. :D
    butuh passion agar ada ruh dalam suatu tulisan :D
    paling asik adalah nanggepin komentar orang lain :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima kasih telah membaca artikel dengan cara seksama dan tidak dalam tempo sesingkat-singkatnya