Sekadar Tulisan Remah
Berawal dari postingan FB penjaga warung sebelah. Ibu tiga orang bocah. Pendamping setia dari lelaki pengukir jati nan gagah. Bloger jadul yang kukenal sejak era Marpuah. Tentang pertanyaan apa aku sudah pensiun menuliskah?
Hai, apa kabarmu mbakyu dan orang-orang di rumah? Semoga Gusti Allah selalu menaungi kalian anugerah. Apa kabar pula rumah mayamu yang bertuah? Alhamdulilah, kilau banner adsensenya terlihat masih cerah. Semoga saja penghasilan duit bothekan semakin melimpah. Ojo lali mbakyu, sisihkan barang dua setengah. Biar rejekimu semakin berkah.Suasana blogsphere sekarang telah banyak berubah. Tak lagi indah seperti jaman giveaway masih meriah. Blogwalking cuma dipandang dengan mata sebelah. Tiada gairah dan nyaris kehilangan nuansa ramah tamah. Dunia blog seakan ada kasta dan silsilah. Pemula cuma dianggap remah. Yang sekadar menulis dan tak berpenghasilan dianggap bloger kelas minyak jelantah. Label amatir dan profesional dimunculkan untuk memilah. Seenak hatinya membuat sekat pemisah. Menafikan jika bloger itu berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah.
Kegemaran ngeblog dibuat menjadi tak mudah. Bukan cuma memikirkan seberapa bermutu tulisan yang akan diunggah. Branding diri pun harus dipoles biar terkesan wah. Kualitas DA & PA terus dikejar hingga sekelas mastah. Esensi menulis seakan kehilangan muruah. Blog sebatas menjadi mesin rupiah. Berkarya bak sapi perah, sebab idealisme menulis telah terjajah. Dikangkangi para agen iklan yang kemauannya bak tuan tanah.
Tapi sudahlah, bukan hal yang salah menjadikan blog sebagai ladang mencari nafkah. Yang penting tak membuat empunya menjadi pongah. Setinggi apapun hasil yang ia gapai, kakinya tetap menapak tanah. Juga masih sadar diri akan sebuah khitah. Jika menulis itu untuk berbagi dan tak jua memburu profit nan basah.
Ngapunten mbakyu, jika aku merasa jengah. Itulah kenapa kuputuskan untuk berhijrah. Menepikan diri ke negeri antah berantah. Tak disebut bloger pun bagiku tak masalah. Toh, apalah arti dari sebuah istilah. Yang penting semangat itu masih ada dan tak pernah punah. Menulis merdeka hingga jari-jari kita melemah.
Di dunia maya ini aku, kamu dan kita semua adalah khalifah. Sepi atau meriah. Buruk atau indah. Bermanfaat atau nirfaedah. Semua tergantung jari-jemari kita berpolah. Tak harus pula menjadikan blog sebagai satu-satunya wadah. Tempat kita menuangkan ekspresi lewat tulisan yang bergizi dan memiliki nilai tambah. Ada baiknya pula mencoba platform lain untuk kita rambah. Jangan sampai kita kalah dengan para buzzer dan kreator konten bedebah. Iya, cobalah menulis hingga ke segala penjuru arah. Menyentuh semua lapisan pengguna ponsel mewah. Lewat meme, quote bergambar, note FB, slide video, atau story WA dan IG tempat kita berkeluh kesah.
Santai saja mbakyu, aku masih menulis kok seperti yang sudah-sudah. Meski sekadar tulisan remah. Semoga niatan menulis itu selalu kubingkai sedekah. Yah, setidaknya di setiap coretanku ada wawasan dan kosakata baru yang bisa orang lain kunyah.
Wis ah, aku mau berkebun dulu di pekarangan sebelah. Keladi dan mianaku sudah mulai gerah.
Skill menulismu masih mewah dan terasah.
BalasHapusMenulis gini ga mudah, lho
Kan gurune sampean mbakyu
HapusSenang sekali bisa mampir ke mari dan menemukan tatanan bahaya dan gaya bertutur yang sungguh mewah. Menyolek saya yang masih bocah nan terjebak pada terjangan badai DA/PA, pageview, lalu kadang kehilangan gairah. Membawa saya kembali tentang makna menulis nan sesungguhnya sedekah dari hati. Haru sekali bisa mampir ke mari.
BalasHapusJangan menangis loh Ka Acha
HapusAku mau keladinya aja, lebih mewah 😁
BalasHapusTukar tambah ama Marpuah Parongpong?
Hapushaloooo...apa kabar Mastah Lozz..lama nggak kehilatan di dumay, ternyata lagi menyepi yaa.. salam ramah dari teman lama yaa...
BalasHapusHahaha.. manusia suka mbantah yo mbak Mechta
HapusYuhuuyy akhirnya nulis lagi ni. Ditunggu curhat2 selanjutnya, uncle. hehe
BalasHapusPiye klu aku curhat tentangmu :)
HapusSaya merasa mewah bisa membaca tulisan ini. Tulisan yang berfaedah dan pasti dibuat dengan tak mudah (jika saya yang menulis :D).
BalasHapusBtw, lama sekali tak dengar nama uncle Lozz yang istimewah *maksa :D
Salam kenal kembali, Mastah :)
Nah ini lagi Saya maslozz loh mbak Diah.. bukan mastah hahaha
HapusLama tak mendengar kabarmu
BalasHapusSelalu ada doa agar bahagia tiap langkahmu
Mungkin aku juga butuh hijrah sepertimu?
Karena semakin ke sini bikin kepalaku buntu
Belum lagi banyak yang semakin belagu
Mungkin karena uang membuatnya begitu
Sampai lupa untuk sedikit menjaga malu
Sehat selalu buatmu
Aamiin.. matur nuwun doanya mbakyu
HapusDoa yang sama buatmu.
MasyaAllah, Mas Loz indah nian kalimat-kalimat yang dilontarkan dengan akhiran ah yang luar biasa ini. Sehat selalu ya Mas.
BalasHapusHai Nyi.. Sehat selalu juga buatmu
Hapusseperti membaca tulisan blog saat awal-awal, hidup dan indah :D senang bisa membaca kembali dan terima kasih tulisannya telah hadir di Hari Blogger Nasional ini
BalasHapusTerima kasihjuga sudah mampir di rumah sederhana saya mbak Umi
HapusBaca tulisannya, dengan kata2 yg saling berima, ga bisa berhenti sampai selesai ❤️. Apiiiik mas tulisannya... Ga gampang bikin tulisan dari atas sampai bawah saling berima gini.
BalasHapusAku kangen baca tulisan blog seperti dulu, dengan temen2 BW yang saling komen tanpa beban 😄. Aku masih setia dengan blog, masih setia BW, tapi sayangnya banyak temen BW zaman dulu yang udah ga aktif lagi ... Pindah platform, atau beneran menghilang.
Semoga aku masih bisa baca tulisan2 mas yang lainnya 😊
Yang ngilang itu kebanyakan lupa password akun blognya mbak hahaha
HapusSetuju sama mbak Fanny, kok bisa sih, nulis bermelodi hingga sepanjang ini. Ah aku jadi iri, ternyata aku perlu banyak berlatih lagi, untuk membuat tulisan yang tak hanya penuh arti, tapi juga bikin pembaca ogah pergi.
BalasHapusMatur nuwun sudah singgah Mas Prim
Hapusyess sama seperti yang mbak Fanny bilang, kata-katanya berirama, aku bacanya jadi kayak nyanyi
BalasHapusdulu waktu bikin post pertama, tulisanku recehh banget, nggak sampe 500 kata mungkin
awal bikin blog tujuannyakayak nulis diary biasa aja, buat sharing ke temen karena udah lulus kuliah
Salam kenal uncle lozz.... baru baca tulisannya lagi dari stucknya ...
BalasHapusTetep sehat ya biar bisa berkarya dalam kata..
Apalagi yang memberi manfaat buat orang banyak bisa jd ladang pahala..