ESSIP

P agi itu satpam dunia maya terlihat tergesa-gesa berangkat menuju tempat kerja. Selain bangun kesiangan gara-gara alarm ponsel yang lupa diaktifkan. Antrian saat membeli permen dan menukar uang recehan di sebuah toko makin  membuat si satpam terlambat menuju kantornya pagi itu. Sampai di kantor si satpam bergegas melakukan tugas pertamanya. Membersihkan debu-debu yang mulai membandel di sana-sini. Mengambil sapu lalu menyapu lantai yang penuh kotoran dari user yang tak tertib membuang puntung rokok ke tempat yang semestinya. Selang beberapa menit  terdengar bunyi klakson dari arah luar. Sepertinya  klakson tersebut sengaja dibunyikan agar si satpam segara  keluar. Satpam pun bergegas menuju mobil tersebut untuk melihat siapa gerangan orang yang ada di dalamnya. Ternyata suara klakson tersebut berasal dari nyonya juragan yang hendak keluar dengan mobil mewahnya. Dengan muka kusut dan suara meninggi sang nyonya mempertanyakan tentang keterlambatan si satpam har...

Serasa hari ini aku menjadi orang yang begitu kaya di dunia. Betapa tidak, banyak doa manis dipanjatkan, banyak harapan optimis disematkan untukku.  Ya, hari ini, tepat 25 Juli beberapa puluh tahun silam, untuk pertama kalinya aku sapa dunia ini lewat sebuah tangisan.  Sebuah kehidupan yang tak pernah henti memberikan aku berbagai nikmat. Namun entah berapa kali pula segala nikmat yang kudapat, kubalas pula dengan bermacam maksiat. Aku pun tak tahu apakah fitrah kehidupanku masih berwarna putih seperti saat dulu aku dilahirkan. Atau mungkin sudah berwarna kelabu. Atau mungkin pula sudah berubah warna menjadi hitam yang begitu pekat. Yang aku tahu saat ini Gusti Sang Maha Pemberi Kehidupan masih memberi aku kesempatan menatap indahnya dunia. Dan entah sampai kapan pula udara yang ada di dalamnya masih bisa kuhirup secara cuma-cuma. Semalam aku mencoba melakukan semacam muhassabah lewat caraku sendiri. Menjauhi hingar bingar JFC yang penuh sorak sorai tepuk tangan. Berdiam ...

Sore tadi lewat FB iseng-iseng saya membuat sebuah status yang berbunyi " mohon sedekah LIKE untuk status ini.. seikhlasnya" .  Tanpa babibu beberapa orang facebooker pun memberikan tanda LIKE dan berkomentar di status FB tersebut, layaknya memberikan sebuah voting bagi seorang kontestan KDI hehe. Saya teringat saat dulu di dunia maya sedang maraknya gerakan aksi dukung mendukung. Berbagai macam gerakan bernuansa politis dan kemanusiaan muncul kala itu, seakan berlomba mencari sebuah simpati dan dukungan dari siapa saja. Saya sendiri pun tidak tahu apakah gerakan di dunia maya tersebut benar-benar bisa memberikan sebuah kontribusi nyata bagi yang mereka dukung. Atau malah sebaliknya gerakan tersebut hanyalah sebuah basa-basi, seperti halnya status FB yang saya buat tadi sore. Posting kali ini sedikit akan membahas tentang sebuah gerakan dukung mendukung di dunia maya. Namun bukanlah sebuah gerakan dukungan lewat FB atau Twitter, tapi ini hanya sebatas dukungan saya kepad...

Jenuh dalam bekerja sepertinya bukan hanya memberi sebuah dampak rasa penat dan malas untuk beraktifitas, tapi juga bisa membuat fokus konsentrasi menjadi buyar. Ceritanya semalam pas saya nyanggong ke Acacicu, di situ saya pun berkomentar tentang posting yang membahas Harimau Jawa . Mungkin karena saking semangatnya  tanpa disadari banyak kesalahan ketikan yang saya buat di komentar tersebut. Nah berhubung saya malu, akhirnya saya komen kembali untuk sedikit mengklarifikasi komentar tersebut. Eh dilalah ternyata untuk kedua kalinya saya mengulang kesalahan. Di situ saya berkomentar jika kesalahan ketik tersebut adalah efek dari kekesalan seorang jomblo dengan malam minggu. Malam yang untuk saat ini menjadi momok bagi saya. Malam yang saya kira adalah kemarin terjadi, padahal baru akan datang lusa nanti. hehe. Mungkin saja Malmingphobia sekarang telah menjangkiti saya untuk menjadi apatis dengan hitungan kalender yang saya jalani. Tapi ya sudahlah, disyukuri aja deh yang pentin...

D alam beberapa hari belakangan ini, mungkin indera lihat anda melihat sebuah pemandangan yang tak biasa ketika memasuki rumah maya ini. Sederet banner sekarang nampak menempel di pojok bawah dari blog ini. Sebuah ornamen kelap-kelip yang mungkin saja mengundang pertanyaan dari dulur blogger lain. Apakah satpam dunia maya sekarang sudah berubah haluan menjadi seorang blogger yang mengkomersilkan tulisannya?. Jujur saya masih butuh dengan nikmat duniawi bernama duit  Namun saya bukanlah seorang mata duitan, yang ingin membenturkan segala sesuatunya dengan uang. Menurut saya pribadi, apa yang saya lakukan sekarang hanyalah memberdayakan blog ini untuk sedikit mencari peruntungan lewat dunia maya. Atau lebih tepatnya saat ini saya sedang melakukan sebuah ekseperimen, tanpa merubah pakem sebagai seorang blogger personal. Mencoba untuk mencari sedikit celah ruang memulung saya di dunia maya, tanpa mengesampingkan jika saya adalah seorang blogger yang menulis dengan merdeka. Terus ...

M enjadi seorang satpam dunia maya di sebuah warnet pinggiran tentunya harus bisa bersosialisi baik dengan para user, sebab menurut saya sebuah warnet tak ubahnya seperti pasar rakyat. Di mana di situ kita akan menjumpai berbagai macam karakter dengan berbagai macam niat dan kebutuhan yang mereka cari  saat memasuki warnet. Telaten mengajari jika ada user yang masih belum paham tentang sesuatu di internet. Sabar menerima jika ada user yang bertingkah polah macam-macam. Namun kadangkala sebuah ketegasan juga diperlukan tatkala polah mereka dirasa sudah melebihi batas kesabaran saya. Yah, itulah sedikit gambaran tentang rutinitas yang saban hari saya lakukan. Sebuah rutinitas  yang memakan seperempat jatah santai saya dalam sehari. Sebuah pekerjaan yang mengakhiri masa paceklik saya sebagai seorang pengangguran, tapi di satu sisi juga merampas sebuah kebebasan saya untuk berpetualang. Terbiasa mengamati gerak-gerik orang saat bermain internet, akhirnya membuat diri saya se...

S aat mengunjungi rumah Pendar Bintang beberapa hari yang lalu, saya disuguhi sebuah artikel yang menceritakan kepenatan mbak Hanie akan rutinitasnya sehari-hari. Dengan pede saya memberikan sebuah komen, yang bertujuan agar si empunya rumah mempunyai gairah dan semangat kembali menjalani rutinitas hariannya. Eh dilalah , beberapa hari berikutnya justru saya malah ketularan dengan sebuah virus bernama jenuh tersebut. Yah, itulah yang terjadi pada diri saya belakangan hari ini. Sebuah perasaan tak jelas yang membuat saya malas untuk beraktifitas.  Bukan hanya ngeblog, tapi malas pula kerja, keluar rumah, mandi, ketemu orang-orang ruwet dan segala macam tetek bengek pekerjaan lainnya. Saya pun mencoba sedikit berimprovisasi untuk melawan perasaan tidak jelas tersebut. Menjauhi segala hal yang memancing emosi saat beraktifitas di dunia maya mau pun dunia nyata. Mencoba melepas kepenatan dengan bermain game online bernama Travian. Hasilnya?  Bukanlah hiburan yang didapatk...

Kebetulan satpam dunia maya hari ini piket di siang hari. Seperti biasa selain bertugas mengawasi para user agar enggak berpolah aneh-aneh saat ngenet. Saya pun sibuk mengintip aktifitas blogger di gardu intai rahasia saya. Ada yang menarik, karena hari ini banyak sekali posting yang memuat judul hampir sama. Sebuah kata kunci Wisata Kuliner nampak dominan menghiasi gardu intai saya hari ini. Akhirnya saya pun sadar jika hari ini adalah hari Rabu, hari waktunya kuis Aduk kembali digelar. Dan kebetulan Wisata Kuliner lah yang kali ini menjadi kata kuncinya. Yo wis, meski saya enggak pernah mempunyai pengalaman tentang wisata kuliner, tapi sekarang saya mencoba mekso berpartisipasi dalam pegelaran Askat hari ini. Jujur saya sungkan sama Pakdhe, karena tak pernah sekali pun berpartisipasi di acara ini. Saya pun takut jika nanti pangkat saya turun tiga strip, jika saja sekali ini mokong engga ikutan lagi. (ssttt.. ojo rame-rame dulur, jangan dibilangin Pakdhe loh kalau saya ngrasani...

Ketemu lagi dengan malam minggu. Malam yang oleh sebagian orang dianggap sebagai malam panjang. Malam yang pas bagi para karyawan untuk sejenak me-recharge tenaga sekaligus me-refresh jalan pikiran yang penat oleh aktifitas sepekan. Bagi yang sudah berkeluarga mungkin saja sekarang sedang asyik bercanda bareng anak istri tercinta. Mungkin pula sang ayah bersemangat mengajak anak istri jalan jalan keluar rumah. Maklum sekarang tanggal muda. Waktunya untuk sedikit melonggarkan  kantong celana. Sekedar menikmati sedikit hasil jerih payah selama sebulan bekerja. Sekalian pula melunasi hutang kepada si kecil. Yah, sebuah hutang yang mungkin saja di tanggal tua kemarin hanya bisa dibayar dengan kata-kata. Ada pula yang sejak sore tadi cengar cengir sendiri. Pasang aksi di depan cermin bak model iklan. Parfum udah di sebar ke sekujur badan. Rambut sudah disisir rapi dan nampak basah oleh minyak orang aring yang baru saja di beli. Motor pun tak ketinggalan, sudah di sulap nampak mengki...